(REVIEW) Murder on the Orient Express: Film Detektif Klasik dengan Visual Asyik

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 9 | Sound Effect/Scoring: 9 | Nilai Akhir: 8,5/10

Buat lo yang suka memecahkan misteri ala kisah detektif atau penggemar berat novel Agatha Christie, film yang satu ini cocok buat lo. Murder on the Orient Express adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Agatha Christie. Novel ini berkisah tentang petualangan detektif Hercule Poirot membongkar pembunuhan yang terjadi dalam ruang tertutup.

Sebelumnya, novel ini pernah diangkat ke film garapan Sidney Lumet pada 1974. Kali ini, Kenneth Branagh duduk di kursi sutradara. Film yang baru dirilis awal November 2017 ini juga menghadirkan berbagai bintang film papan atas, seperti Johnny Depp, Daisy Ridley, Michelle Pfeiffer, dan Willem Dafoe.

Pembunuhan ruang tertutup jadi plot utama di film ini yang bakal ngajak lo mencari tahu siapa pelakunya. Seperti film-film detektif pada umumnya, ada berbagai karakter di sekitar tempat kejadian perkara dengan alibi masing-masing yang sekaligus jadi petunjuk investigasi bagi Poirot. Di sini, lo bisa lihat berbagai tipe karakter orang yang lagi melakukan perjalanan jauh di kereta dengan fasilitas mewah. Lo juga bisa menilai sendiri bagaimana kebiasaan dan cara berbicara para karakter saat mereka lagi ngumpul santai di kafetaria.

Poirot harus berhadapan dengan orang-orang yang enggak dikenal, sama halnya kalau kita bepergian menggunakan kereta. Buat lo yang sering baca karya Agatha Christie, penokohan yang ada di film enggak bakal asing di benak lo. Namun, buat yang belum pernah baca novelnya, lo bisa kenalan sama mereka lewat poster promosi film yang juga nampilin julukan para penumpang Orient Express yang jadi tersangka kasus.

Via Istimewa

Setia dengan kisah dalam novel, film ini nampilin latar 1930-an melalui pemandangan Eropa zaman dulu yang dikemas dengan visualisasi segar dan menarik. Di sisi lain, lo juga bakal ngelihat karakter Poirot (Kenneth Branagh) yang liburan asyiknya terganggu karena harus memecahkan misteri.

Detektif swasta asal Belgia ini digambarin sebagai sosok tua yang ramah dan enggak sombong meskipun udah terkenal berkat kemampuan investigasinya. Selain cerdik, detektif perlente ini juga punya kemampuan beretorika alias ngeluarin kata-kata mutiara waktu lagi menginterogasi para tersangka dengan penampilan kumisnya yang ikonis.

Via Istimewa

Dari awal film, penonton bakal ngelihat Poirot memamerkan kemampuan investigasinya. Namun, lo enggak perlu ngerasa pusing karena bakal terpukau dengan pemandangan Eropa jadul yang memiliki nilai-nilai historis. Perjalanan di kereta Orient Express juga bakal ngajak lo nikmatin panorama dari Istanbul ke London.

Pemandangan perjalanan di Orient Express juga menggunakan efek yang rapi sehingga terlihat nyata. Buat lo yang suka pelajaran sejarah, film ini bisa membangkitkan imajinasi lo akan kehidupan masyarakat di masa lampau. Waktu Poirot lagi di Yerusalem dan Istanbul, lo bakal ngelihat betapa kumuhnya kondisi lingkungan masyarakat di era 1930-an.

Via Istimewa

Yap, film ini punya banyak pemandangan visual yang bisa manjain mata lo. Enggak cuma panorama alam dan kota, visualisasi di dalam kereta juga menakjubkan. Lo bakal ngelihat apa yang masyarakat Barat kelas atas pada umumnya terima selama perjalanan, mulai dari berbagai macam fasilitas hingga makanan mewah. Adegan penyajian makanan berhasil bikin Viki ngiler. Ketika disajiin, makanan-makanan tersebut terlihat menggoda dan seketika bikin lo ngerasa lapar.

Via Istimewa

Selain kisah misteri yang mencekam dan visualisasi yang mencengangkan, lo juga bakal disuguhin musik latar yang mendukung suasana tiap adegan. Musik latar yang dengan nuansa jadul ini bisa bikin emosi lu terhanyut. Mulai dari adegan jenaka, tegang, hingga sedih, semua punya jatah musiknya masing-masing yang diberikan secara pas.

Musik berirama sedih jadi salah satu andalan di film ini. Pas adegan Poirot nunjuk siapa dalang pembunuhan, misalnya. Musik berperan penting mengiringi retorika Poirot waktu lagi ngebongkar alibi dan masa lalu masing-masing penumpang yang jadi tersangka pembunuhan. Adegan reka ulang yang ditampilkan dengan dalam visual monokrom juga diiringi musik yang sesuai dengan emosi para karakter sambil ngejelasin motifnya.

Via Istimewa

Kalau lo lagi cari hiburan buat akhir pekan ini, nonton Murder on the Orient Express bisa jadi pilihan tepat. Kehadiran film ini bisa jadi penyegar di antara dominasi film superhero di layar lebar selama dua bulan terakhir. Buat lo yang lagi jenuh dengan film-film superhero, film ini bisa menghibur lo dengan ngasih suasana yang berbeda.

Tanpa visual dan audio yang mendukung, film ini bakal terlihat biasa aja. Kasus pembunuhan di ruang tertutup adalah masalah klasik yang sering dijumpai di cerita detektif. Namun, dengan segala kelebihannya, film ini bakal bikin lo bersemangat ngebongkar misteri pembunuhan bersama Detektif Poirot.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.