5 Rekomendasi Film Netflix yang Bikin Susah Bobo walau Enggak Ada Hantunya

Teror dan ketakutan selalu dikaitkan sama dua hal: psikopat dan hantu. Maka, saat penonton mencari film dengan nuansa-nuansa seperti itu, mereka akan mendapatkan rekomendasi film bergenre horor

Namun tahukah kamu? Untuk mencari teror dan ketakutan yang nyata, kadang kita enggak harus selalu menonton film horor. Ada film-film non-horor yang kelihatannya “aman”, tetapi justru memberikan teror dengan cara lain.

Kata “teror” lebih dari sekadar hantu berwajah rusak, jumpscare, dan pembunuh gila. Coba rasakan teror-teror dengan gaya lain dari film-film di Netflix ini.

Rekomendasi film Netflix yang bikin susah bobo walau enggak ada hantunya!

Luckiest Girl Alive (2022)

Via Istimewa

Ani Fenelli terlihat seperti seorang perempuan yang memiliki kehidupan sempurna. Ia bekerja di majalah bergengsi, cantik, stylish, dan bertunangan dengan seorang laki-laki yang tampan dan kaya. 

Namun, siapa yang menyangka bahwa semua kesempurnaan itu menutupi sebuah lubang besar di dalam pikirannya. Pada saat remaja, Ani menjadi korban gang rape teman-temannya yang mabuk. Bukannya dibela, ia justru dirundung oleh orang di sekitarnya. Gang rape yang ia alami ini juga diperparah dengan adanya peristiwa penembakan.

Bagaimana para pemerkosa ini bisa hidup enak bahkan enggak pernah dirundung adalah sebuah teror bagi penonton. Meskipun hidup Ani sempurna, ia enggak bisa lepas dari hantu masa lalu. Itu semua terjadi karena para pelaku enggak pernah benar-benar meminta maaf dan menyesali perbuatannya. Setan pun bahkan enggak pernah digambarkan melakukan hal demikian. 

Film ini pun sempat dikritik selain karena kuat penokohan dan alurnya. Luckiest Girl Alive juga menampilkan adegan pemerkosaan yang agak intens. Ini agak traumatis bagi orang-orang yang pernah mengalami pelecehan seksual.

5 Centimeters Per Second (2007)

Dalam dunia yang realistis, ada satu hantu yang lebih mengerikan daripada demon spirits: masa lalu yang belum kelar. Sosok orang di masa lalu itu bakal selalu menghantui. Bahkan, dalam 5 Centimeters Per Second, Takaki menggambarkan secara nyata bahwa penampakannya muncul di mana-mana: stasiun hingga jalanan, padahal, dia tahu bahwa mantan kekasihnya enggak akan berada di tempat-tempat itu.

Akibat hantu masa lalu berupa “pacar” masa kecilnya, Akari, Takaki jadi enggak bisa move-on. Takaki enggak mau membuka diri dan selalu membandingkan cewek lain dengan Akari. Bahkan, saking terpenjaranya sama bayangan Akari, Takaki sampai resign.

Pasti banyak di antara kamu yang pernah mengalami hal semacam itu. Bayangan kekasih di masa lalu kadang lebih mengerikan daripada mitos hantu penunggu rumah karena selalu membuat langkahmu terhenti setiap akan maju.

If Anything Happens, I Love You (2020)
Via Istimewa

Begitu sulit mencari padanan rasa sakit yang sama dengan rasa yang dialami orang tua usai ditinggal anak. Rasa sakit ini dieksplorasi sedemikian rupa, meneror penonton dengan kesunyian dan bayangan tentang seorang anak yang enggak bersalah.

If Anything Happens, I Love You adalah animasi hitam putih yang bikin depresi dan traumatis. Ia berkisah tentang hidup sepasang suami istri yang dihantui oleh rasa bersalah dan rasa sakit usai anaknya menjadi korban penembakan di sekolah Amerika Serikat. Anak perempuan kecil itu sama sekali enggak bersalah. Ia hanya korban random dari penjahat yang enggak waras dan hukum senjata yang enggak tegas.

Sepeninggal anak mereka, sang ibu dan sang ayah selalu dihantui oleh kenangan dan rasa bersalah. Semua barang peninggalan anak mereka seolah bersuara, memberikan penampakan kebahagiaan saat sang anak masih hidup.

Semenjak kematian anak mereka, hidup mereka terasa kosong. Sebuah kekosongan yang sulit untuk diisi dengan harta berharga apa pun.

If Anything Happens I Love You adalah pesan yang diberikan oleh anak mereka beberapa waktu sebelum penembakan berlangsung. Ini adalah hal yang sangat traumatis dan membekas. Kekosongan emosional pun menjelma menjadi hantu di setiap sudut rumah.

Flight (2012)

Via Istimewa

Ketika berhasil mendaratkan darurat sebuah pesawat dan menyelamatkan 96 dari 102 penumpang, seorang pilot bernama Whip dipuji atas keberaniannya. Masalahnya, Whip adalah alkoholik yang sedang minum pada saat penerbangan berlangsung. Saat ia sedang tidak sadar, pesawat dikemudikan kopilot dan saat ia bangun, pesawat condong dalam posisi yang berbahaya.

Berhasil membawa pesawat landing darurat, banyak orang memuji Whip. Namun, ada satu hantu yang mengejarnya: kesalahan karena mabuk saat menjadi pilot dan investigasi berjalan yang mencari tahu penyebab kecelakaan itu. Whip juga dihantui dengan tekanan untuk enggak menjadi alkoholik, padahal ia adalah pencandu alkohol berat.

Film ini adalah gambaran bahwa menyembunyikan sesuatu, apalagi yang menyangkut nyawa orang, akan tumbuh menjadi sebuah rasa bersalah yang terus menghantui. Untungnya, film ditutup dengan kesimpulan bahwa kecelakaan enggak ada hubungannya dengan mabuknya Whip, walau Whip tetap harus mengakui perbuatannya sebagai bentuk penghormatan pada orang-orang yang meninggal.

The Irishman (2019)

Via Istimewa

Dengan gaya Martin Scorcese-nya, The Irishman bisa jadi membosankan untuk pencinta aksi. Film mob sekaligus drama ini berdurasi tiga jam, penuh dengan narasi, dan begitu banyak tokoh di dalamnya. Namun, tokoh utamanya adalah Frank Sheeran, seorang mantan mafia dan hitman yang terkenal mampu “mengecat rumah dengan warna merah” alias membunuh.

Frank Sheeran, pada masa tuanya, bercerita pada wartawan seraya mengenang masa mudanya menjadi hitman. Namun, dari antara semua pembunuhan yang ia lakukan, yang menghantui adalah pembunuhan Jimmy Hoffa.

Jimmy Hoffa adalah ketua serikat pekerja sekaligus kawan dekatnya. Namun, karena membahayakan dirinya dan Russel Buffalino, mafia yang pertama kali memperkenalkannya pada dunia hitman, mau enggak mau Sheeran membunuh Jimmy Hoffa. Padahal, Jimmy Hoffa sendiri sudah menganggapnya kayak keluarga..

Diadaptasi dari kisah nyata, memang banyak yang menyangsikan kalau Sheeran benar-benar membunuh Jimmy Hoffa. Karena, banyak yang menyangka bahwa Sheeran sengaja menumbalkan diri demi melindungi orang lain. Namun, dalam film ini, digambarkan bahwa Sheeran pada akhirnya seperti dihantui kesepian di panti jompo, karena sang anak pun enggan mengakuinya akibat kecewa sama perbuatannya membunuh Jimmy Hoffa.

Walaupun Sheeran bisa menghabiskan masa tua di tempat yang tenang, semua hal yang dia lakukan di masa lalu seolah seperti menghantui.

Di dunia nyata, hantu paling mengerikan memang bukan penampakan. Seringkali, hantu itu berupa pikiran kita sendiri. Nah, dari sekian rekomendasi film di atas, manakah yang menurutmu paling meneror? Share di kolom komentar!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.