Review Film Kandahar (2023)

Kandahar
Genre
  • aksi
  • thriller
Actors
  • Ali Fazal
  • Gerard Butler
  • Navid Negahban
Director
  • Ric Roman Waugh
Release Date
  • 31 May 2023
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review film Kandahar mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Penggemar film aksi pastinya enggak asing dengan salah satu aktor laga Hollywood ternama saat ini, yaitu Gerard Butler. Butler juga cukup dikenal dengan aksinya di seri film Has Fallen sebagai seorang agen. Nah, Butler kembali lagi beraksi menjadi seorang agen di film aksi terbarunya yang diberi judul Kandahar.

Kandahar digarap oleh Ric Roman Waugh, sosok yang juga menyutradarai dua film yang dibintangi Gerard Butler, yaitu Angel Has Fallen (2019) dan Greenland (2020). Selain Butler, film ini juga dibintangi oleh Navid Negahban, Ali Fazal, Nina Toussaint-White, dan aktor lainnya.

Kandahar berkisah tentang Tom Harris, seorang agen CIA yang sedang menyamar yang terjebak pada wilayah musuh di Afghanistan. Pada suatu waktu, identitas dan misinya Tom terungkap, sehingga dia bersama penerjemahnya harus pergi ke Kandahar untuk menyelamatkan diri. Tom dan penerjemahnya dikejar-kejar selama perlarian mereka ke Kandahar.

Review film Kandahar

Kisah pelarian agen CIA yang misinya ketahuan musuh

Review film Kandahar
Review film Kandahar

Dari judulnya saja, sebagian dari kamu pasti bisa menebak bahwa cerita di film ini berlatar tempat di Afghanistan. Yap, sebagian besar film ini mengambil latar di beberapa negara Timur Tengah. Film dibuka dengan Tom Harris yang punya misi untuk menaruh bom di fasilitas nuklir Iran dengan menyamar sebagai tukang servis internet. Misinya pun berhasil dan Tom mengira dia bisa pulang untuk menghadiri wisuda anaknya.

Sebelum boarding ke dalam pesawat untuk pulang, Tom tiba-tiba mendapatkan misi baru di Afghanistan yang menjamin bahwa dia bisa menyelesaikan misinya sebelum hari H wisuda anaknya, sehingga Tom setuju. Tom kemudian menjalankan misi tersebut ditemani oleh penerjemah bahasa Afghanistan, bernama Mohammad atau dipanggil Mo. Misi mereka ketahuan, sehingga Tom dan Mo harus pergi ke Kandahar untuk bisa mendapatkan pertolongan dari CIA.

Dengan rating “R” atau film untuk penonton usia 17 tahun ke atas, Kandahar menghadirkan banyak aksi ledak-ledakan yang cukup berdarah-darah. Namun dari segi cerita, tidak ada sesuatu yang spesial atau berbeda yang ditawarkan Kandahar. Bahkan, aksi yang ditampilkan pun enggak berhasil membuat saya terus terikat dengan film ini karena ceritanya yang generik untuk film-film perang berlatar Timur Tengah.

Memang, sih, ada nilai sentimental yang ditambahkan di film ini, terkhusus pada bagaimana Tom bertekad untuk bisa datang ke wisuda anaknya dan Mo yang berusaha memaafkan orang-orang yang merenggut keluarganya. Namun, momen sentimentalnya dihadirkan begitu datar, sehingga tidak terasa berkesan. Film ini juga mengenalkan terlalu banyak karakter, sehingga ceritanya sulit untuk bisa fokus pada pembangunan hubungan antara Tom dan Mo.

Gerard Butler yang terlalu nyaman menjadi bintang aksi

Review film Kandahar
Review film Kandahar

Jika melihat filmografinya Gerard Butler, aktor ini bisa dibilang cukup betah membintangi film aksi selama beberapa tahun belakangan, termasuk film terbarunya, Kandahar. Mungkin karena terlalu sering bermain aman di film aksi, penampilan Butler di Kandahar pun tidak terlalu spesial. Akting Butler sebagai Tom Harris memang cukup baik, tetapi tidak meninggalkan kesan yang mendalam.

Untungnya, Butler diduetkan dengan Navid Negahban, yang berperan sebagai penerjemah bahasa Afghanistan bernama Mo. Soalnya, kehadiran Mo-lah yang menghadirkan momen sentimental di film ini, khususnya ketika Mo mau memaaafkan orang yang telah membunuh anaknya karena peperangan. Setidaknya, interaksi antara Tom dan Mo memberikan sedikit warna pada jalan cerita filmnya.

Visual Timur Tengah yang realistis dan penggunaan scoring yang tepat

Walau cerita Kandahar berlatar tempat di Afghanistan dan beberapa negara di Timur Tengah, proses syuting film ini sebenarnya mengambil lokasi di Arab Saudi. Enggak heran penggambaran nuansa Timur Tengah yang ditampilkan Kandahar terasa lebih realistis. Sutradara dan sinematografer Kandahar mengandalkan pengambilan gambar long shot untuk menampilkan keindahan lokasinya secara utuh.

Untuk masalah scoring, berbagai efek suara yang digunakan untuk film ini sudah terdengar sangat sesuai dengan momen yang sedang ditampilkan filmnya pada saat itu. Namun, enggak ada sesuatu yang memorable dari berbagai scoring yang ditampilkan di film ini. Walau secara cerita kurang maksimal, setidaknya mata kamu masih bisa dimanjakan dengan visual film ini.

***

Kamu yang sudah pernah menonton The Covenant (2023) mungkin bakal merasa ada kemiripan cerita film tersebut dengan Kandahar. Bedanya, eksekusi cerita yang ditampilkan Kandahar terasa kurang memuaskan. Naskahnya kurang berhasil menyampaikan nilai sentimental dari filmnya. Ditambah lagi, penceritaan dua karakter utama kurang tereksplorasi dengan baik karena banyak karakter yang ingin ditonjolkan di awal tetapi terlupakan begitu saja seiring berjalannya cerita.

Setelah baca review film Kandahar, apakah kamu jadi tertarik menonton film aksi ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.