Lima tahun telah berlalu sejak petualangan di gurun usai perang nuklir dari seri Metro keluaran 4A Games. Game ini merupakan adaptasi dari trilogi buku karya Dmitry Glukhovsky: Metro 2033, Metro: Last Light, dan Metro: Exodus. Dalam wujud game, Metro Exodus pertama kali dikenalkan di ajang E3 2017 dengan cuplikan gameplay yang menyita perhatian para pencinta game.
Ketegangan atmosfer dan kondisi mengerikan bikin dua game pertama dari seri ini jadi game unggulan. Awalnya, Exodus ini dijadwalkan untuk memulai debutnya pada 2018, tapi ditunda sampai akhirnya mendapat tanggal rilis yang pasti, yakni 15 Februari 2019.
Dalam rangka memberikan sambutan meriah atas rilisnya game ini, berikut disajikan sederet fakta yang beredar mengenai Metro Exodus!
1. Pencarian Harapan di Antah Berantah
Metro: Exodus berlatar 2036, dua tahun setelah peristiwa Metro: Last Light, khususnya setelah “enlightened” ending. Kalian bakal bertualang sekali lagi sebagai Artyom, seorang Ranger yang tinggal di reruntuhan sistem Metro bawah tanah Moskow setelah perang nuklir. Karakter ini mau meninggalkan Moskow dan menemukan kehidupan yang lebih baik di timur.
Artyom akan mengambil alih pimpinan sekelompok Spartan Rangers sepanjang perjalanan selama setahun. Masing-masing dari empat musim akan diwakili di seluruh quest yang dijalankan olehnya.
Dalam cuplikan gameplay pertama, Anna, mitra Artyom, akan kembali dan memainkan peran kunci dalam narasi. Setelah Exodus ditampilkan dalam E3, Jon Bloch, Executive Producer 4A Games, memberikan bocoran yang menggoda bahwa karakter-karakter lain yang familier juga akan muncul.
2. Eksplorasi yang Lebih Luas dan Bebas
Di dua game Metro sebelumnya, kita banyak bertualang di terowongan-terowongan Moskow yang mengarah ke linear level yang terbatas. Nah, Exodus bakal membawa kita ke open world. Hal ini dibuat berdasarkan ruang lingkup ceritanya.
"Masih ada cerita di dalam level-level itu yang akan memandu kalian melalui tempat-tempat yang harus kalian datangi. Namun, kalian tetap bisa pergi ke tempat yang kalian mau dan melakukan apa saja," kata Bloch.
Kita bakal disuguhi dampak dari perang nuklir yang ditonjolkan di tingkat permukaan. Banyak reruntuhan bangunan kumuh dan tumpukan kendaraan yang nasibnya jadi besi tua. Di dua cuplikan pertama, ditunjukkan kereta api yang tampaknya merupakan Trans-Siberian Railway.
Wah, kayaknya Artyom bakal berjalan jauh, ya. Sejauh ini, kita telah melihat medan bersalju di Moskow dan kota di puncak bukit yang dikelilingi oleh hutan.
3. Hasil Penundaan yang Menjanjikan
Dilansir Digital Trends, Metro Exodus sempat dijadwalkan rilis pada musim gugur 2018 buat PC, Xbox One, dan PS 4. Akhirnya, game ini bakal dirilis pada 15 Februari 2019 bersamaan dengan edisi kolektor yang mencakup statue Artyom. Mereka yang sempat pre-order juga bakal mendapatkan Metro 2033 Redux gratis.
Sempat tertundanya perilisan game ini tentu mengundang spekulasi penggemar. Namun, Bloch mengklaim "banyak fitur" belum terungkap. Adanya sistem open world tentu memberi dampak besar dalam segi gameplay. Bisa jadi, bakal ada banyak hal yang disajikan yang memang membutuhkan waktu pengembangan cukup lama. Kita rasakan saja nanti hasilnya!
4. Ancaman dan Sekutu Baru
Beberapa tipe musuh yang berbeda akan menghalangi Artyom dalam upayanya untuk selamat dari kiamat di Metro Exodus. Beberapa di antaranya adalah faksi manusia yang bakal kalian temui di perjalanan meskipun enggak semuanya jahat. Sebut saja faksi Hanza yang dominan dan bakal kallian temui di musim dingin, Fanatics dan Bandits di musim semi, serta Children of the Forest di musim gugur.
Selain itu, Artyom harus berhadapan dengan manusia dan hewan yang bermutasi. Uniknya, mereka hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Misalnya Watchmen yang bergerombol atau Demon yang wujudnya seperti burung. Kalian juga bisa bertemu serigala normal yang belum bermutasi serta The Bear yang enggak bisa dikalahkan pakai tembakan biasa.
5. Sistem Senjata Baru
Sifat eksplorasi yang bebas juga bakal kalian temui dalam hal mekanika dan sistem persenjataan. Exodus menampilkan lebih banyak kustomisasi senjata dibanding game sebelumnya. Kalian bisa lihat di salah satu cuplikan gameplay ketika Artyom memodifikasi senapannya dengan ruang revolver.
Banyaknya monster mengerikan yang tersebar membuat kalian harus memanfaatkan sistem kustomisasi untuk bertahan hidup. Senjata yang terungkap salah satunya adalah Kalash (senapan serbu standar), crossbow ala Van Helsing, dan Tikhar pneumatic gun.
***
Sepertinya fitur upgrade senjata jadi salah satu andalan Metro Exodus. Artinya, kita harus jitu meningkatkan senjata supaya bisa bertahan di kerasnya dunia usai perang nuklir. Selain itu, kita tinggal menikmati perjalanan Artyom berkelana di empat musim sambil tetap waspada!