Review Film Jailangkung: Sandekala (2022)

Jailangkung: Sandekala
Genre
  • horor
Actors
  • Dwi Sasono
  • Muzakki Ramdhan
  • Syifa Hadju
  • Titi Kamal
Director
  • Kimo Stamboel
Release Date
  • 22 September 2022
Rating
3 / 5

*(SPOILER ALERT) Review film Jailangkung Sandekala ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.


Mungkin banyak dari kamu yang pernah menonton duologi film Jailangkung yang dibintangi oleh Jefri Nichol dan Amanda Rawles sebagai pemainnya. Nah, pada 2022 ini, kita akan kedatangan film ketiga dari seri film tersebut yang kini berfokus pada cerita karakter lain. Film berjudul Jailangkung: Sandekala ini pun melibatkan sutradara yang berbeda dari dua film sebelumnya, yaitu Kimo Stamboel.

Sinopsis film Jailangkung: Sandekala berkisah tentang sebuah keluarga yang sedang melakukan road trip. Namun, di tengah perjalanan, Kinan (Muzakki Ramdhan) yang merupakan salah satu anak pada keluarga tersebut justru hilang secara misterius. Niki (Syifa Hadju) yang merupakan kakak tirinya Kinan pun mencoba mencarinya, tapi ia justru menemukan sebuah boneka mengerikan yang ternyata adalah jailangkung.

Nah, sebelum kamu menonton film Jailangkung: Sandekala pada bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review film Jailangkung Sandekala

Film horor dengan konsep beda, tapi mirip dengan Stranger Things

Review film Jailangkung Sandekala
Review film Jailangkung Sandekala Via Istimewa.

Jailangkung: Sandekala terbilang memiliki cerita yang simpel karena proses pencarian Kinan yang menghilang menjadi fokus utamanya. Sepanjang filmnya, kita akan bisa melihat Niki serta orang tua Kinan, yaitu Adrian (Dwi Sasono) dan Sandra (Titi Kamal), dalam berusaha mencari keberadaannya. Proses investigasi pencarian Kinan bahkan juga melibatkan pasukan polisi yang dipimin oleh Majid (Mike Lucock).

Elemen investigasi yang jadi andalan dalam penceritaan Jailangkung: Sandekala ini pun menjadi konsep yang terasa segar dalam perfilman horor Indonesia. Apalagi, jika mau dibandingkan dengan dua seri film Jailangkung sebelumnya. Namun, konsep cerita ini sebenarnya cukup klise jika mau dipandang secara luas, karena sudah banyak ada dalam tontonan bertema horor lainnya, seperti serial Stranger Things.

Review film Jailangkung Sandekala
Review film Jailangkung Sandekala Via Istimewa.

Kinan yang hilang secara misterius mirip dengan Will Byers yang juga menghilang pada serial Stranger Things. Pendekatan investigasi dalam mencari anak cowok yang menghilang juga cukup mirip, yaitu memakai cara resmi dengan bantuan polisi, serta menggunakan cara supernatural. Konsep dunia Upside Down pada Stranger Things bahkan juga ada dalam film ini yang menjadi “rumah” bagi sang Jailangkung.

Entah apakah film ini benar-benar mengambil inspirasi dari Stranger Things atau tidak ketika proses penulisan ceritanya. Namun, premis filmnya memang terbilang sangat mirip dengan alur cerita musim pertamanya serial Stranger Things.

Nuansa jumpscare dan gore yang cukup bikin ngeri

Via Istimewa

Jumpscare dan gore memang menjadi elemen andalan dalam film horor garapan Kimo Stamboel untuk membuat takut penontonnya. Jailangkung: Sandekala pun terbilang berhasil dalam menghadirkan kedua elemen tersebut dalam sejumlah adegannya. Film ini bahkan terbilang cocok untuk orang yang lebih mementingkan intensitas elemen horor tersebut ketimbang jalan cerita yang apik.

Bahkan, dengan rating usia untuk penonton berusia 13 tahun ke atas, Jailangkung: Sandekala masih bisa menghadirkan momen gore yang terasa brutal. Oh ya, sedikit fakta menarik, Jailangkung: Sandekala menjadi film pertama garapan Kimo yang mendapatkan rating 13 tahun ke atas, karena biasanya selalu untuk usia 17 tahun ke atas akibat unsur gore tersebut.

Satu-satunya kekurangan dari unsur horor pada film ini adalah porsi tampil sosok hantunya yang sangat mirip. Penampakan secara utuh dari sosok hantu dalam film ini baru benar-benar terlihat menjelang akhir filmnya. Namun, film ini masih tetap sukses membuat penonton ketakutan tanpa harus menampakkan secara utuh sang hantu.

Penggunaan CGI yang kurang rapi

Via Istimewa

Pada Jailangkung: Sandekala, Kimo Stamboel lebih banyak menggunakan efek visual CGI pada sejumlah adegannya, termasuk untuk momen gore-nya. Hal ini tentunya beda dengan kebanyakan film Kimo yang lebih mengandalkan practical effect. Namun, penggunaan CGI dalam film ini terasa kurang rapi sehingga beberapa momen yang memakai efek visual tersebut jadi terlihat seperti animasi dan tak realistis.

Bahkan, kurang rapinya penggunaan CGI ini membuat beberapa momen gore menjadi kurang menyeramkan. Soalnya, penonton justru jadi lebih terpaku dengan efek visualnya yang terlihat buruk ketimbang nuansa mengerikannya.

***

Dengan jalan cerita klise dan efek visual yang buruk, Jailangkung: Sandekala seolah jadi film horor yang cuma mengandalkan elemen jumpscare dan gore-nya saja. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 22 September 2022.

Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film Jailangkung Sandekala tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.