Serial animasi Pixar yang sangat dinantikan, Win or Lose, mengalami perubahan besar dalam alur ceritanya. Menurut laporan eksklusif kepada The Hollywood Reporter, serial yang menceritakan kisah sebuah tim softball sekolah menengah campuran bernama Pickles ini tidak akan lagi menyertakan alur cerita tentang seorang karakter transgender yang semula direncanakan hadir di salah satu episodenya.
Win or Lose mengikuti perjalanan tim Pickles yang tengah mempersiapkan pertandingan kejuaraan mereka. Setiap episode berfokus pada sudut pandang seorang karakter, baik itu pemain, pelatih, orang tua, atau bahkan wasit. Meski karakter transgender tetap ada dalam serial ini, beberapa dialog yang menyentuh tentang identitas gendernya telah dihapus.
Sayangnya, Disney yang menayangkan serial ini tidak memberikan konfirmasi lebih lanjut terkait hal ini.
Perubahan ini dilakukan beberapa bulan yang lalu, namun Disney enggan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang rincian keputusan tersebut. Keputusan ini juga bukan yang pertama kali bagi Disney terkait penghapusan atau perubahan alur cerita LGBTQ+ dalam produknya, terutama dalam karya animasi.
Konten LGBTQ+ studio Pixar diduga berimbas pada pada pendapatan film animasi Disney
Konten LGBTQ+ dalam film animasi Disney telah menjadi sorotan publik sebelumnya. Pada tahun 2022, Pixar merilis Lightyear, yang menampilkan hubungan sesama jenis melalui karakter utama yang mencium pasangannya di layar, serta Strange World, yang menampilkan karakter gay terbuka.
Kedua film tersebut menuai kontroversi dan berujung pada kekecewaan box office, dengan Lightyear hanya menghasilkan USD 226,4 juta dan Strange World yang hanya meraup USD 73,6 juta secara global.
Hal ini semakin diperburuk dengan pembatasan atau pelarangan konten serupa di beberapa negara internasional. Termasuk di Indonesia, Lightyear gagal tayang di bioskop, walaupun showcase-nya tetap berjalan di sebuah pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Selatan.
Tidak hanya film, serial animasi Disney Channel Moon Girl and Devil Dinosaur juga mengalami masalah serupa. Beberapa pekerja di acara tersebut mengungkapkan bahwa sebuah episode yang berfokus pada karakter transgender dilarang tayang. Disney menanggapi dengan menegaskan bahwa episode tersebut hanya ditunda rilisnya, dan keputusan itu diambil lebih dari setahun yang lalu.
Disney justru mengalihkan distribusi konten LGBTQ+ yang ditujukan untuk audiens dewas. Beberapa serial seperti Agatha All Along dari Marvel dan Pose dari FX tetap menampilkan karakter LGBTQ+ secara terbuka.
Meskipun perubahan alur cerita ini mencuri perhatian, belum ada informasi soal perubahan jadwal tayang Win or Lose yang rencananya bisa ditonton di Disney+ pada 19 Februari 2025. Soalnya, sebelum ini Disney telah menunda jadwal awal yang adalah Desember 2024.
Sebelumnya, Pixar dikabarkan mengurangi elemen LGBTQ+ pada karakter Riley di Inside Out 2. Bahkan, mereka sampai menyesuaikan pencahayaan dalam beberapa adegan untuk menghindari kesan “chemistry”. Seorang narasumber menggambarkannya sebagai “melakukan banyak pekerjaan tambahan untuk memastikan agar tidak ada yang melihat mereka sebagai tidak heteroseksual.”
Semua ini konon dilakukan karena kekhawatiran pasca kegagalan box office Lightyear yang dinilai salah satunya disebabkan oleh adanya representasi queer di dalamnya!
Melansir Deadline, film Inside Out 2 berhasil menjabat sebagi film animasi terlaris sepanjang masa. Gelar ini berhasil diraih setelah melewati total pendapatan dari film The Lion King (2019) yang memiliki jumlah USD 1,656 miliar (sekitar Rp25,7 triliun). Kini, film animasi garapan Disney dan Pixar itu sudah meraih total USD 1,667 miliar (sekitar Rp25,9 triliun).
Apakah Pixar benar-benar belajar dari kesuksesan Inside Out 2? Coba bawa topik obrolan ini ke teman-temanmu yang sama-sama ngikutin film animasi Disney khususnya buatan Pixar Studio.