Info 
*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Persepsi yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Pada 11 Juni ini, kalian yang suka tontonan bergenre thriller akan dimanjakan dengan film terbaru yang dirilis di layanan Bioskop Online, yaitu Persepsi. Film ini pun menjadi debut penyutradaraan dari Renaldo Samsara yang lebih dikenal sebagai penulis skrip. Bahkan, film ini sebenarnya telah menyelesaikan proses syutingnya sejak 2016 silam, hanya saja baru ditayangkan secara luas ke masyarakat pada 2021 ini.
Sinopsis film Persepsi mengisahkan seorang illusionist bernama Rufus Black (Arifin Putra) yang melakukan eksperimen terhadap empat orang di sebuah rumah bekas terjadinya pembunuhan keji. Keempatnya ditantang untuk hidup bersama di rumah angker itu selama lima hari agar mendapatkan 1 juta dolar. Meski terkesan simpel, mereka justru mengalami sejumlah kejadian aneh yang bikin mereka tak betah.
Nah, sebelum kalian nonton film Persepsi di Bioskop Online, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!
Film Thriller-Psikologis yang Simpel, tapi Menegangkan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, film Persepsi mengisahkan seorang illusionist bernama Rufus Black (Arifin Putra) yang melakukan eksperimen terhadap empat orang dari latar belakang berbeda. Keempat orang tersebut adalah Lingga (Irwansyah), Laila (Hannah Al Rashid), Michael (Nino Fernandez) dan Andrea (Nadine Alexandra).
Keempatnya pun ditempatkan di sebuah rumah angker bekas terjadinya pembunuhan keji yang menewaskan seluruh keluarga yang dulu tinggal di sana. Keempat orang tersebut pun harus mengikuti aturan dari Rufus dan bertahan selama lima hari di rumah tersebut. Jika berhasil bertahan hingga hari terakhir, mereka akan mendapatkan hadiah sebanyak 1 juta dolar.
Hal tersebut tentunya terdengar simpel dan mudah buat dilaksanakan. Namun, dalam beberapa waktu keempatnya tinggal di rumah tersebut, mereka mulai mengalami kejadian aneh dan tak jarang melihat penampakan dari arwah keluarga yang jadi korban pembunuhan. Hal itu pun membuat mereka bertanya-tanya apakah sejumlah kejadian aneh tersebut adalah nyata atau sekadar persepsi belaka.
Konsep cerita yang diusung oleh film Persepsi tersebut memang terbilang jarang ada di Indonesia. Sebab, film ini menggabungkan unsur thriller dengan psikologis yang bahkan membuat kita ikut bertanya-tanya terkait kenyataan sebenarnya sepanjang filmnya. Menariknya, pertanyaan tersebut dijawab secara “unik” lewat sebuah plot twist yang ada di bagian akhir filmnya.
Konsep Angle Kamera yang Bikin Jumpscare Lebih Berasa
Hal yang paling bikin Persepsi jauh lebih unggul dari sejumlah film thriller Indonesia adalah konsep angle kameranya. Soalnya, film Indonesia yang satu ini menggunakan angle first-person atau sudut pandang orang pertama untuk mengisahkan ceritanya sepanang film. Simpelnya, kalian akan merasakan sensasi seperti sedang bermain game first-person shooter lewat film ini.
Sama seperti konsep ceritanya, angle tersebut pun terbilang jarang digunakan dalam sejumlah film Indonesia. Namun, angle first person ini bisa dibilang memiliki sebuah keunggulan, karena penonton seolah menjadi sedang merasakan pengalaman yang sedang dijalankan oleh karakternya di dalam filmnya.
Penggunaan angle kamera ini pun terbilang tepat dengan genre filmnya yang mengusung nuansa thriller atau memberikan hiburan lewat ketegangan. Sebab, sejumlah momen menegangkan di filmnya jauh lebih terasa karena seolah benar-benar dialami oleh penonton. Apalagi, dengan banyaknya unsur jumpscare di film ini, penggunaan angle kamera tersebut sangat berguna untuk menambah efek kejutnya.
Chemistry Pemain sebagai Karakter dengan Kepribadian Berbeda
Meski sosok Rufus Black terkesan seperti sosok yang penting, nyatanya fokus utama dari film Persepsi benar-benar terletak pada keempat orang yang ikut kompetisi buatan sang illusionist. Mereka pun dikisahkan punya kepribadian yang berbeda-beda. Lingga yang penakut, Laila yang skeptis dengan hal gaib, Andrea yang justru bisa melihat makhluk tak kasat mata, serta Michael yang misterius.
Para pemain film ini pun terbilang sukses memerankan masing-masing karakternya, terutama Irwansyah sebagai Lingga yang bisa dibilang cowok sok jagoan, tapi penakut. Mereka pun terbilang berhasil membangun chemistry yang apik sebagai empat orang asing yang berkompetisi di satu rumah yang sama. Sebab, mereka bisa dibilang enggak bisa percaya antara satu sama lain karena ada potensi untuk dikhianati.
Namun, ada sedikit hal yang mengganggu dari karakter yang film ini, yaitu dialog mereka ketika mengucapkan kata ganti penyebutan nama mereka. Sebab, terkadang mereka menyebut diri mereka sebagai “saya-kamu”, tapi ada kalanya mereka juga mengatakan “gue-lo”. Sepele, sih, memang. Namun, hal tersebut cukup mengganggu karena di beberapa momen dialognya menjadi terkesan terlalu formal.
Durasi Nanggung yang Bikin Konflik Antiklimaks
Sekadari informasi, film Persepsi memiliki durasi sekitar 52 menit. Hal tersebut tentunya bisa dibilang sebagai durasi yang nanggung, karena terlalu pendek buat disebut sebagai sebuah film panjang, tapi terlalu panjang untuk jadi film pendek. Durasi yang nanggung tersebut pun terbilang sangat berpengaruh terhadap jalan ceritanya, terutama penyelesaian dari setiap konfliknya.
Hal ini karena sejumlah konflik di filmnya terkesan terburu-buru diselesaikan sehingga terasa antiklimaks. Akibatnya, konflik yang awalnya sudah dibangun dengan apik pun menjadi dilupakan begitu saja karena dianggap enggak berkesan dan penting.
Masalah tersebut tentunya bisa diselesaikan seandainya durasi dari filmnya dipanjangkan sedikit lagi. Apalagi, kabarnya film ini memang awalnya memiliki panjang durasi 90 menit, tapi akhirnya dipangkas hingga 52 menit karena alasan tertentu. Tentunya, hal tersebut cukup disayangkan karena faktanya konflik di filmnya justru menjadi enggak berkesan sama sekali.
***
Secara garis besar, Persepsi sebenarnya menghadirkan konsep yang unik ketimbang film Indonesia lainnya, hanya saja penyelesaian konfliknya terkesan enggak maksimal akibat durasinya. Namun, film ini masih cocok buat kalian yang suka tontonan menegangkan yang simpel dan penuh dengan plot twist. Jika berminat, film ini bisa disaksikan secara legal di Bioskop Online mulai 11 Juni 2021 dengan tarif Rp10.000.
Nah, kalau kalian sudah nonton filmnya, jangan lupa buat tulis pendapat kalian pada kolom komentar yang berada di bawah artikel ini, ya! Ikuti terus KINCIR buat dapatkan rekomendasi film seru lainnya!
