Di hari ketiga Main Event The International 2019, empat game seru telah sukses digelar. Jalur turnamen yang semakin mengerucut membuat empat laga kemarin membawa euforia dengan tensi yang tinggi. Pasalnya, beberapa tim buangan dari upper bracket seperti Secret dan Newbee harus mengerahkan segalanya agar tidak gugur dari The International 2019.
Persingan penempat upper bracket juga menghadirkan pertarungan yang spektakuler. Laga drama anrara OG vs EG yang telah bertemu dua tahun berturut-turut menjadi laga yang paling dinanti oleh komunitas Dota 2. Duel tim tuan rumah antara PSG.LGD Vs Vici Gaming jadi penentu siapa tim terkuat yang berhak menguasai dataran Tiongkok.
Untuk mengetahui detail tiap pertandingannya, berikut adalah Rekap Main Event The International 2019 hari ketiga.
1. Infamous vs. Newbee (Lower Bracket)
Laga ini merupakan pertarungan antara dua tim selatan Vs utara Amerika. Infamous yang berhasil lolos dari kualifikasi regional harus bertemu dengan Newbee yang mengakuisisi Forward Gaming. Dengan semangat bangkit dari keterpurukan, Newbee mengharapkan kemenagan di game ini. akan tetapi, Infamous yang menjadi tim terkuat Amerika di The International 2019 ini.
Game pertama, Infamous tampil percaya diri dengan draft pick andalan. Hector dengan hero signature-nya, yaitu Wraith King dengan mudah mengumpulkan pundi-pundi gold. Infamous pun unggul dari Newbee dengan skor sementara 1-0.
????????¡Grítalo Sudamérica! GG. En breve iniciamos el segundo juego contra @newbeecn.
????????Let's go Southamerica! In a few minutes we'r starting second game against #Newbee#Ti9 pic.twitter.com/Q5i9P6uj5U
— Infamous Gaming #Ti9 (@Infamous_GG) August 22, 2019
Mencoba bangkit, Newbee harus memenangkan game ini agar mendapatkan sedikit nafas untuk lanjut ke ronde tiga. Ternyata, harapan tersebut menjadi kenyataan. CCnC yang menggunakan hero Outworld Devourer tampil dengan 12 kill, ditambah oleh keganasan Lifestealer yang digunakan Yawar. Menit 41 game berakhir dengan kemenangan Newbee.
Kesempatan untuk maju ke babak selanjutnya di tentukan pada laga ini. Peluang Newbee untuk memenangkan game ini cukup besar, tapi lagi-lagi Hector dibiarkan lepas dengan Wraith King-nya. Invoker yang dijadikan sebagai support cukup mengganggu tiap kali sedang team fight. Tapi Newbee memang harus mengakui kegigihan Infamous dan harus tereliminasi dari lower bracket.
2. Team Secret vs. Mineski (Lower Bracket)
Setelah dikalahkan oleh Evil Geniuses, Secret harus berhadapan dengan satu-satunya perwakilan Asia Tenggara yang tersisa. Di atas kertas, Secret jelas lebih unggul, apalagi melihat performanya selama putaran DPC dan fase grup. Ternyata, dengan pelatih barunya, Mineski mampu memberikan perlawanan yang sengit kepada Secret.
Bayangkan, tim sekelas Secret harus menerima gelombang Mega Creeps dari Mineski. di menit-menit akhir, Mineski mengerahkan segalanya untuk memenangkan ronde ini. Tapi strategi ini mengorbankan Moon yang tidak menyiapkan buyback. Secret memanfaatkan peluang ini dan berhasil mengembalikan keadaan di menit 35.
With their back against the wall and Mega Creeps bearing down on them, Team Secret pull off a nail-biting finish to win game 1 of their Lower Bracket series against Mineski. Can Mineski steel their nerves to stave off elimination? #TI9 pic.twitter.com/Kqj7L46fy4
— The International (@dota2ti) August 22, 2019
Satu kesalahan mampu meruntuhkan segalanya, itulah yang dialami Secret pada game ke dua ini. Zai yang terlena dengan keunggulan yang dimiliki timnya, tidak memikirkan jarak aman dari base musuh. Hal ini memudahkan Nikobaby yang menggunakan Faceless Void menculik Zai di detik-detik terakhir. Mencoba buyback, Zai tetap tak mampu mengimbangi Mineski yang unggul jumlah.
Epic Comeback pun terwujud untuk Mineski yang berhasil memenangkan game dua ini. lanjut ke game tiga, Secret mampu belajar dari kesalahan dan memikirkan strategi dengan lebih bijak. Jalan pertandingan pun tidak berbeda dengan dua game sebelumnya, Mineski dan Secret saling jual beli serangan yang akhirnya dimenangkan oleh Secret dengan skor 2-1.
3. PSG.LGD vs. Vici Gaming (Upper Bracket)
Game pertarungan antara tim tuan rumah ini penentuan siapa yang akan lolos ke babak selanjutnya sekaligus jadi pengukuhan siapa tim asal Tiongkok yang terkuat di Dota 2. Mungkin Vici bisa dikatakan tim kuat jika harus berhadapan dengan tim regional lain, tapi di depan PSG.LGD Vici Gaming terlihat seperti tim yang kurang matang.
Game satu PSG.LGD bisa dibilang menang mudah. Vici Gaming yang terlalu bernafsu untuk mendapatkan pundi kill, melupakan Ame yang sibuk farming. Hingga ia telah memiliki BKB, Ame mulai ikut teamfight. Duet maut Maybe dan Ame mampu membawa PSG.LGD memenangangkan game pertama.
Magical feeling! #TI9 #LGDWin pic.twitter.com/7q62dp4Nb7
— LGD @ #TI9 Shanghai (@LGDgaming) August 22, 2019
Vici mencoba mengembangkan kualitas draft pick di game dua, tapi PSG.LGD menginginkan late game dengan memberikan Spectre kepada Ame dan mempertahankan Dragon Knight untuk digunakan kembali oleh Maybe. Masih sama, duet maut ini tidak mampu dibendung oleh Fade dan kawan-kawan. PSG pun menang telak 2-0 dari Vici dan berhak melaju ke babak semifinal upper bracket.
4. OG vs. Evil Geniuses (Upper Bracket)
Pertarungan yang paling dinanti di hari ke dua Main Event The International 2019 adalah bertemunya dua rival abadi yaitu, OG dan EG. Seperti yang kita tahu, drama antara n0tail dan Fly menjadi sorotan dari dua tim tersebut.
Pada laga ini OG benar-benar ditekan dari segala lane. Bahkan Topson dan Ana sama sekali tidak berpengaruh besar bagi tim, padahal Topson menggunakan salah satu hero andalannya, yaitu Invoker. Phantom Assassins yang digunakan Ana juga belum mampu membunuh s4 yang menggunakan Hero Enchantress. Dari ketinggalan ini, EG memenangkan game pertama.
Bent but not broken we reveal our Blink Dagger on Earthshaker with a cute Echo Slam.#TI9 #DreamOG pic.twitter.com/JOlsVFebmB
— OG @ #TI9 ???????? (@OGesports) August 22, 2019
Aroma balas dendam mulai tercium di game dua. Kini Topson yang menggunakan Tiny kerap kali mengincar Artezy yang menggunakan Teror Blade, apalagi ketika teamfight. Keunggulan ini terus dimanfaatkan OG hingga menit akhir, meskipun sempat tertahan di midgame namun OG mampu memenangkan pertandingan ini.
Sulit untuk tidak memperhatikan tiap detail di game ketiga. Pertarungan tensi tinggi dari dua tim mampu membuat game ini layak disaksikan. Topson yang menggunakan Invoker tampil beda dari game pertama. SumaiL yang menggunakan Hero Mirana pun tidak mampu berbuat banyak di midlane. Artezy yang kurang farming dengan Antimage-nya, juga jadi penghalang EG untuk mengungguli OG. Game pun berakhir di menit 27.
***