Info 
*Spoiler Alert: Artikel review film The Menu ini mengandung bocoran cerita yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Searchlight Pictures kembali dengan film-film ekperimental mereka, mengaduk emosi, tapi juga membuat kamu enggak bisa beralih dari layar bioskop sedetik pun. The Menu yang disutradarai oleh Mark Mylod (Succession, Game of Thrones) hadir membawa ciri khas rumah produksi yang telah menghasilkan karya-karya sensasional lainnya, seperti Black Swan, Birdman, Jojo Rabbit, 12 Years of a Slave, dan The Grand Budapest Hotel.
Kali ini, Mark Mylod bekerja sama dengan Ralph Fiennes, Anya Taylor-Joy, dan Nicholas Hoult. Melihat jajaran ketiga pemeran ini, KINCIR merasa film ini patut diantisipasi pada November ini.
Ralph Fiennes sebagai chef yang menjunjung tinggi kesempurnaan, Nicholas Hoult yang merupakan penggemar berat dan pelanggan tetap di restoran sang chef, serta Anya Taylor-Joy yang berada di sana hanya untuk menemani dan menikmati apa pun yang disajikan. Rasanya, menggabungkan ketiganya dalam sebuah pengalaman gastronomi yang unik adalah ide yang brilian.
Sinopsis film The Menu (2022), mengisahkan tentang petualangan gastronomi mewah di sebuah restoran eksklusif bernama Hawthorn yang terletak di tengah pulau terpencil. Pengalaman mewah ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang terpilih, yaitu mereka yang berpenghasilan tinggi dan mencari pengalaman berbeda dari biasanya.
Margot (Anya Taylor-Joy–The New Mutants, The Queen’s Gambit) dan Tyler (Nicholas Hoult–X-Men: Days of Future Past, Mad Max: Fury Road) yang merupakan “sepasang kekasih” menjadi salah satu pelanggan yang hadir pada hari itu.
Namun, yang menanti mereka di restoran di pulau pesisir itu bukanlah pengalaman biasa. Sang Koki (Ralph Fiennes–Schindler’s List, Harry Potter Saga) tak hanya menyiapkan menu dan sajian yang mewah, namun juga kejutan yang tak pernah dibayangkan oleh mereka sebelumnya.
Review film The Menu
Premis cerdas sebelum pertunjukan utama
The Menu memang bukan film biasa. KINCIR sendiri belum pernah merasakan pengalaman menonton yang menegangkan, namun tetap asyik dinikmati tanpa membuat kamu merasa tertekan selama menontonnya. Justru, kamu menantikan kejutan apa lagi yang disiapkan selanjutnya dan apa yang akan terjadi kepada para pelanggan ini.
Sejak melihat trailer-nya, KINCIR punya dugaan bahwa film ini akan menjadi film slasher yang mungkin memiliki plot twist yang tersimpan di akhirnya. Karena itu, awalnya KINCIR enggak berharap banyak pada film ini. Namun, memasuki awal film ketika semua karakter berkumpul, KINCIR mendapatkan kesan bahwa film ini akan menarik, dengan sedikit unsur yang biasa hadir di film-film detektif.
Namun, The Menu juga bukan film detektif. Perkenalan karakter di awal hanyalah gerbang menuju apa yang menanti mereka secara personal nantinya. Memperkenalkan Margot sebagai kekasih Tyler adalah salah satu poin penting dalam premis awal film ini. Ditambah dengan para tamu yang memang bukan orang biasa, kamu langsung dibawa kepada pengalaman kuliner mewah yang mungkin kamu enggak pernah bayangkan sebelumnya.
Memasuki pertunjukan utama, tentu saja Sang Koki, Chef Julian Slowik, mulai menyajikan menu andalannya pada sore itu, dengan sedikit wejangan yang penuh filosofi, namun juga sedikit mengerikan. Ketegangan yang terbangun sedikit demi sedikit membuat para tamu spesial pada hari itu merasakan keanehan yang terjadi, namun tetap menganggap semua adalah bagian dari pertunjukan yang disajikan oleh Chef Slowik.
Namun, pertunjukan yang diberikan enggak berhenti sampai di situ. Ketika “dosa” setiap orang terungkap, suasana menjadi makin mencekam. Kekacauan yang terjadi menyadarkan para tamu spesial malam itu bahwa menu yang disajikan hari itu adalah menu spesial untuk mereka, disajikan dengan sentuhan personal yang mengejutkan.
Tegangan yang dibangun sedikit demi sedikit membuat pertunjukan Slowik menjadi pertunjukan yang sempurna. Akhirnya, KINCIR menikmati The Menu enggak hanya sebagai film, tapi juga pertunjukan yang utuh yang disiapkan oleh seorang chef yang mengejar kesempurnaan dan putus asa. Yang tersaji adalah karya seni indah yang sayangnya berakhir mengerikan untuk semua tamu hari itu, kecuali Margot.
Humor gelap yang mewarnai alurnya dengan baik
Selain alurnya yang benar-benar membawa KINCIR menikmati filmnya tanpa tergesa-gesa, KINCIR juga sangat menikmati bagaimana film ini tetap menyelipkan humor yang gelap ketika seharusnya kamu merasakan kengeriannya. Menyoroti setiap menu dengan indah, seakan kita sedang menonton acara memasak spesial, mungkin sengaja disiapkan agar humor yang dibutuhkan terbangun dengan baik.
Setiap hidangan disajikan dengan indah, disorot dengan nuansa mewah dan berkelas. Setiap filosofi di baliknya menjelaskan bagaimana setiap hidangan menjadi begitu spesial–yang bagi Tyler harus dinikmati hingga akhir.
Sayangnya, Margot menjadi duri dalam daging dalam film ini dan tentunya bagi Chef Slowik yang mengejar kesempurnaan terakhirnya. Hanya dirinya yang enggak bisa menikmati semua pengalaman yang diberikan dan merasa semua filosofi yang disebutkan oleh Sang Koki hanyalah omong kosong.
Di sinilah Margot berperan sangat penting dalam membangun alur dan tegangan yang nyata. Anya Taylor-Joy berhasil menjalankan perannya dengan sangat brilian, memberikan kesan nyata bahwa hanya dirinya yang berbeda di sana. Meski enggak diberitahu sebelumnya, adegan demi adegan akhirnya menunjukkan jati diri Margot yang sejak awal mengganggu Chef Slowik.
Hubungan antara Slowik dan Margot menjadi titik balik yang penting bagi perkembangan cerita. Slowik telah memutuskan dan mengatur segalanya dengan sempurna, namun keberadaan Margot agaknya membuatnya melihat dirinya di masa lalu.
Ketertarikannya terhadap Margot memang menjadi salah satu lubang besar dalam alurnya. Namun, jika menilik ke belakang, ketika Slowik meminta Margot memilih, saat itulah Slowik menunjukkan jati dirinya dan membuka dirinya kepada Margot.
Suram, mamun juga mengasyikkan
Film berdurasi 1 jam 46 menit ini bahkan enggak memberikan waktu buat KINCIR untuk mengalihkan pandangan dari layar. Setiap karakter diperankan dengan sangat baik dan menunjukkan kepribadian setiap karakternya dengan natural. Sang kritikus makanan dan editornya, foodie yang merasa paling tahu soal makanan padahal enggak bisa masak, selebriti dan asistennya, pasangan kaya raya, dan tiga pria muda kaya yang bekerjaan di perusahan teknologi yang mensponsori Hawthorn.
Setiap karakter memberikan warna yang berbeda bagi ceritanya dan selama mereka menikmati sajiannya, karakter sebenarnya dari setiap pribadi mereka terungkap hingga memberikan alasan yang kuat bagi mereka untuk menerima segalanya. Bahkan, para staf yang berdedikasi tinggi, khususnya Elsa, juga menambahkan bumbu pedas dalam naskahnya.
Film ini membawa KINCIR memahami bagaimana setiap karakter memiliki perannya masing-masing dan bertemu tanpa sengaja sebagai tamu spesial sebuah restoran eksklusif, lalu di sanalah mereka mengetahui jati diri mereka. Perbincangan mereka, perhatian mereka, dan bagaimana mereka menikmati setiap hidangan adalah detail penting yang membuat setiap karakter dalam The Menu adalah bagian penting dari cerita.
Namun, film ini bukan hanya tentang “menyindir” para tamu. Di balik itu, The Menu justru menunjukkan bagaimana Sang Koki yang telah lama kehilangan jati dirinya, ingin mengakhiri segalanya dengan sempurna. Seorang yang begitu menjunjung tinggi kesempurnaan, namun harus terus menerus menyajikan hidangan terbaiknya kepada orang-orang yang enggak pernah puas. Kritikus, orang kaya, foodie, selebritas, adalah orang-orang yang datang padanya karena status atau mencari kesempurnaan itu sendiri.
Komedi gelap di situasi yang seharusnya normal dan kesuraman yang hadir hampir di sepanjang film membuat film ini benar-benar jadi sajian sempurna. Para tamu spesial yang hadir di Hawthorn hari itu, juga semua staf, adalah alat bagi Slowik untuk merasakan dan melepaskan kesempurnaan itu sendiri.
Oleh karena itu, sosok Margot menjadi unsur penting baginya untuk meraih kesempurnaan itu. Namun, penyelesaian yang diberikan memberikan kepuasan yang luar biasa bagi KINCIR dan membuat KINCIR ingin menikmati cheeseburger sekarang!
***
The Menu akan mulai tayang di seluruh bioskop tanah air pada Jumat, 18 November 2022. Dalam The Menu, KINCIR merasakan kekacauan, ironi, dan kesempurnaan yang sebenarnya enggak pernah ada.
Nah, apakah kamu penasaran dengan apa yang terjadi pada para tamu spesial di The Menu! Langsung aja nonton di bioskop terdekat, ya!
