Review Serial One Day (2024)

Review Serial One Day (2024)

One Day (2024)
Genre
  • Romance
Actors
  • Ambika Mod
  • Leo Woodall
Director
  • Nicole Taylor
Release Date
  • 08 February 2024
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Review serial One Day (2024) mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Apakah cinta sejati ada di sosok yang selalu ada dengan kita setiap saat? Apakah sulit move-on hanya bisa terjadi saat kita sudah bersama seseorang dalam waktu lama, berinteraksi terus-menerus dengannya, dan telah melewati banyak hal dengannya? Semua itu nampaknya terbantahkan dalam One Day, sebuah miniseri Netflix yang diangkat dari novel berjudul sama dan merupakan remake dari film tahun 2011 berjudul serupa.

One Day  bercerita tentang dua orang dengan hubungan enggak jelas, antara sahabat, atau teman tapi mesra. Emma Morley dan Dexter Mayhew bertemu di pesta perpisahan universitas. Pertemuan yang didahului dengan momen mabuk dan party itu kemudian berlanjut ke pembicaraan mendalam soal masa depan, soal bagaimana jadinya kehidupan di mata mereka kelak.

One Day, yang dirilis dengan konsep miniseri 14 episode menceritakan pertumbuhan Emma dan Dex dalam bentuk kehidupan, perjuangan, dan jalan yang berbeda. Di setiap episode, kita bisa melihat perkembangan karakter mereka dan apa penyebab yang menumbuhkan karakter-karakter itu.

Mereka hidup dalam frame yang berbeda, apalagi latar belakang keluarga Emma dan Dex cukup kontras. Emma yang merupakan keturunan imigran di Inggris harus berjuang lebih keras (dari segi finansial), tetapi Dex yang notabene berasal dari keluarga borjuis (menurut sebutan Emma) juga punya perjuangannya sendiri. Sempat dekat dengan orang lain hingga berhubungan, enggak bikin mereka saling lupa.

Review serial One Day (2024)

Menjelaskan ikatan cinta dengan cara yang baik

One Day via Netflix

Bagaimana bisa dua orang yang enggak punya komitmen kuat dan hubungan jelas saling terikat satu sama lain? Apakah sekadar tentang fisik?

One Day mencoba membawa kita ke kondisi tersebut. Tentu dengan dialog-dialog yang dalam, tapi dibawa santai. Kita menjadi tahu kenapa Emma masih suka mikirin Dex dan mengapa dari sekian banyak cewek yang dekat dengan Dex, Emma tetap menjadi yang spesial.

Hubungan yang rekat ini terjadi karena mereka nyambung satu sama lain, Dex merasa Emma adalah rumahnya dan sebaliknya. Mereka bisa duduk di suatu tempat yang membosankan sekali pun dan ngomentarin apa saja dan mengembangkan obrolan apa pun.

Ikatan perasaan yang ditunjukkan lewat dialog ini adalah keputusan brilian dan kudos terhadap penulis skenario yang bisa bikin dialognya wajar tetapi enggak terlupakan.

You do not bore me”. Itulah kalimat yang diucapkan Dex kepada Emma. Rasanya setiap mereka ngobrol, waktu sepertinya berhenti.

Penggambaran kuat karakter yang turut didukung karakter pendukung

Emma dan Dex via Netflix

Sangat menarik bagaimana karya ini dikemas sebagai miniseri. Konsep miniseri yang dihantui rasa bosan penonton, dieksekusi dengan baik dalam One Day. Padahal, karakternya cukup penuh sesak. Lebih dari itu, karakter pendukung juga terasa membentuk kepribadian dua tokoh utama ini. Miniseri ini berhasil berkembang dari kisah duo bucin menjadi dua orang yang saling bertumbuh, punya kehidupan sendiri, kendati mereka masih punya ruang nostalgia buat satu sama lain.

Imbasnya, karakter Dex yang kadang ‘brengsek’ dan Emma si strong girl jadi konsisten. Kita dibuat memahami watak keduanya. Jelas ini bukan kisah cinta yang manis, tetapi penggambaran kedua karakter ini bikin kita memahami string yang ada di antara mereka, dan mengapa hubungan mereka enggak jelas.

Setiap jengkal kehidupan Dex pun mendukung penggambaran karakternya sebagai “anak orang kaya yang hidupnya lebih asyik”, mulai dari hobi party sampai masuk TV.  Hal yang sejalan terjadi pada karakter Emma, yang bisa digambarkan sebagai strong girl pengejar mimpi sebagai penulis lewat jalan idealis yang dia ambil, buku-buku yang dia baca, dan sambilan-sambilan yang ia kerjakan. Ambika Mod dan Leo Woodall benar-benar casts yang past untuk menghidupi kedua karakter ini!

Sinematografi cantik dan jujur

Kisah sejoli yang berjalan bertahun-tahun, bikin pekerjaan rumah besar bagi kru di balik One Day. Mereka harus tahu bagaimana caranya bikin adegan pertumbuhan kisah mereka terasa menyenangkan dan watchable tanpa harus terasa maksa.

Lewat tren busana dan musik yang memang sedang hits pada tahun-tahun tersebut, One Day bisa bikin penonton seolah melintasi waktu. Apalagi, lagu-lagu yang dipakai bisa menggambarkan suasana dengan begitu tepat.

Serial ini juga membawa set pencahayaan gelap dengan caranya yang apik. Konsistensi mood dalam membangun cerita Dex dan Emma bikin series ini jadi ‘nagih’. Menonton One Day enggak cuma memanjakan orang-orang yang masih sulit move-on dan butuh closure ke orang terindah di kehidupan mereka, tetapi juga bikin kita bertualang ke memori-memori indah bersama sosok Dex dalam kehidupan kita.

***

Akhir kata, One Day adalah tontonan manis tentang bagaimana kita harus menghargai waktu dan pertemuan, karena bisa jadi, di tahun depan, apa yang kita miliki sekarang mungkin enggak akan bisa kita genggam lagi.

Kalau kamu suka tontonan tentang nostalgia yang banyak dialognya, One Day bakal jadi tontonan menarik buat kamu. Nah, kamu bisa langganan Netflix sekarang juga dan tonton series ini!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.