*(SPOILER ALERT) Review serial XO, Kitty ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Sebagai spin-off dari trilogi film To All the Boys yang dibesarkan oleh Lana Condor dan Noah Centineo, XO, Kitty cukup menarik perhatian. Meski satu universe, ada perbedaan besar pada alur cerita serial ini dan trilogi To All The Boys.
Ceritanya tentang Kitty Song Covey (Anna Cathcart), adik Lara Jean (Lana Condor) sekaligus gadis makcomblang yang sekarang harus mencari takdirnya sendiri. Kitty mulai bikin kisah romantisnya sendiri. Dia memutuskan buat pergi ke Seoul, Korea Selatan, buat belajar di sekolah mendiang ibunya dan menemui kekasih LDR-nya. Namun, pas dia sampai di Seoul, dia sadar kalau cinta dan romansa nggak semudah yang dibayangkan.
Drama XO, Kitty bisa kamu tonton di Netflix. Seberapa seru serialnya? Simak reviewnya dari KINCIR!
Review XO, Kitty (2023), Serial Netflix Remaja yang Multikultural
Pendekatan segar terhadap Universe To All the Boys
Impresi nonton episode awal XO, Kitty, KINCIR merasa bahwa ini adalah acara yang manis dan asyik, terutama untuk penggemar film-film To All the Boys. Soalnya, kamu enggak perlu mikir atau mendedikasikan waktu nonton serial ini untuk mengerti jalan ceritanya.
Serial ini juga bikin hangat hati dengan karakter-karakternya yang menarik. Meski beda cerita, vibes To All the Boys menempel erat. Hal inilah yang bikin menarik dan fresh, karena penonton percaya bahwa kisah Kitty ini masih adalah satu universe yang sama dengan kisah Lara Jean, meski XO, Kitty ini setting-nya di Korea Selatan.
Melihat Korea Selatan dari sudut pandang remaja Amerika
Bicara soal setting tempat, XO, Kitty adalah seri pertama dari Netflix yang seluruhnya difilmkan di Seoul, Korea Selatan, lho! Saat nonton serialnya, kita bisa merasakan atmosfer unik dan asli dari Seoul yang jarang kita lihat di acara TV Amerika lainnya. Serunya lagi, serial ini punya pemeran yang beragam.
Namun sebagai penikmat drama Korea, bagi KINCIR pengalaman menonton XO, Kitty sangat menarik karena mengajak melihat Korea dari sudut pandang orang Amerika. Terdapat beberapa adegan yang membuat KINCIR merasa bahwa kreatornya tidak sepenuhnya memahami budaya Korea. Contohnya penggambaran Yuri sebagai anak orang kaya yang tidak begitu gemar berfoya-foya, atau ketiadaan kebrutalan dalam acara pesta.
Campuran dua bahasa juga cukup geli di telinga, tapi bukan berarti jelek. Hanya saja, jadi hal yang jarang ditemukan di serial-serial Amerika. Namun, ada juga momen-momen yang menggemaskan, seperti ketika Kitty memutuskan untuk merayakan hari raya Chuseok bersama teman-temannya yang tidak bisa pulang.
Anna Cathcart yang dramatis tapi menyenangkan
Anna Cathcart sebagai Kitty memang sudah mencuri perhatian sejak To All The Boys. Ketika dibuat spin-off, aktingnya ternyata enggak buruk. Dia berhasil memerankan Kitty sebagai sosok remaja yang lucu, penasaran, dramatis, labil, dan penuh perasaan.
Kebiasaannya yang suka mendramatisasi keadaan dirasa relate karena sesuai dengan remaja pada umumnya. Buat KINCIR, sosoknya mengingatkan pada karakter Emily di serial Emily in Paris, yang kadang bikin geleng-geleng kepala.
Namun, serial ini terlalu fokus dengan percintaan. Tiap episodenya terlalu banyak menceritakan hubungan Kitty, sementara kehidupan lainnya, seperti persahabatan dan keluarganya, kurang diceritakan. Bahkan, jati diri Kitty pun kurang dieksplorasi.
Klise dan mudah ditebak
Tak berbeda jauh dengan semua serial To All The Boys, serial XO, Kitty juga dirasa klise dan mudah ditebak. Bisa dibilang, acara ini ngikutin tropes yang ada di drama remaja lainnya, seperti Dash & Lily atau Never Have I Ever. Jadinya terasa nggak original dan membosankan.
Dalam 10 episode XO, Kitty yang dibuat oleh Jenny Han, terdapat plot kesalahpahaman, plot musuh menjadi kekasih, plot musuh menjadi teman, rahasia tentang orang tua, dan tentu saja hubungan cinta dan benci dengan guru. Meski klise, semua elemen ini memberi warna pada cerita yang dihadirkan.
Selain itu, penggunaan pola komunikasi yang klise sepanjang musim yang membuat ceritanya terasa lambat dan agak menjengkelkan. Serial ini selalu mengulang-ulang klise sejak episode pertama, yakni ketika pacarnya Dae (Choi Min-young) selalu gagal mengatakan pada Kitty bahwa hubungannya dengan Yuri Han (Gia Kim) hanya pura-pura. Setiap kali mereka memiliki waktu untuk bicara, mereka selalu terganggu dan gagal mengungkapkan perasaan mereka.
Lalu, soal tujuan Kitty ke Korea yang awalnya untuk mengenang masa muda ibunya yang telah meninggal juga dan . Oleh karena itu, kami mengharapkan kisah cinta takdir, keterlibatan romantis yang menawan, dan momen-momen menyentuh hati. Namun, alih-alih pengalaman budaya dan romantis yang hidup, yang kami dapatkan sebagian besar adalah kebingungan, frustrasi, dan kebosanan.
***
Secara keseluruhan, XO, Kitty ada sisi bagus dan kurangnya juga. Ada yang bagus, kayak penampilan Anna Cathcart dan ceritanya yang bikin hangat hati, tapi ada juga kekurangan, misalnya terlalu klise dan bisa ditebak.
Kalau kamu suka acara yang asyik dan ceritanya menghangatkan hati, mungkin bakal suka XO, Kitty. Tapi kalau kamu cari acara yang lebih dalam dan kompleks, rasanya serial ini kurang cocok. Apakah kamu sudah nonton serial ini? Bagaimana pendapatmu?