(REVIEW) Kemarin (2020)

Kemarin
Genre
  • Dokumenter
  • drama
Actors
  • Ifan Fajarsyah
Director
  • Upie Guava
Release Date
  • 03 December 2020
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Kemarin yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.

Pada 22 Desember 2018, Indonesia kembali mengalami duka dengan kejadian tsunami yang menghantam daerah yang berada di sekitar Selat Sunda. Kejadian tersebut sampai menyebabkan 400 orang tewas, lebih dari 7.000 orang terluka, dan 23 orang hilang. Pada saat tsunami, ada beberapa selebritas Indonesia yang menjadi korban, termasuk personel band Seventeen.

Hanya satu personel Seventeen yang selamat dari kejadian tsunami tersebut, yaitu sang vokalis yang bernama Ifan Fajarsyah atau yang dikenal sebagai Ifan Seventeen. Dua tahun setelah kejadian tsunami Selat Sunda, kisah tentang Seventeen pun tertuang dalam sebuah film dokumenter yang berjudul Kemarin yang dirilis pada Desember 2020.

Tiga bulan setelah perilisan Kemarin, Mahakarya Pictures dan Bioskop Online kembali merilis film ini tetapi dalam versi director’s cut. Menurut sang sutradara, yaitu Upie Guava, sebenarnya enggak terlalu banyak perubahan antara versi bioskop dengan versi director’s cut. Namun, Upie meyakinkan bahwa versi director’s cut bakal terasa jauh lebih emosional.

Penasaran dengan film dokumenter ini? Langsung saja simak review Kemarin dari KINCIR!

Tampilkan Tiga Fase Kehidupan Seventeen

Review dan Sinopsis Film Kemarin
Review dan Sinopsis Film Kemarin

Kemarin sebenarnya enggak hanya berpusat pada penceritaan Seventeen saat kejadian tsunami Selat Sunda. Film ini dimulai dengan menceritakan awal terbentuknya Seventeen sejak 1999. Enggak hanya sekadar diceritakan secara sekilas, kalian bisa menemukan detail terbentuknya Seventeen secara lengkap, hingga bagaimana mereka menemukan vokalis yang pada saat itu belum diisi oleh Ifan.

Tak semua dari kalian mungkin tahu bahwa Seventeen ternyata telah ada sejak 1999 dan memiliki vokalis yang berbeda. Namun lewat Kemarin, kalian bisa tahu bagaimana perjuangan Seventeen dari nol. Menariknya lagi, penceritaan tentang perjuangan awal Seventeen enggak hanya diceritakan oleh personel terdahulunya saja. Namun, film ini juga menghadirkan pihak luar dari band Seventeen yang menceritakan sisi lain dari perjuangan band ini.

Eross Chandra (gitaris Sheila on 7) dan Erix Soekamti (pemain bas Endank Soekamti) turut memberikan sudut pandang mereka dalam perjuangan Seventeen. Kehadiran mereka bisa dibilang semakin melengkapi penceritaan perjuangannya Seventeen karena kalian bisa tahu bagaimana sudut pandang dari pihak yang berbeda. Kalian seakan dibawa untuk bisa merasakan perjuangannya Seventeen dari berbagai sisi.

Review dan Sinopsis Film Kemarin
Review dan Sinopsis Film Kemarin

Setelah memperlihatkan fase perjuangan, Kemarin kemudian memperlihatkan fase kesuksesannya Seventeen. Pada fase ini, kalian bakal tahu latar belakang di balik pembuatan lagu populernya Seventeen, yaitu “Selalu Mengalah” dan “Jaga Selalu Hatimu”. Selain menampilkan kebahagiaan, kalian juga disajikan dengan berbagai konflik yang dialami Seventeen di fase kesuksesannya ini.

Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Pepatah tersebut tepat menggambarkan Seventeen pada fase ini. Konflik internal pun enggak dapat terelakkan, hingga salah satu personel memutuskan keluar dan tersisa empat personel Seventeen. Namun dari sini, mereka berusaha kembali bangkit dan membuktikan mereka tetap bisa teguh walau hanya tinggal berempat.

Pada kenyataannya, mereka mampu mempertahankan kesatuan mereka hingga Desember 2018. Sayangnya, Seventeen harus dipisahkan oleh kejadian tsunami Selat Sunda yang menewaskan tiga personel band ini. Setelah kalian melihat fase perjuangan dan kesuksesan, kalian kemudian dibawa ke fase terberatnya Seventeen ketika band ini “dibubarkan” secara paksa oleh maut.

Banyak Momen Sedih yang Bikin Berderai Air Mata

Review dan Sinopsis Film Kemarin
Review dan Sinopsis Film Kemarin

Latar belakang pembuatan Kemarin didasari atas peristiwa tragis yang menimpa Seventeen saat tsunami Selat Sunda. Itulah sebabnya, kalian bakal menemukan banyak momen sedih di film dokumenter ini. Selain Ifan, penceritaan tentang tragedi tersebut juga diceritakan oleh kru Seventeen lainnya yang berhasil selamat dari tragedi tersebut.

Yang membuat Kemarin jadi semakin sedih adalah film ini menampilkan berbagai rekaman yang memperlihatkan keceriaan Seventeen hanya beberapa jam sebelum tsunami terjadi. Kalian bisa melihat canda tawa personel Seventeen, enggak hanya dengan sesama personel tetapi juga dengan keluarga mereka masing-masing yang dibawa ke Tanjung Lesung.

Ifan serta kru Seventeen yang selamat kemudian menceritakan bagaimana kronologi mereka terombang-ambing oleh air laut, hingga bagaimana mereka mampu bertahan hidup. Kalian bisa melihat bagaimana trauma, luka, kesedihan yang tersampaikan dari para narasumber. Momen mengharukan pun semakin bisa kalian rasakan ketika para istri dari personel yang meninggal juga ditampilkan di film ini untuk menyampaikan rasa kehilangan mereka.

Enggak hanya berhenti di penceritaan saat kejadian tsunami, Kemarin juga menampilkan kisah yang terjadi setelah tsunami. Kalian bisa melihat bagaimana sulitnya Ifan untuk maju setelah kehilangan para sahabatnya. Tentunya ada rasa kehilangan mendalam yang membuatnya sulit untuk menjalani kariernya. Hanya di Kemarin, kalian bisa melihat kesulitan Ifan pascatsunami yang enggak terekspos oleh media.

Adanya Adegan Dramatisasi yang Semakin Menonjolkan Elemen Emosionalnya

Review dan Sinopsis Film Kemarin
Review dan Sinopsis Film Kemarin

Salah satu hal yang menjadi nilai plus dari Kemarin adalah adanya adegan yang dibuat untuk mendramatisasi perjalanan hidup yang diceritakan oleh Ifan dan lainnya. Setiap perjalanan Seventeen pastinya enggak semua terekam kamera, terutama perjalanan pada awal karier band ini. Nah, adegan dramatisasi seakan membuat kalian bisa menyaksikan langsung perjalanan Seventeen yang enggak terekam oleh kamera.

Berbagai kisah seperti saat para personel Seventeen yang masih SMA, saat mereka baru mendapatkan kontrak, saat Ifan melakukan audisi, dan banyak momen lainnya yang dihadirkan dalam adegan dramatisasai. Uniknya lagi, tim produksi Kemarin menampilkan cuplikan acara musik jadul yang membuat nuansa masa lalu Seventeen semakin terasa.

Namun, di antara semua adegan dramatisasi, penggambaran saat Seventeen mengalami kejadian tsunami bisa dibilang yang paling niat. Sutradara Upie mampu merekonstruksi kejadian tsunami dan mendramatisasi kejadian tersebut dengan nuansa yang begitu mencekam. Para aktor yang memerankan adegan dramatisasi tsunami pun berakting dengan sangat baik, seakan membuat kita melihat langsung kengerian peristiwa tersebut.

***

Kemarin berhasil menampilkan suka duka perjalanan Seventeen dengan begitu apik dan menyentuh. Yang pasti, kalian bakal melihat banyak hal tentang Seventeen yang selama ini enggak terungkap.

Penasaran dengan filmnya? Kalian bisa menonton Kemarin secara eksklusif di Bioskop Online selama 19—21 Maret 2021. Buat yang telah menonton, apa pendapat kalian mengenai film ini?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.