Baru-baru ini, tersiar isu pemotongan hadiah kontingen esports SEA Games 2019. Kabar ini pertama kali disuarakan oleh youtuber Mikael Anthony yang menyatakan mendengar isu tersebut dari salah satu kontingen yang berlaga di Filipina.
Isu ini pun langsung mengundang perhatian dari warganet. Banyak yang menganggap pemotongan hadiah adalah hal yang tidak etis dilakukan oleh IESPA selaku penanggung jawab kontingen esports. Pasalnya, uang hadiah merupakan hak dari para kontingen yang telah berkontribusi besar mengharumkan nama bangsa.
Sebagai jawaban atas isu ini, Eddy Lim selaku ketua IESPA pun memberikan klarifikasinya. Dia pun tak menampik kabar pemotongan hadiah dan bonus. Namun, Eddy tak mau disebut “memalak” para atlet maupun pelatih yang ikut SEA Games 2019. Menurutnya, semua sudah sesuai perjanjian yang disepakati sejak September lalu.
“Tidak ada tekanan untuk harus menandatangani. Sudah ada kesepakatan bahwa hadiah dan bonus dari kontingen akan dipotong 25%. Perjanjian ini ditandatangani langsung oleh pemain pada 27 September 2019,” jelas Eddy kepada KINCIR.
Eddy lanjut menjelaskan bahwa uang hasil potongan tersebut akan digunakan untuk kepentingan operasional organisasi, seperti rapat kerja dan pembinaan atlet. Menurutnya, hal ini sudah biasa dilakukan oleh pengurus besar cabang olahraga lain. Dia pun mengaku sudah menyesuaikan angka potongannya dengan cabang lain.
“IESPA itu organisasi non-profit. Jadi, uang tersebut akan kami gunakan untuk operasional. Tidak ada paksaan kepada kontingen karena semua sudah sesuai perjanjian,” ungkapnya.
Meski sudah ada kesepakatan dengan atlet, Eddy juga mengakui adanya kesalahan terkait kesepakatan dengan pelatih. Dia menjelaskan bahwa pelatih sudah diberitahu soal potongan, tapi tidak ada surat perjanjian seperti yang ditandantangani oleh atlet.
Surat perjanjian pun baru diberikan setelah kejuaraan usai sehingga mendapat penolakan dari para pelatih. IESPA pun mengklaim tidak bisa memaksa mereka untuk memberikan 25% hadiah karena tidak adanya kesepakatan hitam di atas putih.
“Itu kesalahan internal pihak kami. Karena pelatih tidak tanda tangan, kami pun tidak berhak meminta. Jadi, bonus pelatih tidak akan dipotong,” lanjutnya.
Perihal distribusi hadiah, Eddy menjelaskan bahwa pemerintah langsung memberikannya kepada kontingen melalui tabungan. Artinya, IESPA baru akan menerima uang potongan setelah diberikan oleh pemain atau pelatih. Dia pun membantah rumor bahwa IESPA lah pihak yang menerima langsung hadiah langsung dari tangan pemerintah.
Sebagai penutup, Eddy pun menyayangkan isu tidak sedap ini terlanjur beredar tanpa dikonfirmasi lebih lanjut. Apalagi, kabar ini datang tidak langsung dari pihak yang bersangkutan, melainkan dari pihak yang hanya mendengar selentingan.
“Kenapa enggak dari dulu kabar ini tersiar? Padahal perjanjiannya udah dari September lalu dan enggak ada masalah,” tutup sang ketum.
Bagaimana tanggapan kalian tentang klarifikasi dari IESPA? Yuk share pendapat di kolom komentar, ya. Ikuti terus perkembangan terbaru dari dunia esports cuma di KINCIR!