Tak bisa dimungkiri, Game of Thrones (2011-2019) jadi salah satu serial terpopuler sepanjang masa. Punya berbagai karakter yang menarik, kental dengan nuansa politik, alur cerita rumit, dan penuh aksi dibumbui unsur fantasi, akhirnya membuat serial ini begitu digemari.
Nah, buat kamu penggemar serial adaptasi novel karya George R. R. Martin ini, jangan sampai lewatkan serial prekuel House of the Dragon yang tayang mulai 21 Agustus di HBO.
Dalam Game of Thrones, kita tahu bahwa House Targaryen adalah salah satu keluarga paling berkuasa karena telah memimpin Westeros selama berabad-abad. Mereka juga satu-satunya keluarga yang memiliki naga sehingga mereka begitu ditakuti.
Namun, sejarah keluarga Targaryen enggak pernah benar-benar dieksplorasi. Nah, serial House of the Dragon ini bakal mengisahkan keluarga Targaryen dengan latar sekitar 200 tahun sebelum kejadian di Game of Thrones.
Simak dulu 5 fakta keluarga Targaryen berikut ini!
1. Salah satu keluarga dari Valyrian Freehold di Essos
Pada awalnya, penduduk Valyria hanyalah warga biasa sampai mereka menemukan cara untuk menjinakkan naga. Sejak itu, Valyria terus berkembang dan memperluas wilayah hingga menjadi salah satu peradaban terbesar yang mendominasi dunia bagian Timur tersebut.
Nah, House Targaryen adalah salah satu dari empat puluh keluarga pemilik naga di Valyrian Freehold.
Para Valyrian menaklukkan hampir seluruh daerah dan keluarga Targaryen menguasai salah satu daerah bernama Dragonstone. Punya lokasi yang strategis tepat di perbatasan, tempat tersebut menjadi pusat perdagangan antara Essos dengan Seven Kingdom di Westeros.
Pada awalnya, keluarga Targaryen bukan satu-satunya keluarga yang berkuasa karena banyak keluarga yang memang memiliki naga. Namun, sejak selamat dari keruntuhan Valyria, keluarga Targaryen pun bangkit hingga akhirnya menjadi salah satu keluarga paling berkuasa.
2. Satu-satunya keluarga “dragonlords” yang selamat dari Doom of Valyria
Nah, peristiwa yang membuat keluarga Targaryen bangkit tersebut adalah Doom of Valyria alias keruntuhan kota kuno tersebut. Saat itu, putri dari Lord Aener Targaryen, Daenys the Dreamer memiliki penglihatan bahwa kota Valyria bakal hancur akibat bencana gunung berapi yang parah.
Dia pun meyakinkan sang ayah untuk membawa keluarganya pergi dari Valyria ke Dragonstone. Benar saja, bencana “Doom of Valyria” tersebut benar-benar terjadi dan menghancurkan seluruh wilayah Valyria, termasuk para keluarga dan “dragonlords” yang menguasai peradaban tersebut.
Menjadi satu-satunya keluarga yang selamat dari bencana tersebut, House Targaryen pun jadi keluarga yang punya kekuasaan terbesar. Terlebih, kini hanya tinggal keluarga mereka yang memiliki tiga naga terakhir di dunia.
Hal ini pada akhirnya mendorong Ageon I Targaryen alias Aegon the Conqueror menginvasi Westeros dan menyatukan Seven Kingdoms di bawah kekuasaannya.
3. Dragonstone jadi markas sekaligus kunci dari kekuatan keluarga Targaryen
Sejak awal, Dragonstone menjadi kunci dari kekuatan keluarga Targaryen. Setelah menguasai pulau tersebut sejak zaman kejayaan Valyria, keluarga Targaryen memanfaatkan Dragonstone sebagai markas utama.
Selain jadi pusat perdagangan pada awalnya, Dragonstone juga jadi tempat di mana Aegon the Conqueror melancarkan serangan dalam misinya menaklukkan Westeros. Selain itu, Dragonstone juga menjadi habitat para naga sehingga enggak heran kalau tempat ini menjadi kunci kekuatan keluarga Targaryen.
4. Berusaha menjaga kemurnian darah keturunan, keluarga Targaryen melakukan hubungan inses dengan saudaranya sendiri
Sebagai keluarga paling berkuasa yang telah menguasai Westeros selama berabad-abad, House Targaryen selalu memandang diri mereka lebih superior dibanding keluarga lain.
Terlebih, sebagai penakluk naga terakhir, mereka menganggap dirinya sebagai “keturunan naga”. Oleh karena itu, mereka enggak melihat keluarga lain sebagai pasangan yang setara.
Untuk menjaga kemurnian darah keturunannya, keluarga Targaryen pun hampir setiap kali menikahi dan memproduksi keturunan dari keluarganya sendiri. Seperti Aegon the Conqueror yang menikahi dua saudara perempuannya, Rhaenys dan Visenya Targaryen. Selanjutnya, keturunan Targaryen pun melanjutkan “tradisi” tersebut dengan menikahi sesama saudaranya.
5. Sering berperang, baik menaklukkan wilayah lain maupun perang saudara untuk merebut takhta kekuasaan
Dunia Game of Thrones memang enggak pernah jauh-jauh dari perang dan politik. Sejak penaklukkan Aegon the Conqueror terhadap Westeros, keluarga Targaryen telah menghadapi banyak perang dan pemberontakan.
Terlebih, setelah Aegon the Conqueror meninggal, keturunannya enggak ada yang bisa menggantikan kepemimpinannya. Namun, pada akhirnya cucu Aegon the Conqueror, Jaehaerys I berhasil menjadi raja yang baik. Selama lima puluh tahun, Jaehaerys I berhasil memimpin dengan damai dan periode kepemimpinannya ini disebut “golden age”.
Sayangnya, kedua putra Jaehaerys I telah meninggal sehingga penerus takhta jatuh antara cucu tertuanya yang merupakan seorang perempuan, Rhaenys atau cucu laki-laki tertuanya, Viserys I. Pada akhirnya, keluarga Targaryen pun lebih memilih laki-laki sebagai penerus takhta.
Nah, dari sinilah berawal kisah dari House of the Dragons yang menceritakan perang saudara antara sesama keturunan Viserys I untuk merebut Iron Throne tersebut. Dalam novelnya, peristiwa perang saudara antara Rhaenyra, putri tertua Viserys I dengan Aegon II, putra tertua Viserys I dari istri barunya.
***
Nah, itulah deretan fakta keluarga Targaryen. Di antara daftar tersebut, fakta manakah yang paling menarik menurutmu? Bagikan pendapatmu pada kolom komentar di bawah, ya! Jangan lupa ikuti KINCIR untuk informasi menarik seputar film atau serial lainnya.