5 Aspek Perkembangan Metro Exodus dari Seri Sebelumnya

Enggak seperti game first person shooter lainnya, Metro Exodus memperkenalkan fitur lain seperti survival dan player choices. Secara garis cerita, Metro Exodus adalah kelanjutan dari Metro Last Light. Namun kedua game ini memiliki jarak waktu rilis yang jauh yakni sekitar 6 tahun. 

Lantas, perubahan apa saja yang diberikan tim pengembang 4A Games pada game terbarunya? Yuk langsung simak saja daftarnya berikut ini!

 

1. Kualitas grafik yang lebih mendetail

Via Istimewa

Sudah jelas, setiap kali ada game yang baru, pasti kualitas grafiknya menjadi lebih baik, apalagi kalau jarak rilisnya sampai 6 tahun. Metro Last Light sebelumnya berhasil membuat para pemain baru tercengang pada kualitas grafik yang dipersembahkan pada zamannya. Seperti efek asap dan kerusakan objek sekitar karena peluru. Belum lagi, kini ada photo mode yang bisa bikin kalian mengambil gambar di dalam game.

Metro Exodus justru membawa detail yang lebih banyak. Saat menjelajahi rumah tua, kalian bisa mengagumi niat mereka memasang objek-objek dalam sebuah ruangan. Jarang sekali ditemukan area kosong yang terlihat mati, bahkan lukisan pada dinding memiliki lumut dan membusuk. Game ini bahkan jadi salah satu game pertama yang mengimplementasikan teknologi Ray Tracing milik NVIDIA untuk platform PC.

 

2. Perubahan audio yang realistis

Via Istimewa

Metro Last Light membawa kita ke masa akhir perang nuklir dengan kesan Perang Dunia II, walaupun secara garis waktu terjadi pada tahun 2030-an. Dengan detail gameplay yang mementingkan survival, bahkan Gas Filter memiliki peran penting untuk melanjutkan cerita. Pemain pasti merasa panik apabila karakter yang mereka mainkan mulai memberikan suara bernafas yang sangat berat karena enggak memiliki Gas Filter yang baru.

Metro Exodus juga menyediakan banyak ambience dan sound effects yang realistis. Salah satu contoh adalah gema suara senapan saat menembak di ruangan terbuka. Walaupun jarang ada pemain yang seumur hidup mendengar suara senjata api secara langsung, namun mendengar sound effect tersebut membuat kita seakan-akan mendengar hal sebenarya.

 

3. Dunia open world yang lebih luas

Via Istimewa

Dua game Metro pertama, Last Light dan 2033 adalah game yang berfokus pada narasi dengan jalur linear. Artinya, pemain enggak punya banyak kebebasan untuk sidetracking dan melihat hal-hal lain. Sebelumnya, kita enggak punya pilihan selain backtracking atau mengunjungi tempat sebelumnya apabila ada yang ketinggalan. Itupun sangat terbatas karena banyak sekali point of no return.

Pengembang game 4A Games justru nekat membuat game Metro Exodus sebagai game open world. Namun dibandingkan dengan game open world yang biasa kita kenal seperti Skyrim, fitur dalam Metro Exodus justru lebih terbatas. Salah satu kontroversi adalah enggak adanya fast travel. Artinya kalian enggak bisa sembarang pergi kesana-kesini tanpa mengkhawatirkan sisa Gas Mask.

 

4. Hilangnya sistem bullet economy

Via Istimewa

Dalam Metro Last Light saat bertemu dengan penjual, kalian bisa membeli sesuatu dengan sistem barter. Kalian bisa menukar peluru dan senjata yang enggak kalian butuhkan, dengan barang baru lainnya. Tentu saja, fitur ini mendorong para pemain untuk terus hoarding alias memungut segala sesuatu yang bisa ditemukan.

Metro Exodus justru membuang fitur ini, dan lebih mengedepankan fitur cratfing dan survival. Oleh sebab itu, pemain harus lebih berhati-hati dengan peluru yang digunakan. Untung saja, barang-barang vital seperti Gas Mask bisa dibuat dengan sistem crafting.

 

5. Hadirnya gameplay yang lebih menarik

Via Istimewa

Karena Metro Exodus memperkenalkan fitur open world tanpa fast travel, bukan berarti pemain terpaksa jalan kaki untuk menjelajahi area luas. Pengembang game juga menyediakan kendaraan untuk mempermudah penjelajahan. Kalian mungkin bakal demen naik buggy dan menabrak mutan-mutan yang berkeliaran di jalan. 

Fitur open world ini juga dilengkapi dengan sistem siklus siang-malam dan musim untuk membuat game terasa lebih realistis. Aktivitas NPC bakal berubah menyesuaikan waktunya. Contohnya, pemain lebih disarankan untuk menyusup ke markas musuh saat malam hari. Ini akan membuat kalian bisa melakukan stealth kill untuk menumpas musuh satu per satu dan menghemat peluru.

***

Apakah kalian sudah mencoba Metro Exodus? Bagikan juga pendapat kalian saat bermain game ini di kolom komentar! Jangan lupa untuk cek terus berita terbaru seputar video game menarik lainnya hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.