Kekerasan seksual jadi tema besar yang kini dibahas oleh banyak kalangan. Pasalnya belakangan ini ada banyak sekali kasus kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat. Beberapa sineas tanah air coba untuk mengekspresikan kasus kekerasan seksual itu dalam bentuk film. Namun beberapa dari film Indonesia tentang kekerasan seksual coba mengungkapkannya lewat sebuah film yang enggak sekedar mengeksploitasi kejadian korban tapi mencoba menilik dari sisi lain.
Di bawah ini adalah sejumlah film tentang kekeraan seksual yang ditampilkan dengan menarik dan edukatif tanpa mengeksploitasi kejadian yang menimpa korban.
7 Film Indonesia tentang kekerasan seksual
1. Like and Share
Rilis tahun 2022, tema besar tentang kekerasan seksual ditampilkan dalam film ini. Seengaknya ada dua kisah tentang penyintas kekerasan seksual. Satu tentang seseorang yang video syurnya tersebar satu lagi tentang penyintas perkosaan. Kedua karakter ini melewati masa sulit lantaran menjadi korban yang justru disudutkan masyarakat.
Namun Like and Share coba untuk melihat itu dari sudut pandang lain. Penonton diajak menyelami rasa ketakutan dan kesedihan yang dialami oleh penyintas kekerasan seksual. Sembari menunjukan jika para penyintas juga harus bangkit dan kembali ke masyarakat dengan percaya diri yang penuh. Hal itu ditunjukan dari beberapa karakter yang mendukung para penyintas.
2. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
Film Indonesia yang satu ini rilis tahun 2017. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak hadir dengan premis yang enggak biasa. Berkisah soal janda yang terancam karena rumahnya disatroni maling. Enggak hanya disatroni, maling tersebut juga memperkosa Marlina. Namun Marlina melawan dengan memenggal kepala si maling dan membawanya ke kantor polisi sebagai pembuktian.
Film ini enggak berfokus hanya pada kekerasan seksual yang dialami oleh Marlina. Film ini justru berfokus pada nilai perlawanan yang dilakukan oleh Marlina dengan menebas leher pelaku dan berani bilang ke publik untuk membuktikan jika ia adalah seorang korban. Film Marlina pada akhirnya mendapatkan berbagai penghargaan di dalam maupun di luar negeri.
3. 27 Steps of May
Kelam, mungkin jadi kata yang tepat untuk gambarkan Film 27 Steps of May. Film ini berkisah tentang May yang hidupnya berubah setelah mendapat kekerasan seksual. May bahkan enggak berani keluar rumah karena trauma yang menimpa May benar-benar membuat hidupnya berubah.
Film Indonesia tentang kekerasan seksual ini tidak hanya mengeksploitasi apa yang menimpa May sebagai penyintas, tapi juga apa yang dirasa oleh keluarga terdekatnya. Film ini akan membuat penontonnya tetap iba melihat betapa terganggunya apa yang menimpa penyintas dan keluarganya.
4. Pasir Berbisik
Saat film Indonesia mati suri pada tahun 90an, Pasir Berbisik hadir justru dengan premis yang enggak biasa. Membawa muatan cerita tentang kekerasan seksual. Pasir Berbisik berkisah tentang Daya si pemeran utama yang mendapat pelecehan seksual dari teman ayahnya. Ia mengalami trauma yang hebat hingga jatuh sakit.
Pasir Berbisik juga memotret tentang pelaku pelecehan seksual yang menganggap dirinya bukan orang jahat dan merasa perbuatannya bukanlah hal yang salah. Tanpa eksploitasi berlebihan tentang kejadian pelecehan seksualnya, penonton akan bersimpati pada Daya yang mengalami trauma.
5. Please Be Quiet
Film Indonesia tentang kekerasan seksual juga datang dari sebuah film pendek berdurasi 20 menit ini juga ada segudang pesan moral yang menohok tentang kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang bisa penonton ambil. Please Be Quiet berkisah tentang seorang karyawati yang mengalami pelecehan seksual oleh atasannya. Ia enggak bisa melawan dan menceritakan apa yang dia alami karena tekanan yang dia terima.
Pun begitu dengan temannya yang jadi saksi, dia juga enggak bisa berbuat banyak atas apa yang ia lihat. Kasus kekerasan seksual dalam film ini dibuat dengan pendekatan yang mungkin relate oleh banyak orang ketika hal tersebut terjadi di kantor. Penggambaran mulut yang hilang sudah cukup menampar penonton tentang terpojoknya korban kekerasan seksual.
6. Penyalin Cahaya
Penyalin Cahaya jadi film terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2021 lalu. Film ini menyoroti kisah tentang Suryani yang menjadi korban pelecehan seksual setelah foto dirinya tersebar ke masyarakat. Suryani mencoba melawan namun yang terjadi justru perundungan bersamaan dengan dihilangkannya beasiswa yang ia dapatkan.
Film ini menyoroti tentang perjuangan seorang Suryani untuk membuktikan jika dia enggak bersalah. Bukan hanya berfokus pada sekadar apa yang menimpa dirinya.
Sayangnya film ini justru mendapat masalah setelah penulis skenarionya dikabarkan melakukan tindak pelecehan seksual.
7. Dear Nathan Thankyou Salma
Hadir sebagai film ke tiga Dear Nathan coba memberi sentuhan baru. Dari sebuah kisah percintaan remaja berubah jadi sebuah kisah romansa yang lebih matang, mengangkat latar Nathan dan Salma di kampus, film ini juga menyoroti tentang kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap salah seorang kawan Nathan.
Film ini mampu memberikan perspektif tentang teman-teman korban yang terus mendampingi korban dan melawan pelaku kejahatan seksual meskipun pelakunya adalah orang terdekat mereka. Seengaknya film ini menampilkan apa yang harusnya dilakukan oleh orang sekeliling terhadap korban.
Jadi itu tadi tujuh Film Indonesia tentang kekerasan seksual yang coba ceritakan kisah tentang kasus kekerasan seksual tanpa mengeksploitasinya secara berlebihan. Dari tujuh film di atas adakah film favorit mu di atas?