*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran film Kate yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Kate adalah yatim piatu sejak kecil. Lalu, ditemukan oleh orang asing yang membesarkan hingga menjadi seorang wanita pembunuh bayaran yang nyaris tak pernah gagal. Sosoknya bisa kamu saksikan dalam film Kate yang baru saja tayang di Netflix sejak 10 September 2021.
Dalam film Hollywood terbaru ini, kamu bisa menyaksikan aksi seru, badass, sadis, dan menegangkan. Untuk kamu yang ingin cari asupan film seru yang bikin mata melek, film aksi ini bisa jadi salah satu pilihannya. Mari simak review film khas KINCIR di bawah ini.
Review Film Kate
Balas Dendam Satu Malam
Tumbuh dewasa, Kate adalah seorang penembak jitu sekaligus pembunuh bayaran. Pada suatu ketika, dia menembak seorang bos mafia hingga tewas di depan seorang anak bernama Ani. 10 bulan dari kejadian itu, dia mengambil misi terakhir sebelum pensiun dari dunia gelap tersebut. Misinya adalah membunuh bos mafia lain bernama Kijima yang masih sedarah dengan orang yang Kate bunuh pada 10 bulan lalu.
Sayang, misi terakhirnya ini gagal. Dia diracun dan hanya punya waktu kurang dari 24 jam sebelum mati karena racun. Tak ingin mati sia-sia, dia mencari Kijima untuk membunuhnya. Perjalanan semalam memburu sang bos mafia membawa Kate menemukan fakta baru tentang hidupnya. Lebih jauh dari itu, Kate pun akhirnya mengenal Ani, anak dari bos mafia yang dulu dia bunuh.
Di akhir film, penonton disuguhkan dengan plot twist tentang kesia-siaan hidup Kate selama ini. Penasaran? Siapkan cemilan dan mari nonton film Kate di Netflix.
Kate Adalah John Wick Versi Cewek?
Kalau kamu suka nonton seri film John Wick, itu artinya film ini bakalan cocok buat kamu. Secara garis besar, jalan ceritanya mirip, yakni tentang seorang pembunuh bayaran yang harus selesaikan masalahnya dengan membunuh musuh utama.
Dalam film Kate, kita akan terbiasa dengar suara tembakan, melihat orang ditusuk, dan darah yang muncrat ke mana-mana. Cara bunuhnya juga cukup sadis, mirip dengan cara John Wick. Atau bahkan, adegan pembunuhan sadisnya cukup mengingatkan kita dengan film The Raid yang sadis dan tak tanggung-tanggung saat mengeksekusi lawan.
Nonton di Layar Lebar Bisa Jadi Lebih Seru
Film aksi ini hadirkan ketegangan hampir dari awal hingga tiga perempat film. Aksi-aksi berbahaya yang ditampilkan juga begitu menarik untuk dinikmati. Namun, mungkin film ini akan jauh lebih menegangkan kalau ditonton di layar lebar dengan kualitas suara yang mumpuni. Semua aksi serunya bakal terasa lebih mengikat.
Namun, karena film ini tayang di Netflix, ada baiknya kamu tonton dalam suasana yang tenang, dengan suasana yang nyaman dan kalau bisa dengan peralatan sound yang pas. Pengalaman yang akan didapat dari nonton film ini mungkin akan lebih terasa.
Film Hollywood ‘Rasa’ Jepang
Sutradara Cedric Nicolas-Troyan mungkin mengilhami betul latar lokasi yang dipakai film ini. Yap, film ini berlatar di Jepang dengan kebanyakan pameran adalah aktor dari Jepang. Maka dari itu, nuansa Jepangnya begitu terasa.
Berulang kali scoring bertema Jepang diputar, eksplorasi gemerlapnya kota khas Negeri Matahari Terbit itu juga sanggup jadi latar belakang kisah Kate yang mendebarkan ini. Sutradara juga menyelipkan adegan ala film aksi Jepang dengan menaruh Pertarungan Samurai sebagai pertarungan penutup dalam film ini.
Namun, sepertinya Cedric kurang detail dalam pengambilan gambar. Ada satu adegan yang terlihat tidak konsisten, yakni ketika Kate berada di rumah sakit. Kate kesal dengan diagnosis dokter dan mendorong peralatan dokter, sebagian ada yang jatuh, sebagian masih ada di meja.
Kamera kemudian close up ke dokter. Setelah itu, adegan ditampilkan dari sudut semula ketika Kate mendorong peralatan itu hingga jatuh. Dan terlihat semua peralatan di meja sudah kosong. Padahal sebelumnya, tidak semua benda jatuh.
Film Baru dengan Formula Kadaluarsa
Sayangnya, film ini masih menggunakan formula cerita yang cukup kadaluarsa alias sudah sering dipakai oleh banyak film laga. Contohnya, jalan cerita yang menggambarkan si protagonis utama menuntut balas dendam atas apa yang si villain lakukan kepadanya. Namun, karena si villain ini adalah Big Boss, dalam perjalanannya dia harus melawan satu demi satu anak buahnya.
Kemudian, seperti yang sudah disinggung di awal, ending dari film Kate ini menyimpan plot twist yang patah dan nasib Kate pun tak bikin penonton empati. Jalan cerita yang udah lawas ini terasa semakin usang.
Mary Elizabeth Winstead, Aktor Underrated yang Mencuri Perhatian
Mungkin sekitar 70 persen dari film ini, kita melihat Kate yang diperankan oleh Mary Elizabeth Winstead sedang sekarat dan berusaha menuntaskan dendam. Sejak di rumah sakit dan didiagnosis bahwa tubuhnya baru saja diracun, dia pergi dengan terhuyung dan melawan puluhan penjahat dengan pistol, pisau, dan tangan kosong.
Dia nyaris tak bisa dikalahkan meski diberondong tembakan, dikalungi pisau, dan diserbu dari banyak sisi. Peran Kate ini mirip seperti Huntress dalam Birds of Prey (2020). Rasanya, film ini bisa hidup, berkat akting badass dari Elizabeth Winstead meski adegannya antiklimaks.
Kolaborasi Aktor Hollywood dan Jepang
Sekali lagi, sutradara sanggup meracik berbagai adegan mendebarkan jadi sebuah seni film yang cukup apik. Pengambilan gambar yang menarik dengan pilihan warna kelam jadi pattern utama yang semakin mempertegas genre film ini. Selain itu, dengan latar waktu film yang hanya beberapa jam, membuat film ini jadi makin punya ketegangan yang berlipat.
***
Selain dibintangi oleh Mary Elizabeth Winstead, Miku Martineau, dan Woody Harrelson, film ini juga diisi oleh aktor Jepang kenamaan seperti Miyavi, Jun Kunimura, Tadanobu Asano, dan Kazuya Tanabe.
Jadi, buat kalian yang penasaran dengan film Kate, bisa langsung buka aplikasi Netflix dan nilai sendiri seberapa seru film aksi ini buat kamu!