Review Film Satria Dewa: Gatotkaca (2022)

Satria Dewa: Gatotkaca
Genre
  • aksi
  • drama
  • petualangan
Actors
  • Cecep Arif Rahman
  • Omar Daniel
  • Rizky Nazar
  • Yasmin Napper
  • Yayan Ruhian
Director
  • Hanung Bramantyo
Release Date
  • 09 June 2022
Rating
4 / 5

*(SPOILER ALERT) Review film Satria Dewa Gatotkaca ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.

Indonesia siap kedatangan semesta perfilman superhero baru pada pertengahan 2022. Yap, hal ini akan terjadi lewat film Satria Dewa: Gatotkaca yang menjadi proyek perdana dari Semesta Satria Dewa. Film yang mengambil poin cerita dari kisah pewayangan ini melibatkan Hanung Bramantyo sebagai sutradaranya dan direncanakan rilis pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 9 Juni.

Sinopsis Satria Dewa Gatotkaca mengisahkan Yuda (Rizky Nazar), seorang pemuda yang baru saja kehilangan pekerjaannya. Setelah itu, Yuda justru menemukan fakta bahwa ia adalah bagian dari gen Pandawa dan juga titisan Gatotkaca. Namun, statusnya ini justru membuat Yuda menjadi incaran dari kaum Kurawa yang mengincar medali Brajamusti agar bisa membangkitkan Aswatama.

Nah, sebelum kamu nonton Satria Dewa Gatotkaca pada sejumlah bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review film Satria Dewa Gatotkaca

Film pembuka universe yang cukup detail

Review film Satria Dewa Gatotkaca
Review film Satria Dewa Gatotkaca Via Istimewa.

Seperti yang KINCIR bahas pada bagian pembuka, Gatotkaca adalah film pertama dari Semesta Satria Dewa. Ke depannya, akan ada banyak film dari Semesta Satria Dewa yang berfokus pada sejumlah tokoh pahlawan pewayangan lainnya.

Sebagai film pembuka, Gatotkaca terbilang cukup berhasil dalam memperkenalkan semestanya dengan detail. Film ini benar-benar membedah latar belakang Yuda sebagai karakter utama dan betapa penting perannya bagi Semesta Satria Dewa. Selain Yuda, perkenalan terhadap sejumlah karakter lainnya juga sangat detail, dan tak terasa buru-buru meski ada banyak tokoh yang harus kita kenal.

Gatotkaca juga berhasil memberikan tease yang cukup membuat penonton penasaran atas kelanjutan Semesta Satria Dewa. Soalnya, ada beberapa karakter penting dalam masa depan Semesta Satria Dewa yang sudah lebih dahulu muncul dalam film pertamanya ini. Intinya, Gatotkaca cukup berhasil membuat penonton tertarik untuk mengikuti kisah Semesta Satria Dewa ke depannya.

Mengenalkan cerita pewayangan ke generasi muda

Via Istimewa

Sejak awal pengumuman akan dibuat, Gatotkaca sudah diniatkan untuk mengenalkan cerita pewayangan kepada generasi muda. Hal ini terbilang cukup berhasil karena unsur epos Mahabharata yang ada pada film pertamanya ini terasa cukup kental.

Namun, buat yang kurang kenal tentang dunia pewayangan mungkin agak sedikit kebingungan dengan ceritanya. Sebab, ada banyak istilah dunia pewayangan yang terdengar sangat asing dan kurang mudah diingat. Saran KINCIR, kamu harus benar-benar fokus sewaktu menonton filmnya agar bisa memahami segala aspek yang berkaitan dengan dunia pewayangannya.

Terlepas dari hal itu, istilah pewayangan yang rasanya ingin benar-benar diperkenalkan kepada penonton pada film pertamanya ini adalah Pandawa dan Kurawa. Setidaknya, penonton jadi paham siapa dan apa Pandawa serta Kurawa yang kerap dijelaskan sepanjang filmnya. Sebab, kedua istilah ini memang menjadi pondasi awal dari Semesta Satria Dewa.

Adegan aksi yang sangat intens

Via Istimewa

Film bertema superhero tentunya enggak lengkap tanpa adegan aksi. Beruntungnya, Gatotkaca berhasil menghasilkan hal ini dengan cara yang sangat intens. Sejak awal hingga akhir filmnya, kamu akan bisa melihat adegan aksi yang berlangsung tanpa henti dan juga cukup seru dengan koreografi yang memukau.

Lalu, Gatotkaca juga bisa memaksimalkan batasan kekerasan yang harus ada pada tiap adegannya dengan rating usia untuk semua umur miliknya. Adegan pertarungan dalam filmnya memang tak penuh darah atau brutal, tapi bisa tetap bikin puas penonton dewasa karena intensitas serta koreografinya.

Efek CGI yang ada dalam sejumlah adegan pertarungannya juga bikin terkesan meski memang enggak belum terlalu realistis seperti kebanyakan film Hollywood. Beruntungnya, film ini lebih mengedepankan pertarungan tangan kosong sehingga momen yang memakai CGI tak terlalu banyak.

Iklan produk yang cukup mengganggu

Via Dok. Satria Dewa Studio

Satu-satunya hal yang paling mengganggu ketika menonton Gatotkaca adalah banyaknya product placement atau iklan produks dalam filmnya. Gatotkaca memang menjadi sebuah film yang memiliki sponsor dari berbagai macam jenis produk. Jadi, tak heran jika dalam durasi filmnya yang sekitar 2 jam 9 menit, kita akan bisa melihat momen promosi dari sejumlah sponsor.

Promosi dari sejumlah produk tersebut memang enggak terlalu gamblang. Namun, kehadirannya terlalu mencolok dan maksa sehingga bikin penonton justru jadi fokus terhadap produk tertentu ketimbang apa yang sedang terjadi pada adegannya. Sebagian penonton memang ada yang menganggap hal ini jadi comedic relief dari filmnya, tapi keberadaan produk sponsor tersebut tetap saja agak mengganggu.

***

Akhir kata, Satria Dewa Gatotkaca berhasil membuka semesta perfilman pahlawan wayang dengan cukup detail serta penuh adegan aksi yang intens. Jika berminat, kamu bisa menyaksikannya secara legal lewat sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 9 Juni 2022.

Bagaimana tanggapan kamu dengan review Satria Dewa Gatotkaca ini? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.