review serial lupin season 3 netflix

Review Serial Lupin Part 3 (2023)

Lupin Part 3
Genre
  • heist
  • misteri
Actors
  • Ludivine Sagnier
  • Omar Sy
  • Soufiane Guerrab
Director
  • François Uzan
  • George Kay
Release Date
  • 05 October 2023
Rating
4 / 5

Lupin adalah serial bergenre thriller misteri dari Prancis yang dibuat oleh duo kreator, George Kay dan François Uzan, yang tayang perdana di Netflix pada 8 Januari 2021. Bagian pertama Lupin terdiri dari 5 episode. Sementara bagian kedua yang berisi lima episode selanjutnya ditayangkan pada 11 Juni 2021. Untuk bagian ketiganya sendiri sudah tayang sejak 5 Oktober lalu.

Lupin dibintangi oleh Omar Sy yang berperan sebagai Assane Diop, seorang pria yang terinspirasi oleh petualangan pencuri ulung Arsene Lupin, karakter yang diciptakan oleh Maurice Leblanc di awal tahun 1900-an. Serial ini ditonton oleh 76 juta rumah tangga selama bulan pertama rilisnya dan menjadi serial non-Inggris yang paling banyak ditonton di Netflix pada saat itu.

Lupin juga beroleh rekognisi dari beberapa ajang penghargaan diantaranya dari BAFTA Awards, Critics Choice Awards, Golden Globe Awards, Satellite Awards, Gotham Awards hingga International Emmy Awards. 

Salah satu hal menarik dari serial ini adalah karakter ayah Arsene Diop digambarkan berasal dari Senegal sebagaimana ayah dari pemerannya, Omar Sy.

Review serial Lupin (2023)

Kusni Kasdut, Assane Diop dan Apa Arti Keadilan

Istimewa

31 Mei 1961. Sebuah perampokan paling menggegerkan dan sekaligus bisa jadi paling filmis terjadi di Musem Gajah, Jakarta Pusat. Pelaku utamanya yang kerap dijuluki Robin Hood-nya Indonesia bernama Kusni Kasdut.

Kusni bersama komplotannya menyamar menjadi polisi dan memasuki area museum dengan menggunaan mobil Jeep. Tanpa diduga komplotan tersebut langsung beraksi cepat dan segera menyandera pengunjung. Hasilnya 1 orang petugas musem terkena tembakan dan 11 butir berlian berpindah tangan.

Dan nama Kusni yang sudah sohor sebelumnya menjadi semakin populer. Sebelumnya Kusni terkenal karena sering menjarah harta orang-orang Tionghoa dan membagi-bagikannya begitu saja. Namun pada akhirnya, entah karena kekecewaan pada kekuasaan, Kusni akhirnya mulai merampok untuk dirinya sendiri.

Dikutip dari buku berjudul Kusni Kasdut yang ditulis jurnalis senior Kompas, Parakitri Simbolon, dikisahkan Kusni Kasdut lahir dari keluarga miskin, keluarga yang bisa dibilang setengah sah. Keadaan ini dirahasiakan ibunya, ditutupi dengan kebohongan kecil yang dikira tak berbahaya. Akibatnya, Kusni Kasdut mengalami masa kanak-kanak yang gelap. Ia menginginkan kepastian tapi tak memperolehnya. Ia juga mendambakan harkat diri yang tak ditemukannya.

Sepanjang hidup, Kusni Kasdut berjuang mengembalikan harkat dan martabat dirinya. Setelah ikut berjuang membela negara kemudian terjun ke masyarakat sipil dan selalu menemui kegagalan, ia mempertanyakan arti pengorbanannya di tengah pergulatan hidup yang pahit dan pertentangan batin yang pedih.

Setelah Kasdut Lantas Diop

Review serial Lupin (2023)

Terpisah 11.578 kilometer dari Jakarta, Assane Diop juga beraksi seperti Kusni Kasdut. Bedanya Diop bekerja sendirian dan mengimitasi gaya dan ciri khas karakter fiksi Arsene Lupin. Namun keduanya menggegerkan masyarakat dengan aksi gagah berani merampok museum. Diop memilih menyelinap ke Museum Louvre dengan penjagaan ketat. Dan ia memilih untuk merampok kalung berlian Marie Antoinette yang selain bernilai sejarah, juga dihargai sangat tinggi. 

Tapi ada yang berbeda dari aksi Diop dibanding Kasdut. Ia merampok bukan untuk mendapatkan uang dalam jumlah sangat besar. Ia melakukannya karena ingin membalaskan dendam atas kematiannya ayahnya yang difitnah. Selama 25 tahun, Diop hidup dalam trauma atas apa yang menimpa ayahnya. Kelak ketika ia dewasa, ia mulai memahami apa yang sesungguhnya terjadi, mencari kebenaran di balik peristiwa di masa lalu itu dan mencari keadilan untuk almarhum ayahnya. 

Alasan yang disebut terakhir yang mungkin membuat aksi-aksi Diop terasa heroik. Kita yang tak pernah mengenal karakter fiksi Arsene Lupin paling tidak terbantu dari latar belakang Diop dengan segala traumanya. Kita merasa Diop mewakili mereka yang pernah dibungkam oleh kekuasaan dan kekayaan. Kita merasa Diop berjuang untuk sebuah hal yang sangat prinsipil: kehormatan ayahnya. Meski ayahnya sudah tiada, ia merasa harus membersihkan nama ayahnya. Agar paling tidak anaknya tahu bahwa kakeknya bukanlah seorang penjahat sebagaimana yang didengung-dengungkan sebelumnya.

Omar Sy Menjelma Bak James Bond Berkulit Hitam

Review serial Lupin (2023)

Saya mengenal Omar Sy pertama kali dari film The Intouchables rilisan tahun 2011. Ketika hendak menontonnya, saya tak punya ekspektasi apapun tentang filmnya. Selama 112 menit kita begitu terhibur dengan persahabatan tak biasa antara seorang bangsawan lumpuh dengan seorang pengangguran. Pelan-pelan kita melihat keduanya saling mengenal satu sama lain, keduanya membuka hati satu sama lain dan setelahnya keduanya mulai melakukan kegilaan demi kegilaan bersama. Dan salah satu faktor krusial yang membuat The Intouchables menyentuh hati banyak penonton adalah berkat reaksi kimiawi yang sungguh asyik antara Francois Cluzet yang bermain sebagai bangsawan dan Omar Sy sebagai si pengangguran. Dan 6 tahun setelahnya The Intouchables dibuat ulang oleh Hollywood menjadi film berjudul The Upside.

Dari The Intouchables kita melihat seorang bintang baru lahir. Perawakannya yang tinggi besar namun dengan senyum dan karisma yang susah disembunyikan membuat Omar Sy lantas menjadi pilihan paling tepat untuk menjadi seorang pencuri ulung bernama Assane Diop. Dalam beragam aksinya, Omar seringkali memperlihatkan aksi-aksi menakjubkan yang tak kalah lihai dari apa yang dipertunjukkan oleh James Bond di sejumlah filmnya. Dan melalui karakter Assane Diop, Omar juga masih memperlihatkan karakter multidimensi dan membuatnya karakternya jauh dari kata mekanis. Si pencuri ternyata punya istri dan anak yang kelak membuatnya kesulitan ketika ia memutuskan untuk menghilang dari Paris. Dalam musim ketiga yang sudah tayang di Netflix sejak 5 Oktober lalu, kita melihat Assane yang tersiksa karena harus terpisah jauh dari anak dan istrinya. Dan akhirnya ia punya ide gila: membujuk keluarganya agar mau pindah dari Paris ke kota lain dan memulai hidup baru.

Membongkar Hubungan Ayah dan Anak Dengan Segala Nilai-Nilai Yang Mereka Junjung Tinggi

Review serial Lupin (2023)

Salah satu elemen paling menarik dari serial Lupin bisa jadi adalah tentang bagaimana hubungan Assane dengan ayahnya dan kelak hubungan Assane dengan putranya sendiri. Tiga generasi dengan masalah berbeda di jaman yang berbeda. Assane Diop ada di tengah-tengah hubungan yang rumit ini. Ia tak begitu mengenal ayahnya namun ia rela melakukan apapun demi menjaga kehormatan ayahnya. Sementara putranya sendiri pun tak mengenalnya dengan utuh karena persoalan jarak. Dan Diop tak ingin ia mengulang kesalahan yang dilakukan ayahnya. Ia ingin hidup dekat dengan putranya dan bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan keinginannya.

Tapi keinginan Diop memang tak sederhana. Di atas kertas, keinginan itu terasa mudah diwujudkan. Tapi Diop bukan sosok ayah biasa. Ia menjadi buronan yang dicari polisi dari segala penjuru. Dan dengan aksi-aksi yang dilakukannya, otomatis ia punya banyak musuh terutama dari masa lalunya. Tak peduli seberapa kuat keinginannya untuk memperbaiki hidupnya ke arah yang lebih baik, masa lalu itu akan terus memburu dan menghantuinya. Dan pertaruhannya jelas: hidupnya sendiri atau hidup anak dan istrinya.

Apa Arti Keadilan?

Sepanjang masa kanak-kanaknya, Diop mungkin tak pernah berpikir bahwa hidup terasa tak adil baginya. Seiring berjalannya waktu, ia tahu ayahnya mengalami ketidakadilan itu. Ayahnya yang menjadi buronan kasus pencurian ditangkap tanpa pernah diadili atas kesalahannya. Barulah kita tahu bahwa ada keluarga kaya raya bekerjasama dengan kepolisian untuk menghancurkan hidup Diop sekeluarga.

Apa motivasi seseorang ingin menghancurkan hidup orang lain? Apakah dengan menghancurkannya lantas ia akan lebih berbahagia? Di mana letak keadilan ketika kebenran berpihak pada yang kaya dan berkuasa dan meninggalkan mereka yang miskin dan terjepit? Apa sesungguhnya arti keadilan bagi masyarakat biasa?

Ayah Diop mungkin lebih beruntung dari Kusni Kasdut. Setelah aksi perampokannya yang menggegerkan di Museum Gajah, ia akhirnya dijatuhi hukuman mati. Pada 6 Februari 1980, Kusni dieksekusi dengan tiga peluru di jantung dan lima peluru yang bersarang di perutnya.

“Dan ia tidak bergurau, di muka rumah penjara Kalisosok sebelum berangkat ke tempat eksekusi, ketika ia berkata: Semoga dalam perjalanan terakhir saya ini tidak ketemu setan… Haleluya… Haleluya! Selesai sudah: Kusni Kasdut, 52 tahun, dinyatakan telah menjalani hukuman ditembak sampai mati, ” sebagaimana tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Perjamuan Terakhir yang ditulis oleh Ignatius Waluyo (1980).

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.