The Witcher menjadi salah satu franchise terbesar yang dimiliki oleh layanan streaming Netflix. Selain serial utama yang dibintangi oleh Henry Cavill dari musim pertama hingga ketiganya, franchise ini juga punya sejumlah proyek spin off yang turut tayang lewat Netflix. Salah satunya adalah serial The Witcher: Blood Origin yang baru saja tayang pada 25 Desember lalu.
Blood Origin mengambil latar waktu 1,200 tahun sebelum serial utamanya berlangsung. Serial spin off ini akan membahas proses lahirnya The Witcher pertama serta peradaban kaum Elven sebelum mengalami kepunahan seperti yang kita lihat di serial utamanya. Blood Origin pun memiliki total empat episode dan dibintangi oleh Michelle Yeoh yang pada 2022 sukses mencuri perhatian lewat Everything Everywhere All at Once.
Sayangnya, respons terhadap Blood Origin terbilang sangat negatif jika mau dibandingkan dengan serial utamanya. Sebab, berdasarkan situs Rotten Tomatoes, Blood Origin hanya mendapat predikat busuk dengan rating 38% dari kritikus serta skor audiens yang hanya mencapai 8%. Hal ini tentunya beda jauh dengan serial The Witcher yang punya rating 81% dari kritikus dan skor audiens sebesar 75%.
Tak cuma itu, melansir Forbes, skor audiens Blood Origin yang cuma mencapai angka 8% kabarnya membuat proyek spin off tersebut jadi konten Netflix dengan skor audiens terburuk. Sebagian besar kritikus menyebut bahwa Blood Origin enggak terasa seperti sebuah kisah origin, malah ceritanya lebih terkesan klise.
Blood Origin juga dinilai enggak memberikan apapun terhadap penggemar seri Witcher, baik dari segi cerita ataupun karakternya. Makanya, rasanya wajar jika penggemar garis keras dari franchise adaptasi game ini enggak menyukai Blood Origin.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan rating buruk yang diterima oleh Blood Origin? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru lainnya, ya!