*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.
Musim pertama Dark berakhir dengan Jonas mengetahui sejarah kelam keluarganya sekaligus masa lalu dan masa depan yang enggak bisa diakhirinya. Sementara itu, musim kedua ditutup dengan lebih banyak twist tentang asal-usul empat keluarga di Winden. Ini termasuk Charlotte dan Elisabeth yang ternyata memulai “kiamat” tanpa mereka sadari.
Membingungkan memang. Gelap karena ada banyak topik sensitif dan belum terjelaskan dalam serial yang baru sampai pada musim kedua dengan total 16 episode ini. Buat lebih memahami Dark dan plotnya yang rumit sekaligus mempersiapkan diri dari topik “ilmiah” yang ada di dalamnya, KINCIR menyiapkan topik singkatnya buat kalian.
Langsung saja baca artikel ini sampai tuntas, tentunya kalau kalian enggak masalah kena spoiler besar-besaran!
1. Penjelajahan Waktu
Ada banyak pergeseran alur; dari 2019, ke 1986, lalu ke 1954, ke 1921, dan ke 2052. Dari saat Mikkel Nielsen menghilang sampai Jonas Kahnwald bertemu dirinya dari masa depan, Dark telah menggodok banyak soal penjelajahan waktu alias time traveling.
Masih belum ada bukti ilmiah yang bisa menjelaskan perjalanan lintas waktu. Selain masih jadi mitos, hal ini juga dianggap omong kosong. Katharina Nielsen pun tertawa meremehkan saat dijelaskan soal keberadaan Mikkel Nielsen pada 1986, padahal Mikkel menghilang pada 2019.
Penjelajahan waktu masih menjadi misteri sampai saat ini meski Teori Relativitas Albert Einstein menyebutkan hal itu mungkin saja terjadi. Dalam Teori Relativitas Khusus buatannya, Einstein secara enggak langsung bilang bahwa waktu itu relatif.
Makanya, penjelajahan ruang-waktu mungkin banget terjadi karena ruang dan waktu dapat terjalin menjadi sebuah rangkaian tunggal. Peristiwa yang terjadi pada saat yang sama untuk satu pengamat dapat terjadi pada waktu yang berbeda untuk yang lain.
Meski begitu, teori ini sebetulnya belum bisa membuktikan kebenaran penjelajahan waktu. Teori Relativitas justru lebih terbukti bermanfaat untuk mempelajari alam semesta dan ilmu fisika sehari-hari tentang elektromagnet, massa, dan lainnya. Jadi, penjelajahan waktu dalam Dark masih terbilang bumbu fiktif dalam serial fiksi ilmiah, bukan bagian ilmiahnya.
2. Lingkaran Waktu
Para karakter dalam Dark menjalani kehidupan yang berulang. Enggak usah heran kalau mereka mengalami déjà vu karena merasa pernah menemui orang-orang yang ada sekarang—pada masa yang berbeda.
Hal itu terjadi karena orang-orang di Winden mengalami lompatan waktu yang membentuk siklus berulang. Siklus inilah yang berusaha diakhiri oleh Adam alias Jonas Kahnwald tua dan Claudia Tiedemann.
Gara-gara lingkaran waktu atau time loop ini, enggak terjelaskan mana awal dan mana akhir. Terkait lingkaran waktu, ada yang namanya predestination paradox. Paradoks ini terjadi saat seseorang melakukan perjalanan ke masa lalu untuk mencegah sebuah peristiwa supaya enggak terjadi. Pada akhirnya, yang terjadi malah “lingkaran sebab-akibat temporal” yang menyebabkan sejarah terus terulang, enggak bisa diubah oleh penjelajah waktu.
Setiap upaya yang dilakukan untuk mencegah sebuah peristiwa justru menjadi penyebab peristiwa itu sendiri. Dalam paradoks ini, segala sesuatu selalu ditakdirkan berubah dengan cara yang sama dan harus terjadi, apa pun yang dilakukan. Dalam Dark, para pengikut organisasi Sic Mundus melakukan hal ini dalam siklus yang terus berulang, kali ini mencapai siklus ketiga.
Saat ini, orang yang punya kemungkinan paling besar menghentikan lingkaran waktu ketiga ini adalah Katharina Nielsen. Saat ruang dan waktu terbuka pada 2020, dia ada di gua buat menuju 1986 dan menyelamatkan Mikkel. Kalau berhasil, tentu enggak bakal terjadi pertemuan Mikkel dan Hannah sehingga enggak bakal ada Jonas dan itu tentu mengubah segalanya.
3. Bootstrap Paradox
Konsep yang paling kentara dalam Dark musim kedua adalah bootstrap paradox. Kalau kalian nonton Interstellar (2014), Predestination (2014), atau serial Doctor Who, konsep ini tentu enggak asing buat kalian.
Yap, ini adalah konsep bahwa sesuatu yang terjadi adalah informasi yang dikirim mundur dari masa lalu ke masa depan. Berarti, informasi itu sebetulnya enggak pernah dikirim sama sekali alias enggak pernah ada sejak awal, melainkan cuma sebuah paradoks.
Teori ini memang erat kaitannya dengan penjelajahan waktu, tapi beda dengan predestination paradox. Hal ini juga yang diangkat dalam Dark. Setiap karakter terkait satu sama lain.
Contoh paling mudah adalah keberadaan Charlotte Doppler yang diketahui merupakan anak Elisabeth dan Noah. Namun, Elisabeth juga merupakan anak Charlotte. Jadi, Charlotte dan Elisabeth membentuk eksistensi mereka sendiri. Enggak ada awal mula, enggak ada akhir. Mereka terjebak dalam siklus yang sama berkali-kali karena paradoks tersebut.
Teori ini sebenarnya digambarkan sebagai suatu kemustahilan dan pertama kali digambarkan dalam sastra klasik berjudul The Surprising Adventures of Baron Munchhausen yang memunculkan istilah bootstrap. Namun, istilah bootstrap paradox dipopulerkan oleh Robert A. Heinlein dalam buku fiksi ilmiahnya yang berjudul By His Bootstraps pada 1941.
Jadi, sebetulnya belum ada pembuktian ilmiah terkait hal ini. Lagipula, bootstrap paradox ini juga melanggar dua hukum fisika, yaitu Hukum Kausalitas dan Hukum Entropi. Namun, bukan berarti enggak mungkin, ya.
4. Wormhole
Tentunyam penjelajahan waktu dalam Dark enggak bisa dilakukan tanpa adanya keterlibatan peralatan khusus kayak apparatus buatan Tannhaus, kursi listrik yang diciptakan Noah, dan terowongan di dalam gua. Ketiganya bisa membawa siapa pun yang melewatinya maju atau mundur 33 tahun dari waktunya saat itu. Ketiganya juga sebenarnya menciptakan wormhole sehingga penjelajahan waktu terjadi.
Wormhole alias lubang cacing dapat divisualisasikan sebagai terowongan dengan dua ujung yang setiap titiknya berbeda dalam ruang-waktu. Ide ini datang dari Einstein pada 1935 saat dia menulis makalah bersama Nathan Rosen tentang teori gravitasi yang memungkinkan menghubungkan dua titik yang jauh dari ruang angkasa. Jadi, sebenarnya gagasan ini dimulai untuk menjawab masalah penjelajahan ruang angkasa yang jauhnya bisa lebih dari miliaran tahun cahaya.
Nah, ide inilah yang digunakan dalam Dark untuk memungkinkan penjelajahan waktu. Ada lubang cacing di Winden yang terbuka setiap 33 tahun sekali. ini memungkinkan orang-orang menjelajah waktu dari masa kini ke masa lalu atau masa depan, 33 tahun sebelum atau sesudahnya. Sayangnya, para ilmuwan sebenarnya menemukan bahwa lubang cacing ini enggak stabil.
Jadi, sebelum kalian sempat melewatinya, “terowongan” atau “lubang” ini malah runtuh duluan dan menjebak kalian di dalamnya sebelum sempat keluar ke ujung lainnya. Belum lagi, melapisinya dengan massa yang besar juga malah bikin lubang cacing runtuh lebih cepat. Makanya, penemuan yang dirahasiakan oleh Claudia Tiedemann di fasilitas nuklirnya disebut sebagai jawaban buat membuka lubang cacing di Winden.
5. The God Particle
Berkaitan dengan lubang cacing itu, Dark mengungkapkan bahwa God Particle memungkinkan mereka melakukan penjelajahan waktu. Berbentuk bulat hitam, God Particle muncul dari apparatus buatan H.G. Tannhaus, kursi listrik Noah, dan juga di atas limbah nuklir Winden.
The God Particle sebenarnya belum terjelaskan asal pembentukannya sampai saat ini. Singkatnya, Peter Higgs pada 2012 menemukan sebuah teori tentang mekanisme yang menjelaskan partikel bisa memiliki massa.
Dalam teori yang membawanya meraih Nobel pada 2013 ini, Higgs menemukan boson baru sehingga, di kalangan ilmuwan, boson pembuat massa ini disebut Higgs Boson. Nah, supaya mainstream, namanya diganti jadi God Particle yang merupakan partikel yang menghasilkan massa partikel lain.
Pada kenyataannya, God Particle ini enggak diketahui bentuknya. Para ilmuwan, berkat penemuan Peter Higgs, cuma bisa melacak jejak keberadaannya melalui proton. Namun, dalam Dark, lingkaran hitam menjadi bentuk God Particle yang dapat menstabilkan wormhole dengan massanya.
Makanya, kita bisa melihat Jonas muda yang terperangkap pada masa depan berusaha menstabilkan God Particle. Kita juga melihat Jonas lain mengambil beberapa zat radioaktif dari tong buat kemudian diserahkan ke Tannhaus sebagai sumber energi apparatus.
Zat itu adalah Cesium-137 yang digunakan dalam fasilitas nuklir Winden. Pada kenyataannya, Cesium-137 sebenarnya banyak digunakan sebagai pendeteksi radiasi dan dalam pengobatan dengan terapi radiasi.
Dalam Dark, limbah nuklir yang dibenamkan di fasilitas nuklir Winden dan di bawah gua menyebabkan zat Cesium-137 itu menguap dan menghasilkan God Particle. Seorang pengguna Reddit menyebutkan teori ini. God Particle inilah yang memungkinkan penjelajahan waktu dengan memanfaatkan wormhole yang diciptakannya.
***
Buat sebuah serial fiksi ilmiah, Dark boleh dibilang sebagai salah satu yang terbaik saat ini. Kerumitan lini masa dan berbagai topik “ilmiah” yang diangkat di dalamnya bikin serial ini menantang untuk dinikmati.
Tentunya, ini semua cuma fiksi. Kalian enggak perlu memusingkan soal kebenaran ilmiah di dalamnya. Nikmati saja kerumitan para karakter yang mencoba keluar dari lingkaran waktu dan paradoks yang mereka ciptakan sendiri.
Apa pendapat kalian soal serial Dark beserta segala kompleksitas di dalamnya? Kasih tahu pendapat kalian di kolom komentar, ya!