Review Film The Big 4 (2022)

*(SPOILER ALERT) Review film The Big 4 ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Timo Tjahjanto memang lebih terkenal sebagai sutradara film bergenre horor dan juga thriller. Namun, pada 2022 ini Timo bekerja sama dengan Netflix untuk menggarap film yang mengusung genre aksi-komedi. Yap, film tersebut adalah The Big 4 yang menjadi film orisinal Netflix produksi Indonesia.

Sinopsis film The Big 4 berkisah tentang Dina (Putri Marino), detektif muda yang berusaha mengungkap siapa sosok pembunuh ayahnya. Penelusuran Dina pun membawanya ke sebuah pulau tropis dan kemudian bertemu dengan empat orang yang merupakan mantan pembunuh bayaran. Namun, keempat orang itu ternyata adalah anak asuh dari ayahnya Dina yang siap membantunya mencari sang pembunuh.

Nah, sebelum kamu nonton film The Big 4 lewat layanan Netflix, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review film The Big 4 Netflix Indonesia

Premis simpel dengan dialog yang natural

Meski mengangkat tema pembunuh bayaran sebagai konflik utama ceritanya, The Big 4 berhasil menyampaikan ceritanya dengan sangat simpel. Konflik pada film ini bahkan enggak terasa berat sama sekali, sehingga membuat penonton tak perlu berpikir keras agar bisa menikmatinya. Hal ini membuat The Big 4 layak menjadi tontonan buat mengusir penat saat akhir pekan.

Percakapan para karakter dalam film ini juga berlangsung sangat natural. Bahkan, film ini cukup sering menghadirkan kata-kata umpatan yang umum terucap pada dunia nyata dalam sejumlah dialog karakternya, terutama saat adegan pertarungannya. Penggunaan dialog yang simpel ini juga berperan dalam membuat cerita filmnya jadi terkesan lebih santai lagi, meski sebenarnya penuh momen aksi.

Well, satu-satunya kekurangan dari premis yang terasa simpel dan santai ini adalah alur konfliknya yang cukup terbaca, termasuk momen plot twist. Namun, hal ini sebenarnya enggak menjadi masalah besar, karena The Big 4 masih berhasil mengalihkan penonton lewat berbagai aspek lainnya.

Perpaduan aksi dan komedi yang menyenangkan

Salah satu aspek yang mengalihkan kekurangan dari plot The Big 4 adalah momen aksinya yang berlangsung seru. Sepanjang filmnya, kita akan bisa melihat momen penuh ledakan serta adegan pertarungan denga koreografi yang berlangsung dengan asyik. Bahkan, salah satu momen pertarungan film ini memiliki konsep gun fu seperti pada seri John Wick, yaitu berantem dengan pistol dari jarak dekat.

Momen pertarungan dalam film ini juga masih memiliki ciri khasnya Timo, yaitu brutal dan penuh darah. Meski ada beberapa momen yang mungkin bikin ngilu, sebagian besar adegan tersebut sebenarnya lebih terasa memuaskan, apalagi jika pihak antagonis yang jadi korbannya. Oh ya, Timo juga lebih banyak menggunakan efek praktikal dalam film ini ketimbang CGI, sehingga adegan aksinya terlihat lebih nyata.

Dari segi komedi, film ini juga berhasil menghadirkan banyak momen lelucon yang sukses membuat penonton. Mulai dari tingkah laku para karakternya yang lumayan konyol dan absurd hingga celetukan mereka yang seperti jokes sehari-hari sehingga terasa relate.

Timo Tjahjanto pun terbilang berhasil memadukan elemen aksi dan komedi tersebut dengan pas sehingga membuat The Big 4 jadi film yang sangat menyenangkan. Bahkan, sebagian besar elemen komedi tersebut muncul pada adegan pertarungannya, tapi hal tersebut sama sekali tak merusak suasananya yang berlangsung dengan seru.

Karakter yang penuh ‘warna’

Selain Dina, karakter utama dalam film ini terdiri atas Topan (Abimana Aryasatya), Jenggo (Arie Kriting), Alpha (Lutesha), dan Pelor (Kristo Immanuel) yang merupakan anggota The Big 4. Setiap karakter dalam film ini memiliki kepribadian yang sangat berwarna. Meski bukan sosok yang sempurna, para karakter tersebut sangat likeable karena diperkenalkan dengan cara yang bikin penonton peduli terhadap mereka.

Pemilihan pemain dari setiap karakter yang ada dalam film ini juga terbilang sangat tepat. Para aktor berhasil tampil natural sebagai karakternya masing-masing sehingga performanya, khususnya saat momen komedi, tidak terasa canggung sama sekali. Kristo Immanuel serta Michelle Tahalea yang baru debut akting lewat film ini juga berhasil memberikan performa yang patut diacungi jempol.

Namun, menurut KINCIR sosok yang paling berhasil mencuri perhatian dalam film ini adalah Marthino Lio yang berperan sebagai villain utamanya, yaitu Antonio. Sosok Antonio dalam film ini adalah psikopat yang jadi lawan sulit bagi para tokoh utama. Namun, penonton tak akan sebal dengan sosok Antonio karena Marthino yang membawakan sang villain dengan cara nyentrik dan flamboyan sehingga menghibur.

Film yang berpotensi jadi franchise besar Netflix di Asia

Kekurangan lainnya pada film ini sebenarnya terletak pada banyaknya pertanyaan atau plot hole yang masih belum terjawab hingga akhir filmnya. Namun, hal ini kemungkinan memang sengaja terjadi karena Timo Tjahjanto dan juga Netflix memang sudah merencanakan sekuel untuk The Big 4. Apalagi, ending dari film ini juga terasa sangat menggantung.

Seandainya benar terjadi, The Big 4 sangat potensial untuk menjadi sebuah franchise aksi-komedi besarnya Netflix pada wilayah Asia. Sebab, setelah menonton filmnya, KINCIR melihat kalau akan sangat menarik seandainya sejumlah karakter pada filmnya mendapatkan proyek spin-off yang mengisahkan masa lalunya.

Proyek spin-off tersebut juga tak harus ikut memiliki format film, melainkan juga serial. Seandainya terwujud, tentunya ini akan jadi proyek kerja sama terbesarnya Netflix dengan sineas Indonesia.

***

Pada akhirnya, The Big 4 menjadi sebuah film aksi-komedi yang menyenangkan, absurd, dan enggak bikin bosan sama sekali. Film ini cocok banget buat kamu tonton saat akhir pekan atau ketika sedang butuh hiburan penghilang penat. Jika kamu berminat, film ini sudah bisa kamu tonton secara legal lewat layanan streaming Netflix mulai 15 Desember 2022.

Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film The Big 4 tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!