2020 sepertinya merupakan tahun remake, deh, di platform video-on-demand Indonesia. Setelah ramai bakal ada remake serial Gossip Girl dan Pretty Little Liar, udah tayang duluan rupanya remake dari serial Tunnel, sebuah drama yang berasal dari Korea Selatan. Remake serial ini bisa kalian tonton via platform GoPlay.
Lalu, apa yang menarik? Serial Tunnel berkisah tentang seorang detektif bernama Park Gwang-ho pada 1986 yang masuk ke terowongan dan pada akhirnya terlempar ke tahun 2017. Rupanya, Gwang-Ho harus memecahkan kasus pembunuhan berantai yang menimpa para perempuan supaya bisa balik ke tahun 1986.
Banyak hal yang bikin kagok Gwang-ho, mulai dari perbedaan budaya, rekan-rekannya yang semakin tua begitu pula anak mereka dan anak dia, serta pembunuh berantai yang belum ketemu hingga 2017. Nah, Tunnel Indonesia sebetulnya sama kok dengan versi Korea Selatan. Perbedaannya adalah pada nama dan tentu saja, beberapa pendekatan budaya.
Kalau versi Korea Selatan mengusung karakter utama Gwang-Ho, nah versi Indonesia mengusung karakter Tigor. Dari penampilan, lebih garang daripada Gwang-Ho. Bener-bener sesuai stereotip polisi yang gabung di dalam bagian reserse kriminal, dan tentu saja punya darah Batak.
Masih ada beberapa perbedaan yang bisa kalian lihat dari Tunnel Indonesia vs. Tunnel Korea Selatan. Apa saja? Simak di bawah ini.
Durasi yang Lebih Panjang
Dok. GoPlay
Perbedaan awal dari versi Indonesia dan Korea Selatan hadir pada durasi. Versi Korea Selatan dikemas dalam 16 episode. Setiap episodenya berdurasi 60 menit.
Sementara itu, versi Indonesia dikemas dalam durasi 30 menit setiap episodenya. Sejauh ini, Tunnel Indonesia baru mencapai episode kelima. Setiap minggunya, hanya di-update satu episode.
Dok. GoPlay
Sebelum serial ini tayang, beberapa warganet ‘nyinyir’ soal Tunnel Indonesia yang mungkin bakal lebay dan dipanjang-panjangin seperti sinetron. Kenyataannya enggak seperti itu, kok. Tunnel Indonesia nyatanya padat dan enggak berbelit-belit. Apa yang bikin ini jadi lebih panjang 30 menit daripada versi aslinya? Budaya!
Dialog-dialog yang terjadi di versi Indonesia cenderung lebih panjang. Begitu pula beberapa gurauan yang “Indonesia” banget. Makanya enggak heran kalau durasinya jadi lama. Ini tentu berbeda sama dialog-dialog Tunnel Korea Selatan yang compact dan lebih blak-blakan. Dan seperti yang udah sering kita lihat di Indonesia, beberapa hal, seperti birokrasi, menghabiskan waktu lebih banyak.
Kota yang Dipakai
Dok. GoPlay
Pembunuhan yang berlangsung di serial Tunnel Korea Selatan terjadi di Hwaseong. Sementara itu, pembunuhan di Tunnel versi Indonesia terletak di kota Yogyakarta. Pemilihan kota ini cukup menarik, lho. Pasalnya, keduanya sama-sama bukan kota terbesar di negara bersangkutan, tetapi cukup maju dan sarat akan budaya.
Kota Hwaseong memiliki beberapa bangunan dan pertunjukkan yang kental akan budaya Korea Selatan lawas. Ini juga berlaku tentu sama Yogyakarta yang masih kental sama budaya Jawa.
Sementara itu, Yogyakarta juga masih memiliki beberapa area persawahan. Tentu beda banget sama kontur Jakarta. Perbandingannya hampir sama dengan Seoul-Hwaseong.
Sejarah Lokasi Pembunuhan
Dok. GoPlay
Perasaan yang kita dapatkan ketika kita orang Korea Selatan yang menonton serial Korea Selatan, dengan ketika kita sebagai orang Indonesia yang menonton serial Indonesia, tentu beda banget.
Hwaseong, yang dipakai sebagai latar tempat pembunuhan di Tunnel Korea, adalah kota yang memang menjadi lokasi pembunuhan betulan selama bertahun-tahun. Pelakunya bahkan baru ketemu tahun lalu, setelah 30 tahun berlalu.
Hwaseong ini enggak cuma dipakai sebagai latar buat Tunnel. Beberapa film udah pakai Hwaseong sebagai inspirasi kisah pembunuhan, salah satunya Memories of Murder (2003).
Walaupun enggak sepenuhnya mengambil kejadjan Hwaseong yang asli, menonton versi Koreanya tetap menimbulkan 'kengerian' sendiri di tengah masyarakat Korea Selatan. Itu tentu berbeda sama konotasi Yogyakarta yang masih positif banget dan selalu jadi destinasi wisata favorit di Indonesia.
Beberapa Rincian yang Berbeda
Dok. GoPlay
Ada sedikit sentuhan yang lebih baru dan dramatis saat menonton Tunnel Indonesia. Misalnya, tahun keluar yang berbeda.
Gwang-Ho dalam versi Korea keluar pada 2017. Sementara itu, Tigor keluar pada 2020. Tiga tahun cukup banget buat mengubah banyak hal, terutama teknologi dalam menyelidiki kejahatan. Jadi, inilah yang disesuaikan sama Tunnel Indonesia.
Selain itu, versi Indonesia, Tigor sempat berantem sama seseorang yang misterius saat masuk terowongan. Sementara itu, Gwang-Ho langsung keluar pada 2017. Sentuhan yang lebih anyar dan dramatis bikin Tunnel Indonesia punya rasa enak yang sama dengan yang Korea Selatan dan enggak terkesan asal ‘mengekor’.
Apakah Ending Serialnya Sama?
Dok. GoPlay
Ending dari Tunnel versi Indonesia itu belum jelas, karena minggu ini bahkan baru mau mencapai episode 6. Sementara itu, Tunnel Korea Selatan berakhir pada 2017.
Kalian yang udah nonton pasti udah tahu bahwa penjahatnya adalah orang yang enggak diduga dan sebelumnya dikira orang baik. Bagaimana dengan Indonesia?
Tentu kita berharap bahwa ending-nya berbeda, supaya lebih mengejutkan dan lebih relate sama karakter masyarakat Indonesia. Karena, setiap pembunuhan yang terjadi di Indonesia, sekalipun berantai, punya alasan yang enggak jauh-jauh dari cinta dan ekonomi.
***
Terlepas dari usahanya buat 'setia' sama plot, Tunnel Indonesia punya keunikan tersendiri kok. Layak tonton? Banget! Kalian hanya bisa menikmatinya dengan streaming di GoPlay.