– Menelusuri bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap tren esports secara global.
– Apakah perubahan format turnamen dari offline ke online mampu membuat esports bisa bertahan terhadap pandemi?
2020 bisa dibilang jadi masa yang berat bagi seluruh masyarakat dunia. Terutama semenjak wabah COVID-19 merebak luas hingga hampir seluruh dunia ikut merasakan dampaknya. Tentunya selain kesehatan, efek yang diberikan pun menjalar ke berbagai sektor, termasuk industri esports.
Industri yang terus berkembang pesat sejak 2011 ini memang terlihat signifikan perbedaannya. Hal ini terlihat dari total prize pool yang kian meningkat juga masuknya judul-judul game baru yang akhirnya berkecimpung di ranah ini. Sebagai salah satu industri pemasok uang terbesar di dunia, para penggiatnya pun bekerja keras agar esports tetap bertahan di tengah masa pandemi ini.
Dari perubahan format turnamen, hingga pergantian sistem terus dilakukan untuk menjaga eksistensinya. Namun, apakah perubahan-perubahan ini efektif? Atau hanya akan bertahan sementara?
Untuk mengetahui perkembangan tren serta industri esports selama pandemi global ini berlangsung, KINCIR telah merangkum beberapa data dari para ahli. Selamat menyimak artikelnya di bawah ini!
Peralihan dari Offline ke Online
Sebelum masa pandemi esports merupakan salah satu industri hiburan yang paling diminati, terutama bagi para pencinta game. Puluhan hingga ratusan turnamen pun telah berhasil digelar dalam sebuah gelaran megah yang disaksikan oleh jutaan pasang mata secara langsung atau pun online.
Namun, semenjak pandemi ini merebak beberapa perusahaan penggelar turnamen pun akhirnya putar otak agar esports tetap bisa dinikmati oleh penggemarnya yang tersebar di seluruh dunia. Akhirnya, pilihan turnamen online pun menjadi opsi terbaik yang bisa diambil.
Contohnya ESL One Los Angeles Major 2020. Sebuah turnamen berskala Major dari game Dota 2 ini sekarang memiliki format yang berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini pun bertujuan agar timeline dari DPC tidak berubah karena Valve memiliki turnamen tahunan bernama The International.
Beralih ke game lain. CS:GO juga punya problematika yang sama dengan Dota 2. Lagi-lagi sang penyelenggara harus memutuskan perubahan terhadap format turnamen resmi di bawah nama besar Valve, ESL, dan Intel Master, yaitu ESL Pro Tour.
Sistem regulasi baru yang telah dikemukakan pada awal tahun 2020 ini akhirnya juga mengalah pada kondisi. Karena tidak memungkinkan untuk menggelar turnamen offline, akhirnya format baru pun ditentukan agar turnamen ini tetap hidup.
Dampaknya, ESL pun membuat turnamen baru untuk kualifikasi Rio Major yang akan diselenggarakan bulan November 2020 ini. Dengan tajuk utama Road To Rio Major, kini mereka menggunakan ajang per regional dan mencari tim terbaik untuk ikut serta dalam ajang Major miliknya.
Sayangnya tidak semua penyelenggara memilih untuk mengubah format. Karena satu dan lain hal ada beberapa turnamen esports yang ditunda dan bahkan ada yang dibatalkan menunggu pandemi ini berlalu. Memang sangat disayangkan, tapi kita juga harus mengerti bahwa ini adalah keputusan terbaik di tengah masa krisis yang sedang kita alami.
Peningkatan Jumlah Penonton di Kanal Streaming
Berhubungan dengan poin di atas, perubahan format ternyata berdampak positif bagi tren esports. Hal ini terbukti dari jumlah penonton yang semakin membludak sejak pandemi melanda dunia. Memang karena tidak ada pilihan lain yang bisa diambil oleh para penggemar agar bisa tetap menonton tim kesayangannya bertanding.
Data dari Statista menunjukkan bahwa, pada bulan Maret 2020, Twitch mengalami pelonjakan jumlah penonton di berbagai saluran esports. Hal ini kemudian divalidkan oleh Valve yang menyatakan bahwa jumlah penonton pada tanggal 15 Maret mencapai angka 20 juta penonton. Angka ini terbilang fantastis karena dari Statista mengatakan bahwa peningkatan ini mencapai 15% dalam kurun waktu tiga bulan.
Sebelumnya, pada gelaran IEM Katowice 2020 angka penonton juga telah mencapai 1 juta orang pada periode 24 Februari—1 Maret 2020. Dari sejumlah pertandingan yang berhasil digelar, dengan jumlah ini turnamen IEM Katowice memilki jumlah penonton terbanyak di tahun 2020.
Sementara itu, data lain menunjukkan bahwa di game yang berbeda seperti Dota dan ditonton lebih dari 658 ribu orang. Game battle royale, yaitu PUBG juga mengikuti di angka 525 ribu penonton. Data ini menyuratkan bahwa tren streaming jadi satu-satunya cara agar penggemar esports tetap dapat mengikuti alur industri ini.
Peningkatan yang dialami oleh industri esports ini menunjukkan bahwa perubahan format turnamen yang dilakukan oleh penyelenggara terbilang efektif. Bahkan, seorang professor bidang komputer dan teknologi dari Universitas Bond, yaitu James Birt mengatakan bahwa perkembangan ini merupakan hanya awal dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
“Peningkatan yang dialami oleh esports selama pandemi ini akan membuat sebuah tren baru. Kemungkinan, industri ini akan mengalami peningkatan pesat," jelas Birt.
Bidang Olahraga yang Masih Hidup dan Bertahan
Berbicara soal bertahan hidup, industri esports sepertinya yang paling kuat di antara bidang olah raga lain. Karena di industri olah gara konvensional seperti basket dan sepak bola memilih untuk vakum karena pandemi.
Masalanya, olahraga konvensional seperti dua contoh di atas tidak bisa digelar secara online. Jadi, mau tidak mau pihak asosisasi pun menghentikan semua jadwal pertandingan dan menunggu hingga kondisi kesehatan global kembali kondusif.
Berbeda dengan esports. Tidak ada kontak fisik yang dilakukan di dalam pertandingan. Semua pemain fokus terhadap layar komputer dan bertarung secara digital. Keuntungan ini akhirnya bisa dimanfaatkan oleh para penyelenggara untuk menggelar pertandingan secara online dan penonton tetap bisa menyaksikan seluruh pertandingan dari rumah masing-masing.
Tetap saja euforia yang selama ini kita rasakan di pertandingan esports berskala internasional tidak lagi bisa kita alami. Sorak sorai para pendukung yang menjadi parameter meriahnya sebuah turnamen esports hanya bisa kita lihat lewat fitur komentar di kanal streaming.
Namun, kita masih bisa lihat sisi baiknya. Meskipun tidak lagi bisa melihat tim kesayangan berlaga secara langsung, industri ini tidak mati meskipun kondisi pandemi masih menyelimuti beberapa belahan dunia. Bahkan muncul tren baru di skena esports yang membuat industri ini justru semakin berkembang.
Intensitas Turnamen Semakin Banyak
Para penyelenggara turnamen esports sepertinya tidak akan membiarkan industri ini mati begitu saja. Jika saja hanya mengubah format dari offline menjadi online, sepertinya nasib esports akan sama seperti industri olahraga lain. Namun, sudah banyak inovasi yang telah dikembangkan dan diterapkan untuk beberapa turnamen esports untuk menjaga eksistensi.
ESL One Los Angeles Major 2020 contohnya, bagi kalian para pencinta skena esports Dota 2 pastinya sudah tahu rangkaian acara untuk turnamen Major. Pertama, para peserta akan melangsungkan babak kualifikasi secara online. Dari tahap ini saja, Valve sudah mengubah format agar menjaga intensitas pertandingan.
Sekarang Los Angeles Major digelar dengan format regional. Ada lima wilayah yang melangungkan liga secara online, yaitu CIS & Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Tiap regional pun menyumbang angka pertandingan yang cukup banyak sehingga berpengaruh pada peningkatan viewership di kanal streaming.
CIS & Eropa misalnya, dari awal fase kualifikasi telah sukses menggelar 56 pertandingan dalam 14 fase. Kemudian jika ditambah dengan babak playoffs menjadi 66 pertandingan. Di Amerika Utara dan Selatan seluruh pertandingan hingga babak final regional berjumlah 20 laga. Regional Tiongkok menyumbang 19 pertandingan. Terakhir, Asia Tenggara melangsungkan 10 pertandingan.
JIka di total, untuk fase liga online ESL One Los Angeles telah menggelar 115 pertandingan dan semuanya disiarkan melalui kanal resmi Dota 2 di Twitch dan Youtube. Berbeda dengan format lama yang hanya menyiarkan pertandingan mulai dari fase grup Main Event hingga babak Grand Final. Tentunya, dari segi jumlah tren baru ini akan lebih sangat menguntungkan.
Tren Baru yang Akan Bertahan Lama
Kondisi yang kini tengah melanda dunia membuat banyak penyelenggara turnamen esports berpikir keras agar ajang yang digelarnya tetap berjalan. Hal inilah yang memunculkan tren baru di ranah esports. Semua jadi serba online. Tidak hanya kualifikasi, bahkan kini fase grup hingga main event telah banyak digelar demi menjaga ekosistem industri esports.
Newzoo pun memprediksi bahwa jika kondisi ini akan sama sepanjang tahun 2020, justru tren ini akan semakin menguntungkan pada tahun 2021. Karena, dari segi sosial ini akan menjadi sebuah “budaya” di ranah esports. Orang-orang akan lebih nyaman menyaksikan pertandingan di rumah dan memanfaatkan gadget mereka untuk tetap mengikuti perkembangan esports.
Perkembangan secara eksplosif yang telah dialami esports selama masa pandemi ini mungkin akan menghilangkan euforia kemeriahan turnamen. Karena, kini kita telah berada di skena dengan format yang cukup berbeda.
Memang sangat disayangkan ada beberapa turnamen yang akhirnya dibatalkan karena pandemi. Akan tetapi, pihak penyelenggara pastinya telah memikirkan keputusan ini matang-matang. Mungkin, mereka akan tetap menjaga “budaya” esports di mana para atlet berlaga dan disaksikan secara langsung oleh penggemarnya dengan sorak-sorai di dalam venue.
Meskipun begitu, usaha para penyelenggara yang ingin menjaga esports agar tetap hidup patut diacungi jempol. Pasalnya, keputusan ini pastinya tidak mudah untuk diambil. Pasti ada banyak unsur yang dikorbankan demi menjaga keberlangungan esports dan berhasil keluar dari krisis yang tengah melanda dengan membawa tren baru.
***
Dari semua data yang berhasil dikumpulkan, kita dapat menyimpulkan bahwa industri esports mengalami banyak peningkatan di tengah pandemi ini. Langkah positif yang diambil oleh para penyelenggara ternyata membuahkan hasil. Beberapa turnamen Major yang telah berlangsung pun menjadi patokan bahwa esports masih bertahan dan mampu keluar dari kondisis krisis.
Bahkan, format yang telah dijalani akan menjadi tren baru yang terbukti menghasilkan ragam keuntungan, terutama dari segi viewership. Mengingat kini hanya bisa menikmati pertandingan dari rumah dan memanfaatkan kanal streaming, seperti Twitch dan YouTube.
Apa pendapat kalian tentang perkembangan esports selama masa pandemi? Silakan tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita seru esports dan game lain.