Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri perfilman Indonesia bisa dibilang sedang mengalami peningkatan yang terbilang cukup pesat. Bahkan, di tengah pandemi yang terjadi pada 2020, film Indonesia masih bisa eksis dengan memanfaatkan sejumlah layanan streaming. Tentunya, industri persinemaan Tanah Air diharapkan dapat bisa terus berkembang dan mencapai target audiens global.
Nah, untuk meningkatkan kualitas film Indonesia agar bisa diterima audiens global, belum lama ini digelar workshop penulisan naskah. Workshop yang berfokus pada perbedaan cerita antara budaya Timur dan Barat ini merupakan hasil kolaborasi dari Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Akatara, Motion Picture Association (MPA) dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud).
Workshop yang digelar secara virtual pada Kamis (1/4) ini dihadiri oleh sineas Tanah Air, yaitu Mira Lesmana dan juga Kimo Stamboel. Lalu, ada juga pembicara dari sineas luar yang mengisi sesi workshop tersebut, seperti Myleeta Aga yang pernah menjadi Director of Content for Southeast Asia and Australia dari Netflix serta Assoc. Prof. Pieter Aquilia selaku Head of Screenwriting di Australian Film Television and Radio School.
Secara garis besar, workshop ini berisi tips membuat naskah film atau serial tema keluarga yang dapat dinikmati oleh audiens global. Aquilia pun mengatakan bahwa hal terpenting adalah membangun ‘jembatan’ yang mampu bikin audiens global dapat paham dengan cerita dari negara tertentu. Hal ini menurutnya bisa dilakukan dengan menggunakan apa yang unik dari budaya negara kita di ceritanya.
“Dalam membangun ‘jembatan’ itu, kalian harus mempertahankan apa yang unik dari budaya kalian dan memastikan kalian enggak melupakan sumber awal dari ide cerita kalian. Dan itu (naskah/cerita) mengatakan begitu banyak tentang kehidupan masyarakat negara kalian. Jadi, itu sangat penting untuk enggak lupa tentang apa yang unik dari cerita negara kalian,” terang Aquilia dalam sesi tersebut.
Selain sesi workshop, sejumlah lembaga tersebut juga menggelar kompetisi video pendek untuk para sineas dan content creator. Kompetisi yang bertema “Cinta Lokasi Indonesia” ini pun mengharuskan pesertanya melakukan proses penulisan naskah, memproduksi, serta menyunting video-nya sendiri. Batas waktu dari kompetisi ini pun akan berakhir pada 10 Juni mendatang.
Nah, bagaimana tanggapan kalian dengan sesi workshop yang digelar sineas lokal dengan MPA tersebut? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru seputar film lainnya, ya!