Pada 18 Desember 2021 lalu, kita kedatangan drama Korea baru berjudul Snowdrop yang tayang pada kanal JTBC serta layanan streaming Disney+ Hotstar. Drakor yang melibatkan Jung Hae-in serta Jisoo ‘Blackpink’ itu tayang setiap Sabtu-Minggu dan kini telah merilis dua episode perdananya. Namun, tak lama setelah episode keduanya rilis, muncul sebuah kontroversi yang bisa membuat drakor itu berhenti tayang.
Kronologi kontroversi ini sebenarnya berawal sejak beberapa bulan yang lalu, jauh sebelum Snowdrop rilis. Sebab, sinopsis dari drakor ini mengambil latar pada era 1980-an, berbarengan dengan gerakan politik besar-besaran di Korea Selatan pada masa itu. Lalu, tokoh utama dari drakor ini, yaitu Im Soo-ho, dikisahkan sebagai mata-mata dari Korea Utara yang menyamar sebagai aktivis gerakan demokrasi di Korea Selatan.
Ketika sinopsis itu muncul, banyak netizen Korea Selatan yang mengecam sutradara serta penulis Snowdrop karena telah melakukan distorsi sejarah. Selain itu, latar belakang Soo-ho sebagai mata-mata Korea Utara yang jadi aktivis demokrasi dinilai melecehkan para aktivis sungguhan pada masa itu. Soalnya, pada era 1980-an banyak aktivis demokrasi yang ditangkap karena diduga sebagai mata-mata.
Setelah kontroversi pertamanya tersebut, tim produksi dari Snowdrop menyatakan bahwa cerita dalam drakornya nanti akan memiliki kisah yang berbeda dan tak berfokus pada gerakan demokrasi. Mereka juga menyatakan bahwa kisah dari drama Korea tersebut adalah fiksi belaka, dan cuma mengambil beberapa aspek dari sejarah aslinya.
Namun, setelah penayangan dua episode perdananya, netizen Korea Selatan kembali murka karena ternyata cerita dari drakor tersebut sangat sesuai dengan sinopsisnya yang menimbulkan kontroversi. Mereka juga menganggap bahwa drakor itu akan membuka luka lama terhadap keluarga korban kekerasan aksi 1980-an.
Hal ini kemudian bikin netizen membuat sebuah petisi yang ditujukan kepada kantor Presiden Korea Selatan buat menghentikan penayangan Snowdrop. Pihak pemerintah kabarnya wajib merespons petisi tersebut seandainya sudah mencapai 200 ribu tandatangan. Hingga artikel ini ditulis, petisi tersebut pun telah ditandatangani oleh lebih dari 300 ribu orang, tapi masih belum ada respons dari pihak pemerintah.
Selain itu, sejumlah sponsor dari drama Korea Snowdrop juga kini kabarnya telah mundur akibat adanya kontroversi tersebut. Hal ini tentunya akan menyulitkan bagi tim produksi buat lanjut menayangkan drakor tersebut. Jadi, kita tinggal menunggu waktu saja bagaimana tindakan pemerintah Korea Selatan terhadap drakor tersebut.
Seandainya benar diberhentikan, hal ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi oleh sebuah drakor yang dianggap melecehkan sejarah. Soalnya, pada 2021 ini saja drakor Joseon Exorcist juga terpaksa berhenti tayang karena adanya petisi netizen kepada pihak pemerintah. Bahkan, saat itu jumlah tandatangan pada petisi Joseon Exorcist baru mencapai 127 ribu saja.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan kemungkinan berhenti tayangnya drama Korea Snowdrop? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk kabar seputar drakor lainnya, ya!