(REVIEW) Kim Ji-young, Born 1982 (2019)

Kim Ji-young, Born 1982
Genre
  • drama
Actors
  • Gong Yoo
  • Jung Yoo-mi
  • Kim Mi-kyung
  • Park Sung-yun
Director
  • Kim Do-young
Release Date
  • 20 November 2019
Rating
3.5 / 5

*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.

Pergerakan buat meneriakkan kesetaraan gender dan emansipasi perempuan memang lagi ramai dilakukan di banyak negara di dunia. Enggak cuma di Negeri Paman Sam, ternyata di Korea Selatan pun isu ini lagi hangat-hangatnya. Makanya, perilisan film Kim Ji-young, Born 1982 pun dapat dianggap enggak mau ketinggalan momentum.

Mengisahkan diskriminasi terhadap perempuan yang memiliki anak di Korea Selatan yang masih konservatif dengan budaya partiarkatnya, film ini pun cukup menuai kontroversi di Korea Selatan.

Nah, Kim Ji-young, Born 1982 mulai tayang di CGV dan Cinemaxx seluruh Indonesia pada 20 November. Buat kalian yang tertarik menonton film ini, KINCIR cukup menyarankan selagi sebagian besar penonton pasti lagi ramai-ramainya nonton Frozen 2 (2019).

Langsung aja lihat ulasan KINCIR berikut ini.


Soroti Kesulitan Menjadi Ibu

Kim Ji-young terpaksa (dipaksa) mengundurkan diri dari tempatnya bekerja setelah hamil dan memiliki anak. Mau enggak mau, dia mesti melepaskan impiannya menjadi penulis dan fokus mengurus anak menjadi ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, Ji-young kelihatan cukup berusaha buat menjadi ibu yang baik, meski dengan berbagai tekanan dari masyarakat, bahkan dari keluarga suaminya.

Yap, kalian mungkin bakal relate sama tokoh Kim Ji-young yang meski udah berusaha banget buat jaid istri yang baik di mata ibu mertuanya, tetap aja dia enggak mendapat pujian yang pantas.

Bahkan, ayahnya sebagai seseorang yang harusnya mendukung dia pun, tanpa sadar ternyata lebih memedulikan adik laki-lakinya. Stres pastinya. Dengan semua tekanan itu, memang Kim Ji-young ini tinggal tunggu meledak aja.

Mengangkat Topik Sensitif

Kim Ji-young, Born 1982 mengangkat topik sensitif: feminisme. Feminisme masih menjadi hal baru bagi masyarakat Korea Selatan yang konservatif dan menjunjung tinggi kaum laki-laki. Perempuan masih dianggap manusia nomor dua, baik di keluarga maupun lingkungan kerja.

Jung Yu-mi memerankan Kim Ji-young dalam film ini, bersama Gong Yoo yang menjadi suaminya, Dae-hyeon. Keduanya bermain dengan sangat baik, menunjukkan kehangatan keluarga sekaligus menonjolkan masalah yang ada dalam masyarakat Korea Selatan selama ini. Melalui dua karakter inilah kalian bisa lihat betapa kedua pasangan muda ini juga enggak berdaya menghadapi realitas.

Kim Ji-young yang udah mengorbankan berbagai hal buat jadi ibu yang baik tetap enggak pernah terlihat cukup. Dae-hyeon, meski sering membantu Ji-young, tetap aja enggak berdaya saat berkumpul dengan keluarganya dan rekan-rekan sekantornya.

Di sisi lain, Ji-young sendiri tetap merasa berbagai bantuan dari suaminya adalah berkah, padahal hal itu juga merupakan kewajiban suaminya. Jadi, Ji-young merasa lelah, tapi dia juga enggak bisa melepaskan diri dari segala doktrin patriarkat yang melekat di masyarakat Korea Selatan.


Kontroversial dan Dramatis

Film ini tetap enggak kehilangan sentuhan drakornya, sih, soalnya beberapa bagian memang dibuat dramatis sampai-sampai kalian mungkin berpikir bagian tersebut dilebih-lebihkan. Akan tetapi, kalau cara pandangnya diubah, bagaimana kalau ternyata memang hal itulah yang dirasakan para ibu dan perempuan bekerja di Korea Selatan? Kalau ternyata yang selama ini kalian lihat di drakor itu cuma manisnya aja, film ini malah ngasih semua yang pahit-pahit dengan cara yang manis.

Meski ulasan ini enggak membandingkan dengan versi novelnya, unsur dramatis yang ditampilkan menampar sekaligus menohok dengan berani tatanan masyarakat patriarkat yang masih kolot di Korea Selatan. Buat sebuah debut film besar Kim Do-young, film ini punya pijakan yang kuat dari awal sampai 1/3 terakhir film.

Sindiran Keras untuk Masyarakat Korea Selatan

Sayangnya, pace lambat yang tadinya asyik dinikmati, begitu menjelang akhir film malah menghilang. Menjelang klimaks, rasanya Kim Do-young merasa enggak perlu menghadirkan katarsis atas ketakadilan dan kesulitan yang selama ini dialami Kim Ji-young.

Jadi, tadinya ingin mengarahkan kalian buat melihat akhir yang mulus, kalian malah bakal dikasih penutup yang memotong seenggaknya setengah perjalanan hidup Kim Ji-young.

Rasanya jadi ‘kentang’ banget, kayak dikasih layar hitam bertuliskan 10 tahun kemudian buat melewatkan bagaimana karakter perempuan di film ini menghadapi masalahnya. Jadi, film ini bukan tentang bagaimana Kim Ji-young keluar dan menghadapi masalahnya, melainkan tentang bagaimana masyarakat Korea Selatan dengan sistem patriarkatnya masih mendiskriminasi perempuan, entah itu yang belum menikah maupun yang sudah menjadi ibu.


Penutup yang Antiklimaks

Nah, terkait tambahan kelahiran 1982 dalam judulnya, sebenarnya enggak begitu merasakan simbol ini ditampilkan sesuai porsinya dalam film. Ketika tiba di akhir film, narasi film ini berubah. Kim Ji-young menulis tentang dirinya dalam sebuah buku dan membukanya dengan menceritakan tahun kelahirannya.

Namun, bukannya jadi penutup yang asyik, bagian ini malah jadi bikin film ini kehilangan geregetnya. Soalnya, makna sebenarnya dari 1982 dan nama Kim Ji-young itu malah enggak muncul.

Wartawan BBC, Hyung Eun Kim, mengungkapkan makna nama dan tahun ini sehingga semuanya kelihatan lebih relevan. Kim Ji-young bukanlah siapa-siapa. Dia adalah perempuan biasa, dia bisa jadi siapa aja, dan dia bisa aja kalian.

Dia adalah para perempuan usia aktif yang saat ini mulai bangkit, merasakan bahwa ketakadilan ini barangkali mesti segera diakhiri. Kalau aja film ini bisa mengangkat makna ini dalam filmnya, tentu akhirnya bakal lebih “wah” dan bikin kalian enggak bakal berhenti menangis dari awal sampai akhir.

***

Bisa dibilang, film Kim Ji-young, Born 1982 cukup berhasil jadi film yang berani meneriakkan perasaan tertekan yang terpendam dari dalam diri para perempuan Korea Selatan. Jadi, film ini layak masuk daftar tontonan akhir pekan dan semoga aja bakal lama bertahan di layar lebar Tanah Air, ya.

Nah, buat yang udah nonton Kim Ji-young, Born 1982, bagikan pendapat kalian di kotak review yang ada di awal artikel ini, ya. Pantengin rekomendasi film seru di KINCIR, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.