*Spoiler Alert: Review film The Matrix Resurrections ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Buat kamu yang suka dengan film fiksi-ilmiah, tentunya sudah enggak asing lagi dengan trilogi The Matrix, ‘kan? Yap, waralaba garapan The Wachowskis ini memang sangat populer pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an karena menghadirkan film fiksi-ilmiah dengan konsep berbeda. Kini, setelah 18 tahun lamanya, waralaba tersebut merilis film keempatnya yang berjudul The Matrix Resurrections.
Sinopsis The Matrix Resurrections mengambil latar waktu 20 tahun setelah film ketiganya, usai Neo (Keanu Reeves) berhasil mengalahkan Agent Smith. Kini, Neo menjalani kehidupan normal sebagai Thomas Anderson pada sebuah program yang mengontrolnya. Lalu, pada suatu hari Neo kedatangan Morpheus versi baru yang memintanya untuk kembali ke Matrix dan melawan musuh baru.
Nah, sebelum kamu nonton film The Matrix Resurrections pada bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film The Matrix Resurrections
Nostalgia dengan konflik yang lebih fresh
Lana Wachowski selaku sutradaranya terbilang benar-benar menjual faktor nostalgia terhadap penggemar setia waralaba film ini lewat The Matrix Resurrections. Soalnya, adegan pembuka dari film ini benar-benar langsung membuat kamu teringat dengan opening The Matrix (1999) ketika Trinity disergap oleh para Agent.
Nuansa nostalgia juga akan benar-benar bisa kamu rasakan sepanjang menonton film ini lewat dialog serta tindakan dari para karakternya. Tak cuma itu, kamu juga beberapa kali bisa melihat adegan flashback dari trilogi The Matrix sebelumnya. Pokoknya, film ini akan membuat kamu yang mengikuti trilogi The Matrix sejak awal merasakan nostalgia seutuhnya.
Meski begitu, film ini enggak sekadar menjual nostalgia dengan menghadirkan konflik yang sama dengan ketiga film sebelumnya. Sebab, konflik utama dari film ini sangat baru walaupun tetap berkaitan dengan masalah yang ada pada trilogi orisinalnya.
Hubungan asmara antara Neo dan Trinity juga terbilang menjadi lebih tereksplor lagi pada film ini ketimbang dalam trilogi orisinalnya. Apalagi, Resurrections juga mengungkap betapa pentingnya hubungan antara Neo dan Trinity terhadap Matrix. Intinya, kamu akan bisa bernostalgia dengan cerita dan permasalahan yang baru lewat film keempatnya ini.
Perubahan pemain yang cukup disayangkan
Beberapa pemain dari trilogi orisinalnya yang kembali pada The Matrix Resurrections empat aktor saja. Mereka adalah Keanu Reeves, Carrie-Anne Moss, Jada Pinkett Smith, serta Lambert Wilson yang masing-masing kembali memerankan Neo, Trinity, Niobe, dan juga The Merovingian. Film ini sebenarnya tetap menghadirkan karakter lama seperti Morpheus dan Agent Smith, tapi karakter itu kini diperankan oleh aktor berbeda.
Dalam film ini, sosok pemeran dari Morpheus adalah Yahya Abdul-Mateen II, bukan Laurence Fishburne lagi seperti pada trilogi orisinalnya. Lalu, pemeran Agent Smith selaku musuh Neo pada film ini juga bukan Hugo Weaving lagi, melainkan Jonathan Groff.
Sebenarnya penampilan Abdul-Mateen dan Groff cukup menarik karena memberikan “warna” baru kepada karakternya masing-masing. Namun, KINCIR masih cukup menyayangkan perubahan pemain tersebut. Soalnya, penampilan mereka masih enggak terlalu ikonis seperti Fishburne dan juga Weaving.
Terlepas dari hal tersebut, keberadaan sejumlah karakter baru pada film ini lagi-lagi berhasil membawa angin “segar” terhadap waralaba The Matrix. Khususnya karakter The Analyst yang melibatkan Neil Patrick Harris. Sosok The Analyst dalam film ini sukses menjadi villain dengan nuansa yang berbeda ketimbang Agent Smith pada ketiga film sebelumnya.
Efek visual yang lebih canggih dan memukau
Film pertama The Matrix yang rilis pada 1999 terbilang sukses menjadi terobosan bagi dunia efek visual pada industri perfilman Hollywood. Sebab, dengan teknologi yang masih belum terlalu canggih pada masanya, film tersebut berhasil menghadirkan berbagai adegan dengan efek visual yang memukau dan ikonis. Contohnya saat Neo menghindari atau menghentikan sejumlah peluru dengan gerakan slow motion.
Lewat The Matrix Resurrections kamu sekali lagi akan bisa menyaksikan efek visual khas waralaba fiksi-ilmiah ini. Namun, kali ini efek visual tersebut akan terasa lebih memukau ketimbang trilogi orisinalnya. Hal ini tentunya berkat teknologi CGI masa sekarang yang lebih canggih sehingga adegan dengan efek visual tersebut bakal lebih terlihat halus dan juga realistis.
Saat review film ini ditulis, The Matrix Resurrections berhasil menjadi salah satu kandidat untuk masuk kategori “Efek Visual Terbaik” pada ajang Academy Awards 2022 mendatang. Tentunya tak menutup kemungkinan kalau film ini bisa mengikuti jejak The Matrix untuk bisa meraih piala Oscar dalam kategori “Efek Visual Terbaik” pada 2022 mendatang.
Kisah yang masih bisa dieksplor lagi
Ending dari The Matrix Resurrections bisa menjadi penutup yang manis bagi seri The Matrix. Namun, sebenarnya masih banyak cerita dan konflik dari film ini yang layak buat dieksplor lagi pada proyek lain. Salah satunya adalah kisah dari karakter Bugs (Jessica Henwick) yang sebenarnya menarik, tapi tertutupi oleh cerita Neo selaku karakter utamanya.
Lalu, ending dari film ini juga sebenarnya cukup membuka potensi bagi kelanjutan petualangan dan hubungan dari Neo dan Trinity dalam Matrix. Apalagi, masih banyak misteri tentang Matrix dan peradaban manusia yang masih belum terungkap sejak film pertamanya hingga sekarang.
Sayangnya, hingga artikel ini ditulis, masih belum ada kabar dari pihak sutradara ataupun Warner Bros. selaku studionya buat menggarap kelanjutan dari Resurrections. Akan tetapi, enggak menutup kemungkinan kalau dalam beberapa waktu ke depan muncul pengumuman terkait sekuelnya jikalau film keempatnya ini sukses.
***
Secara garis besar, The Matrix Resurrections menjadi ajang bernostalgia bagi penggemar berat seri The Matrix dengan tetap menghadirkan konflik yang baru. Jika kamu berminat, film ini bisa kamu saksikan pada sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 22 Desember 20221. Oh ya, jangan buru-buru keluar bioskop, ya, karena ada satu adegan post-credits yang cukup wajib kamu lihat.
Apakah kamu jadi tertarik untuk menonton filmnya setelah membaca review film The Matrix Resurrections tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!