*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film Vanguard yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Menjelang Imlek 2020 lalu, kita seharusnya disajikan dengan film Mandarin terbaru berjudul Vanguard (2020) yang dibintangi oleh Jackie Chan. Sayangnya, penayangan film tersebut sempat ditunda akibat merebaknya kasus pandemi COVID-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, akhirnya film tersebut dirilis di beberapa bioskop Tanah Air menjelang perayaan Imlek 2021, tepatnya pada 11 Februari lalu.
Sinopsis Vanguard mengisahkan seorang akuntan yang mendapat ancaman dari sebuah kelompok teroris bernama Brothers of Vengeance. Tak cuma itu, kelompok teroris tersebut juga mengancam keselamatan putri dari sang akuntan. Hal ini pun membuat sang akuntan menyewa jasa badan keamanan bernama Vanguard untuk menjaga keselamatan putrinya.
Nah, sebelum kalian nonton film Vanguard di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR mengenai filmnya di bawah ini!
Plot Berputar-putar dan Membosankan
Konflik utama dari Vanguard diawali dari seorang akuntan bernama Qin Guoli (Jackson Lou) yang melaporkan keberadaan Maasym, pemimpin dari kelompok teroris kepada kepolisian Inggris. Akibat hal tersebut, Maasym beserta sejumlah anggota teroris Brothers of Vengeance lainnya pun tewas setelah disergap militer. Namun, anak Maasym yang bernama Omar berhasil selamat dan berniat balas dendam kepada Guoli.
Hal ini pun dilakukan dengan cara menculik Qin Guoli beserta istri barunya sewaktu perayaan Imlek di Inggris. Beruntungnya, Guoli berhasil diselamatkan oleh Zhang Kaixuan, Lei Zhenyu, dan Mi Ya yang merupakan anggota dari badan keamanan bernama Vanguard yang telah dikontrak untuk melindungi sang akuntan.
Setelah operasi penyelamatannya berhasil, Guoli pun membuat permintaan kepada Tang Huanting (Jackie Chan) selaku pemimpin dari Vanguard untuk melindungi anaknya agar enggak dimanfaatkan oleh Omar. Huanting beserta anggota Vanguard lainnya pun akhirnya turun tangan untuk melindungi anak Guoli yang bernama Fareeda (Xu Rouhan) yang sedang berada di wilayah Afrika.
Well, setelah para anggota Vanguard menemukan Fareeda, jalan cerita dari filmnya pun kemungkinan sudah bisa kalian tebak dengan cukup membaca ringkasan tiga paragraf sebelumnya. Yap, sepanjang filmnya kita akan disajikan dengan aksi kejar-kejaran antara anggota Vanguard yang mencoba melindungi Fareeda dengan kelompok Brothers of Vengeance yang mencoba menculiknya.
Namun, seiring filmnya berjalan, aksi kejar-mengejar tersebut menjadi terasa membosankan karena diulang secara terus-menerus dari satu negara ke negara lain. Akibat hal tersebut, film ini bisa dibilang enggak direkomendasikan untuk kalian yang mencari kualitas plot bagus dari sebuah tontonan. Apalagi, ending dari film ini terbilang sangat mudah ditebak dan enggak ada plot-twist sama sekali.
Sekadar Menjual Nama Jackie Chan buat Promosi
Mungkin banyak dari kalian yang tertarik untuk menonton film ini karena melihat nama serta sosok Jackie Chan di posternya yang seolah menjadi pemeran utamanya. Padahal, Jackie Chan sebenarnya hanyalah pemeran pendukung dalam film Mandarin yang seolah menjual namanya untuk sekadar kepentingan promosi ini. Hal ini bisa dilihat dari porsi tampil Chan yang jauh lebih sedikit ketimbang karakter lainnya.
Well, sebenarnya porsi peran Chan yang terbilang minim tersebut cukup berkaitan dengan faktor usianya yang sudah menginjak 65 tahun saat bermain dalam film yang penuh adegan aksi ini. Namun, Chan masih terbilang sukses menjadi scene stealer dalam setiap adegan berkat tingkah lakunya yang lucu. Ya, mungkin pada akhirnya film ini bisa jadi obat rindu buat kalian yang kangen dengan performa Chan di film ini.
Terlepas dari sedikitnya porsi peran Jackie Chan, sejumlah aktor lainnya masih mampu berakting dengan maksimal, terutama tiga anggota utama Vanguard. Sosok aktor yang dimaksud adalah Yang Yang dan Ai Lun yang sukses memberikan nuansa buddy cop berkat perannya sebagai Lei Zhenyu dan Zhang Kaixuan. Lalu, penampilan Miya Muqi sebagai Mi Ya juga sukses menghipnotis para penonton, khususnya kaum pria.
Sayangnya, keberadaan sejumlah antagonis dari film ini terasa kurang memorable dan seolah enggak bisa mengimbangi penampilan dari para aktor yang berperan sebagai protagonisnya. Bahkan, mungkin kalian akan lupa dengan keberadaan antagonis utamanya saking kurang membekasnya performa dari sang aktor.
Momen Aksi-Komedi yang Cukup Menghibur
Seperti film Jackie Chan pada umumnya, Vanguard juga dipenuhi dengan momen aksi berbalut komedi yang mampu mengocok perut penontonnya. Momen aksi-komedi ini pun enggak cuma datang dari Chan saja, tetapi juga sejumlah aktor lainnya. Malahan, kalau bisa dibilang porsi adegan aksi dari Chan di film ini jauh lebih sedikit ketimbang film-film dia sebelumnya yang lagi-lagi berhubungan dengan faktor usia.
Namun, ada sebuah momen cukup lucu dari film ini yang seolah menggambarkan situasi dari usia Chan tersebut. Soalnya, karakter Tang Huanting yang diperankan Chan sempat ogah melakukan aksi berbahaya karena usianya yang sudah cukup tua. Adegan tersebut pun cukup memberi kejelasan mengapa Chan sangat jarang terlibat adegan aksi yang terlalu ekstrem dalam film ini.
Harus diakui, film ini memang sangat cocok buat ditonton kalian yang pada dasarnya suka genre aksi serta film dengan penuhnya momen pertarungan dalam setiap adegannya. Namun, KINCIR masih menganggap adegan aksi yang ada di film ini terlalu banyak sehingga seolah terlalu menjual unsur tersebut.
CGI yang Enggak Enak Dipandang Mata
Untuk sebuah film aksi, Vanguard bisa dibilang menggunakan efek CGI yang cukup banyak pada setiap adegannya. Muali dari kemunculan berbagai binatang sewaktu di Afrika hingga adegan kejar-kejaran dengan sebuah mobil mewah. Bahkan, sejumlah adegan aksinya juga menggunakan CGI, seperti saat momen pertarungan di dekat air terjun.
Sebenarnya enggak ada yang salah bagi sebuah film aksi menggunakan efek CGI untuk sejumlah adegannya. Hanya saja, efek CGI yang digunakan dalam proses editing filmnya terbilang sangat ‘murahan’ dan bahkan bisa dibilang berada di level sinetron. Hal ini pun membuat adegan dengan CGI tersebut menjadi enggak enak untuk ditonton karena sangat terlihat enggak realistis.
***
Secara garis besar, Vanguard cocok buat kalian yang suka tontonan penuh aksi dan enggak mempedulikan baik atau buruknya plot sama sekali. Jika kalian berminat, film ini sudah bisa ditonton di sejumlah bioskop Indonesia mulai 11 Februari 2021.
Nah, kalau kalian sudah nonton filmnya, jangan lupa buat tulis pendapat kalian pada kolom review yang berada di atas artikel ini, ya! Ikuti terus KINCIR buat dapatkan rekomendasi film seru lainnya!