Info 
Salah satu serial Korea orisinal Netflix dengan kisah yang cukup menjanjikan adalah Kingdom yang pada 13 Maret 2020 kemarin memasuki musim keduanya. Bercerita tentang wabah mematikan yang membuat orang mati hidup lagi dan menularkan wabah yang sama melalui gigitan, Kingdom memadukan wabah zombie dengan konflik kerajaan Korea era Joseon saat Korea masih perang sama Jepang.
Di musim pertamanya, kalian disajikan misteri dan intrik dalam istana yang bikin geregetan. Nah, di musim kedua ini, kalian bakal menemukan lebih banyak jawaban serta tambahan yang bikin lega. Namun, bukan Kingdom namanya kalau enggak bikin kalian sengsara karena akhir yang menggantung. Soalnya, masih ada misteri lainnya yang tentunya bakal bikin kalian rela menanti musim berikutnya.
Nah, buat musim keduanya ini, KINCIR bakal kasih ulasannya di artikel ini. Langsung aja simak, yuk!
Perang Tetap Berlanjut
Di akhir “Episode 6” musim pertama, kalian digantungin sama fakta bahwa para zombie sama sekali enggak takut matahari. Ternyata mereka suka udara dingin! Makanya, dari tadinya Putra Mahkota Chang dan pasukannya di Sangju kelihatan udah menang, ternyata kerumunan zombie lainnya yang enggak kalah banyak datang lagi dari kejauhan. Mereka pun mesti mundur karena, parahnya lagi, para zombie itu jadi enggak tidur saat siang soalnya udaranya tetap dingin karena lagi musim dingin.
Keadaan bahkan diperparah dengan gudang makanan yang terbakar karena kecerobohan warga. Dengan para zombie berada di luar gerbang Sangju, enggak mungkin mereka bertahan tanpa pasokan makanan. Akhirnya, mencoba mencari bala bantuan, Putra Mahkota Chang pun menyusun strategi untuk merebut Mungyeong Saejae tempat Cho Hak-ju memimpin.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Misi sukses, meski dengan banyak drama, Putra Mahkota berhasil memperjuangkan kebenaran dan membela rakyat yang kelaparan di Sangju. Akan tetapi, kemenangan ini enggak bertahan lama karena banyak juga korban berjatuhan demi merebut benteng Mungyeong Saejae. Belum lagi, masih ada masalah besar lainnya yang perlu diselesaikan, yaitu menghentikan wabah yang menyebar cepat dan mematikan ini.
Kebenaran Selalu Menang
Putra Mahkota Chang bisa dibilang sosok ideal buat menyelesaikan masalah pemerintahan yang korup dan enggak pro rakyat sekaligus masalah wabah mengerikan yang bisa menghancurkan Kerajaan Korea sampai ke akar-akarnya. Kalau di musim pertama kelihatannya masalah ini bakal berkepanjangan, ternyata roda berputar cepat banget di musim kedua.
Memang, sih, karakter ngeselin dari musim pertama kayak Cho Hak-ju dan antek-anteknya serta Ratu masih pengawalnya masih ada. Akan tetapi, Putra Mahkota akhirnya mendapatkan kekuatan dan dukungan dari lebih banyak orang sehingga bisa dibilang lebih kuat di musim kedua ini.
Sambil tetap mengemas musim kedua ini dalam 6 episode, Kingdom juga enggak berbelit-belit menguraikan narasi yang cerdas di tengah negeri yang kacau. Kalian mungkin masih bakal mendengar kekonyolan soal orang-orang yang percaya aja bahwa Raja masih memerintah meski sakit dan enggak ada yang curiga kenapa Raja enggak pernah menunjukkan wajahnya.
Kalian juga mungkin muak soal Ratu yang dari tampangnya aja udah kelihatan licik dan penuh rahasia, tapi masih aja enggak tersentuh oleh hukum. Geregetan, pasti, tapi hal ini enggak bertahan lama di musim kedua karena sedikit demi sedikit kebenaran pun terkuak.
Dosa lama yang akhirnya tertebus, keserakahan yang enggak menghasilkan apa pun selain kematian, dan juga pengkhianatan yang berujung penyesalan, semuanya terbayar dengan akhir yang mungkin sudah diduga, tapi tetap aja ditampilkan dengan dramatis dan mengharukan.
Dari awalnya Putra Mahkota muak dengan struktur sosial dan pemerintahan kerajaan yang korup, lalu muncul kesadaran bahwa kerajaan seharusnya memuliakan rakyat, Kingdom masih membawa isu kelas sosial di musim kedua ini. Hal inilah justru yang bikin musim kedua ini enggak tampil mengecewakan dan justru malah sesuai dengan ekspektasi.
Di musim kedua ini, Kingdom menunjukkan bahwa masih banyak orang yang peduli untuk mengungkapkan kebenaran dan mau berjuang bersama Putra Mahkota. Putra Mahkota pun berkali-kali bilang, perjuangannya menurunkan Ratu bukan buat merebut takhta, melainkan buat mewujudkan sistem sosial yang adil dan pro rakyat. Sosialis banget, ya! Dengan pengorbanan yang enggak dilebih-lebihkan, Putra Mahkota Chang pun akhirnya berhasil mewujudkan kebenaran yang selama ini dicita-citakannya.
Satu Konflik Berakhir, Konflik Lain Menanti
Konflik kerajaan udah selesai, wabah pun udah 7 tahun enggak ditemukan lagi. Namun, bukan Netflix namanya kalau menyelesaikan serial populernya dalam dua musim aja.
Kingdom pun agaknya bakal mulai musim ketiganya enggak lama lagi karena pada akhir musim keduanya, ada sosok baru yang misterius yang kelihatannya punya kepentingan lain selain merebut takhta kerajaan. Mungkin ada hubungannya dengan okultisme, mengingat tanaman pembangkit yang jadi biang keladi wabah di Korea ditemukan di daerah pegunungan dengan aksesori religius di sekitarnya.
Jadi semakin penasaran, ‘kan? Kalian juga boleh berekspektasi musim ketiganya nanti bakal lebih banyak konflik lagi karena ada raja baru pembawa wabah, pengawal raja yang mencurigakan, dan pedagang yang sengaja menjual tanaman pembangkit di pasar gelap yang kelihatan merupakan orang yang sama dengan sosok cewek yang ada di episode terakhir musim kedua.
Boleh jadi juga, musim ketiga nanti bakal lebih banyak petualangan Putra Mahkota Chang dan tabib Seo-bi dan perseteruan di istana. Jadi, kita tunggu aja kabar selanjutnya, ya.
***
Kingdom Season 2 benar-benar memenuhi ekspektasi KINCIR dan enggak mengecewakan. Meski durasinya lebih singkat daripada musim pertama, penyelesaian yang diberikan memuaskan banget dan enggak dipaksakan.
Yang paling penting, alurnya tetap asyik diikuti dan enggak tergesa-gesa menyelesaikan setiap konfliknya. Semua terungkap sedikit demi sedikit dengan ketegangan yang enggak habis-habis.
Jadi, buat kalian yang cari tontonan yang beda, KINCIR menyarankan banget kalian nonton Kingdom dari musim pertama sampai musim keduanya. Kingdom bisa kalian tonton sekarang di Netflix.
