Menjadi tim yang diunggulkan dalam sebuah turnamen itu bisa dikatakan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, tim tersebut akan mendapatkan exposure yang sangat besar dan bisa menjadi moral boost tersendiri bagi setiap anggotanya.
Namun di sisi lain, hal tersebut bisa menjadi beban tambahan yang tidak ingin dimiliki oleh tim manapun di sebuah turnamen. Jutaan mata yang tertuju pada tim unggulan bisa menjadi bumerang, apabila tim tersebut gagal memenuhi ekspektasi dari penonton dan penggemar.
ONIC Esports misalnya. Pada 2019 mereka mengawali tahun dengan sangat gemilang. Saat itu Udil dan kawan-kawan tampil sangat luar biasa dengan menjuarai MPL Indonesia Season 3.
Selama satu musim lebih, ONIC Esports tak terkalahkan sama sekali di skena esports Indonesia. Bahkan mereka win streak hingga 10 turnamen dan puncaknya adalah di Piala Presiden Esports 2019. Hasil ini menyempurnakan catatan impresif tim berlogo landak kuning tersebut di tahun 2019.
Tim ini berhasil menyapu bersih seluruh pertandingan yang mereka mainkan di MPL Season 3. Di babak regular season, mereka berhasil memenangkan semua pertandingan, dan memiliki rekor 10-0.
Performa gemilang tersebut mereka bawa di babak playoffs, dan membuat mereka berhasil keluar sebagai juara MPL Indonesia Season 3 tanpa pernah terkalahkan sama sekali.
Kemenangan tersebut membuat ONIC Esports berhak mewakili Indonesia dalam turnamen Mobile Legends Southeast Asia Cup 2019. Turnamen tersebut merupakan ajang yang mempertemukan tim-tim terbaik di Asia Tenggara.
Dalam turnamen tersebut, langkah ONIC Esports masih tidak terhenti. Mereka berhasil tidak terkalahkan sama sekali.Tim berjuluk landak kuning itu juga mencetak rekor sebagai tim Indonesia pertama yang berhasil menjuarai turnamen tersebut.
Berbekal rekor tidak terkalahkan di dua turnamen besar, banyak pihak yang menjagokan tim ini untuk kembali mendominasi jalannya MPL Indonesia Season 4. Tidak heran memang, mengingat tim bak berada di langit ketujuh setelah berhasil menjuarai dua turnamen tanpa menderita satu kekalahanpun.
Namun yang terjadi malah sebaliknya. ONIC Esports mulai menunjukkan ketidakperkasaan mereka di babak grup. Mereka mengakhiri babak grup dengan rekor negatif 5-7. Tak hanya keok, mereka hampir saja tidak lolos ke babak playoffs. Udil cs disebut-sebut hanya beruntung bisa lolos ke babak playoffs; lantaran berada di posisi kelima dari enam tim.
Memasuki babak playoffs, tim ini kewalahan. Mereka hanya mampu memenangkan satu pertandingan di babak playoffs, dan harus tersingkir di babak semifinal. Langkah mereka dipastikan terhenti, setelah dikalahkan oleh Alter Ego dengan skor telak 0-2 di babak semifinal lower bracket. Kekalahan tersebut tentunya menjadi tamparan yang keras untuk ONIC Esports. Apa yang salah?