(Mobile Legends) Profil Marsha “Ozawa”, Dulu Jaga Counter, Sekarang Jadi Team Founder!

Steven Kurniawan alias “Marsha” merupakan salah satu sosok besar yang punya kisah inspiratif semasa berkarier di esports. Yuk simak profilnya!


Saat ini, nama Steven “Marsha” Kurniawan jadi salah satu yang paling besar di kancah esports Mobile Legends. Sebagai mantan pro player, diasudah dikenal dan namanya kian berkibar setelah membentuk Geng Kapak bersama Oura, Eri, Rafli, dan Ceyi. 

Di samping itu semua, perjalanan Marsha menjadi sosok penting di skena esports Indonesia tidaklah mudah. Kariernya dimulai benar-benar dari nol hingga bisa sampai di titik saat ini.

KINCIR berkempatan mewawancarai Marsha secara eksklusif. Ternyata banyak cerita yang belum diungkap selama ini. Seperti awal mula dirinya memulai langkah di scene pro, sampai jatuh-bangun menjadi seorang pro player.

Marsha juga membagikan kunci sukses, lho! Mau tahu? Simak artikelnya berikut ini.

Hobi Main Game dari Kecil

Steven "Marsha" Kurniawan semasa kecil.
Steven “Marsha” Kurniawan semasa kecil. Via Istimewa.

Seorang Marsha ternyata tidak bisa dilepaskan dari yang namanya game. Dirinya sudah gemar main banyak game sejak remaja dulu. Katanya, dia itu anak warnet. Sering ngabisin waktu di sana dan main game seperti Point Blank dan Dota 2.

Kesukaannya pada permainan virtual terus membesar hingga akhirnya transisi dari PC ke mobile. Di momen itulah dirinya memainkan Mobile Legends dan “jatuh cinta”. Marsha mengaku kalau sejak awal sudah ingin mendalami game besutan Moonton tersebut. Bisa dibilang Marsha merupakan pemain jadul sejak 2016 silam.

Semenjak mengenal Mobile Legends, dirinya jadi rajin push rank bersama rekan mabarnya. Dari kegiatan mabar ini lama-lama Hasrat untuk ke jenjang yang lebih tinggi mulai muncul. Dari sinilah Marsha mulai meniatkan diri untuk masuk ke esports menjadi seorang pro player.

Coba kalian lihat, dulunya Marsha juga sama seperti kita, pemain publik yang hobi main ranked. Namun karena konsistensi serta perkembangan yang dialami olehnya membawa Marsha ke level yang lebih tinggi lagi.

Penjaga Counter Toko Elektronik yang Akhirnya Sukses di Scene Pro

Marsha sebelum jadi Pro Player.
Marsha sebelum jadi Pro Player. Via Istimewa.

Usut punya usut, sebelum berkarier di scene pro Mobile Legends, dirinya merupakan seorang penjaga counter elektronik milik keluarganya. Di sela-sela waktu menunggu pelanggan dirinya rajin push rank, lho!

“Dulu saya jaga counter Hp, elektronik, gitu. Enggak bisa saya sebut, lah, nama tokonya, tapi kalau lagi sengang saya sering push rank,” ujar Marsha

Niatnya semakin besar untuk mengejar jejeran atas leaderboard dan akhirnya mulai menjajakkan kaki ke ranah profesional. Namun, dirinya mengaku ketika sudah “dipinang” oleh RRQ masih bekerja di toko counter. Loyalitas tanpa batas!

Masa-masa jaya bersama tim RRQ.
Masa-masa jaya bersama tim RRQ. Via Istimewa.

Ternyata langkahnya menuju scene pro adalah sebuah keputusan yang tepat. Marsha mengaku dulu waktu masih di masa jaya tidak pernah kalah sama sekali. Sebelum bermain di MPL Season 1 dulu, bisa dibilang Marsha ini “preman” turnamen.

“Dulu tuh pernah menang terus enggak pernah kalah, 13 kali win streak di setiap turnamen,” jelas Marsha dengan bangga.

Kendati demikian, dirinya menuturkan kalau akhirnya pernah mengalami star syndrome ketika berada di RRQ. Untuk para pro player sepertinya godaan yang satu ini cukup sulit untuk diabaikan. Pasalnya, siapa yang tidak bangga dengan pencapaian berada di sebuah tim besar dan disaksikan oleh ribuan pasang mata.

Kunci Sukses dari Marsha “Mental Harus Kuat!

Via Istimewa

Memulai karier di ranah esports memang tidak mudah jelasnya. Tapi ada satu hal yang wajib dipersiapkan oleh para pemain sebelum melangkah ke scene pro, yaitu mental. Marsha adalah salah satu contoh orang yang punya mental kuat sehingga kariernya terbilang mulus.

“Untuk bisa masuk ke esports itu memang harus butuh mental kuat, sih. Saya dulu, kan, saya juga pernah star syndrome dulu. Makanya waktu di RRQ kalah. Kalau sudah punya mental yang kuat, bisa sukses di esports itu enggak sulit.”

Berkaca pada pengalaman seorang Marsha, memang tidak bisa dimungkiri kalau pemain tanker satu ini mendapatkan banyak spot light. Dulu hampir tidak ada yang bisa menandingi kekuatan Marsha dan kawan-kawan. Dominasi demi dominasi berhasil dilakukan di dalam turnamen.

Selama Berkarier, Hanya Tim Besar yang Berani Rekrut Marsha!

Via Istimewa

Pemain sekaliber Marsha memang patut diacungi jempol. Dirinya memulai karier di esports memang dari nol, namun setelah tampil gemilang dirinya ditaksir oleh tim-tim besar.

Buat yang mengikuti perjalanannya, Marhsa ini pertama kali masuk tim besar langsung ke RRQ. Setelah meraih gelar juara tiga di MPL Season 1, dirinya dipinang oleh tim rival yaitu EVOS Esports. Namanya kian harum ketika berada di tim macan putih ini.

Marsha bersama tim Louvre di Piala Presiden Esports 2019.
Marsha bersama tim Louvre di Piala Presiden Esports 2019. Via Istimewa.

Akhirnya tim Louvre jadi pilihan Marsha berikutnya. Dirinya tampil gahar bersama dengan skuad yang diisi oleh Kido, Watt, Jeel, dan YoR di Piala Presiden Esports 2019 silam. Tidak puas, akhirnya tim Genflix Aerowolf jadi pelabuhan terakhir Marsha hingga akhirnya pensiun menjelang MPL Season 4.

Bisa dilihat dari rekam jejak perjalanan karier Marsha ini sangat gemilang. Dirinya gonta-ganti tim dan hanya masuk ke tim besar saja. Hal ini menandakan kalau secara kapasitas dan tingkat popularitas, Marsha adalah salah satu mega bintang.

Pesan Kepada Semua Peserta Beat The Best by blu

Steven "Marsha" Kurniawan.
Steven “Marsha” Kurniawan. Via Istimewa.

Buat kalian yang ingin mengikuti acara Beat The Best by blu, catat baik-baik pesan dari Marsha ini, ya, gaes, ya. Selain soal mental yang tadi telah disebutkan, kalian juga harus mempersiapkan diri karena ada banyak hal yang dikorbankan.

Marsha berkisah, kalau dulu demi menjadi pro player itu banyak yang dikorbankan. Dari keluarga sampai karier yang sebelumnya telah dijalani pun ikut jadi jejak sejarah perjuangan seorang Marsha.

“Dulu ego saya tuh gede banget kan, karena sudah passion di esports dan jadi pro player, banyak juga yang uda dikorbanin. Kayak keluarga, terus juga karier saya di toko juga ditinggal demi menjadi juara. Tapi memang, sih, kalau sudah passion, kan, apa saja dilakuin,” ucap Marsha

Intinya, jika ingin memulai suatu karier apalagi di esports, kalian harus punya passion yang tinggi pula. Jadikan setiap langkah yang diambil sebagai momen menuju kesuksesan. Tentunya harus disertai dengan usaha yang keras pula.

                                                              ***

Lewat kisah inspiratifnya, Marsha ingin menyampaikan kepada para calon peserta Beat The Best by blu bahwa jago saja enggak cukup. Harus punya mental yang kuat dan pastinya dilalui dengan kerja kerja keras karena ada banyak pengorbanan yang harus diberikan demi mencapai prestasi.

Siapa tahu, dengan mengikuti Beat The Best by blu ini merupakan langkah awal kalian menjadi seorang atlet profesional seperti Marsha dulu. Maka dari itu, passion menggebu-gebu yang saat ini kalian miliki sebaiknya jangan disia-siakan dan langsung daftarkan diri di Beat The Best by blu.

Bagaimana menurut kalian? Silakan tulis jawaban di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lainnya.

 

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.