Ekonomi Asia Tenggara Bikin Esports Mobile Lebih Diminati Ketimbang PC

Sejak kehadiran esports mobile, minat para gamer terutama di Asia Tenggara makin membludak. Ada beragam alasan mengapa fenomena ini meliputi beberapa kawasan besar di Asia Tenggara, seperti kemudahan mengakses smartphone, sampai ke harga yang lebih murah.

Seperti yang diungkapkan oleh tiga narasumber yang dihadirkan pada press conference MSC 2022 terkait tema “Celebrating Esports Supremacy”. Wilbert Marco (Head of Esports Rex Regum Qeon), Keith Elisha Lee (Esports Key Manager Orange Esports), dan Hazim (Head Coach Todak Esports) setuju kalau perkembangan esports mobile di Asia Tenggara jauh lebih pesat ketimbang PC.

Marco mengatakan kalau ia cukup kesulitan menemukan pemain PC saat ini. Soalnya perkembangan di masing-masing platform bergantung pada seberapa banyak turnamen yang digelar dan soal prizepool.

“Sebenarnya tergantung regional, kalau di Asia Tenggara terutama Indonesia masih besar skena esports mobile. Untuk ranah PC cukup sulit menemukan pemain-pemainnya. Terlebih ada pertimbangan lain seperti jumlah turnamen yang sudah digelar sampai ke prizepool,” jelas Marco.

Wilbert Marco, Keith Elisha Lee, dan Hazim dalam press conference MSC 2022.
Wilbert Marco, Keith Elisha Lee, dan Hazim dalam press conference MSC 2022. Via dok KINCIR..

Hazim yang merupakan Head Coach Todak Esports menambahkan di Malaysia, para gamer punya ketertarikan lebih soal bermain game di smartphone. Kemudahan mengakses smartphone jadi poin pertama, lalu diikuti soal perbandingan harga device yang digunakan.

“Kalau kita bandingkan mobile dan PC esports untuk saat ini di Malaysia orang-orang lebih condong ke mobile. Alasan utamanya adalah lebih mudah memiliki smartphone dari pada harus build PC,” tambah Haazim.

Pemaparan yang cukup kompeten dijelaskan oleh Keith Elisha Lee yang berbicara soal perbandingan pasar esports mobile dan PC di Asia Tenggara dengan Eropa.

“Nyatanya, jika kita berbicara soal market esports PC dan mobile, keduanya punya nilai lebih masing-masing. Hanya saja kemudahan orang-orang mengakses smartphone membuat ranah ini lebih diminati. Hal ini terjadi di Asia Tenggara. Kalau ke ranah yang lebih luas misalnya Eropa dan Amerika Utara, kehadiran esports di Mobile terbilang minoritas, berbanding terbalik dengan Asia Tenggara,” pungkas Keith.

Perkembangan esports mobile di Asia Tenggara.
Perkembangan esports mobile di Asia Tenggara. Via dok MSC..

Dari penjelasan ketiga narasumber tadi, di Asia Tenggara esports mobile jelas lebih memiliki banyak peminat. Sedangkan gamer di ranah PC jadi kaum minoritas. Jika dirunut, permasalahan utamanya adalah soal pesatnya perkembangan ekonomi di wilayah Asia Tenggara. Banyak orang memilih bermain di handphone ketimbang PC karena lebih mudah dibeli.

Bagaimana menurut kamu? Silakan tulis jawaban di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar kamu enggak ketinggalan informasi penting lainnya seputar esports dan game

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.