*Spoiler Alert: Review serial The Last of Us episode 9 ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Memulai cerita pada episode pertama tanggal 15 Januari, akhirya kita sampai pada episode 9 sebagai penghujung musim pertama. Namun, ini bukanlah akhir dari perjalanan Joel dan Ellie. Soalnya, HBO telah mengonfirmasi bahwa nantinya ada The Last of Us season 2.
Sepanjang musim pertama, kita telah disuguhkan tentang perkenalan terhadap jamur Cordyceps, efek, sampai cerita mendetail tentang masa apokaliptik. Hanya saja, belum semua kisah terungkap. Pasalnya, sembilan episode yang telah hadir belum mengadaptasi seluruh cerita dari game The Last of Us part 1.
Kendati demikian, di akhir musim ini Neil Druckmann masih konsisten membawa cerita yang apik. Bagaimana cerita musim pertama ini berakhir? simak review lengkapnya di artikel berikut ini.
Review serial The Last of Us episode 9
Tiba waktunya berpisah
Setelah melewati petualangan yang panjang, melintasi berbagai daerah berbahaya, bertemu banyak orang dengan segala karakternya, Joel dan Ellie akhirnya sampai di sebuah daerah tempat rumah sakit Fireflies berdiri. Ini jadi momen yang mengharukan karena itu artinya kebersamaan Ellie dan Joel akan berakhir sebentar lagi.
Setibanya di markas Fireflies, apa yang ditakutkan Joel terbukti, enggak ada yang bisa menjamin keselamatan Elie setelah naik ke meja operasi. Marlene yang sedari awal menugasi Joel mengantar Ellie ternyata berbalik menekan Joel. Jangankan membolehkan Joel membawa pulang Ellie, melihatnya dioperasi saja, Joel enggak diperbolehkan.
Lantas apa yang akan Joel lakukan? Membiarkan Fireflies mengoperasi Ellie? atau justru menentang mereka dan membawa Elie kabur? kamu akan tahu ujung dari cerita The Last of Us pada episode ke 9 ini.
Joel di antara persimpangan antara tugas dan naluri ayah
Enggak ada orang yang nyaman dengan sebuah perpisahan. Apalagi perpisahan setelah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan. Joel dan Ellie sudah nyaris sepanjang tahun berjalan bersama, merasakan lapar dan tidur bersama. Mengalahkan musuh bersama dan berkenalan dengan orang-orang baru bersama. Sampai tiba di waktu ketika semuanya harus berakhir.
Sebelum memasuki daerah tempat rumah sakit Fireflies berdiri, Joel sudah menawarkan pada Ellie jika sebaiknya mereka kembali dan enggak menyelesaikan petualangan ini. Joel berharap bisa kembali ke perkampungan Tommy dan hidup bahagia di sana. Tapi Ellie menolak, dia ingin menyempurnakan perjalanan ini dengan sampai pada tujuan dan dapat membagi kekebalannya pada semua orang.
Meski begitu, semenjak menit pertama episode sembilan ini, Ellie juga terlihat muram. Ekspresinya enggak bisa ditutupi kalau dia juga enggan menyelesaikan perjalanan ini. Kekhawatirannya terlihat dari akting Bella Ramsey yang begitu dingin pada episode terakhir ini.
Terjawab sudah asal usul kebalnya Ellie
Sejak episode pertama memang kerap membuka episode dengan sebuah adegan yang informatif. Pada episode terakhir ini, penonton dikenalkan asal usul Ellie dan bagaimana cerita nya anak kecil itu bisa kebal terhadap gigitan para zombie. Semua bermula dari Anna, dia adalah ibu kandung Ellie.
Saat hendak melahirkan Ellie, ia digigit oleh orang yang terinfeksi cordyseps. Ada bagian dari cordyceps yang mengalir di darah Ellie, hal itulah yang mengakibatkan Ellie enggak kunjung berubah menjadi bagian dari orang yang terinfeksi. Pertanyaan ini tentu menggantung dibenak penonton sejak awal episode. Beruntung sutradara Neil Druckmann mau menceritakannya tepat diujung musim pertama.
Bukan serial zombie yang biasa
Pada akhirnya serial ini memang bukan serial zombie pada umumnya. Serial yang menekankan pada petualangan protagonisnya melawan bahaya zombie yang mengancam. The Walking Dead sering jadi serial yang dibanding-bandingkan dengan The Last of Us. Tapi serial karya Neil Druckmann ini punya pendekatan yang berbeda.
Meski sama-sama bertualang di tengah dunia penuh zombie. Sejatinya serial ini menitik beratkan konfliknya pada kedekatan emosional seroang pria yang kehilangan anak dengan seorang anak yang enggak pernah punya orang tua. Latarnya adalah dunia apokaliptik dengan semua ancaman yang membahayakan keselamatan mereka.
Karena itu musuh yang dihadirkan dalam seril ini enggak cuma zombie menakutkan. Tapi juga manusia-manusia jahat yang pola pikirnya bergeser karena kadaan dunia yang berubah. Setiap episode seperti punya ceritanya sendiri dan setiap cerita merangkai benang merah yang memang hendak ditampilkan dalam serial The Last of Us.
Beruntungnya lagi, ceritanya enggak keluar jalur dari apa yang ditampilkan di game. Akhirnya baik mereka yang memainkan gamenya maupun yang enggak pernah tau gamenya seperti apa sama-sama dapat menikmati serial ini sejak awal sampai selesai.
Saatnya menanti musim kedua
Sembilan episode sudah rampung disajikan, gejolak konflik yang naik turun setiap episodenya memang senantiasa menarik perhatian. Salah satu keunggulan dari serial ini adalah ikatan emosional antara deretan karakter dengan penonton. Merupa cerita dalam sebuah game menjadi serial dengan sembilan epiosde dan harus masuk akal tentu bukan pekerjaan mudah.
Tapi nyatanya, serial ini memang begitu bisa dinikmati dan enggak berlebihan meski menampilkan latar dunia apokaliptik yang menakutkan. Sebaliknya set dan latar cerita serial ini justru begitu meyakinkan.
***
Setelah sukses dengan musim pertamanya, The Last of Us musim kedua patut ditunggu, melihat Ellie dan Joel kembali bertualangan dengan musuh yang lebih garang tentu jadi tontonan yang menjanjikan.