*(SPOILER ALERT) Review film Indiana Jones and the Dial of Destiny ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Mungkin banyak dari kamu yang sudah enggak asing lagi dengan seri film Indiana Jones. Yap, franchise film bertema petualangan dan aksi ciptaan George Lucas yang dibintangi oleh Harrison Ford ini memang sangat populer, khususnya pada era 1980-an. Nah, pada pertengahan 2023 ini, kita akan kedatangan film kelima dari film tersebut yang berjudul Indiana Jones and the Dial of Destiny.
Sinopsis film Indiana Jones and the Dial of Destiny mengisahkan Indiana Jones yang pada 1945 silam menemukan sebuah artefak misterius yang bisa mengubah sejarah dunia. Kini, pada 1969, Indiana Jones berusaha menemukan kembali artefak tersebut dengan bantuan dari anak baptisnya, yaitu Helena Shaw (Phoebe Waller-Bridge). Namun, ternyata ada pihak lain yang juga mengincar artefak tersebut.
Nah, sebelum kamu nonton film Indiana Jones 5, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Indiana Jones and the Dial of Destiny
Petualangan lebih ‘absurd’ yang tertolong momen aksi seru
Buat kamu yang mengikuti film-film Indiana Jones pasti tahu bahwa franchise ini juga memasukkan unsur fiktif ke cerita petualangannya. Bahkan, tak jarang unsur fiktif tersebut jadi terasa absurd, seperti pada film keempatnya yang menampilkan alien serta UFO. Nah, pada film Indiana Jones 5, unsur fiktifnya terbilang lebih absurd lagi ketimbang film-film sebelumnya.
KINCIR enggak akan mengungkapkan apa unsur fiktif yang bikin ceritanya absurd karena akan jadi spoiler. Intinya, unsur fiktif itu jadi terasa absurd dan bikin mulut melongo karena melibatkan langsung Indiana Jones, sedangkan pada sejumlah film sebelumnya ia tidak terlalu terlibat. Formula fiktif ini mungkin memang jadi daya tarik penonton ketika rilis pada era 1980-an, tapi tidak buat masyarakat era 2000-an ke atas.
Beruntungnya, unsur fiktif ini tak terlalu mengganggu karena sempat ada penjelasan secara ilmiah pada awal filmnya. Selain itu, adegan aksinya juga tergolong seru dan intens sepanjang filmnya dengan eksekusi yang jauh lebih baik ketimbang film-film sebelumnya. Adegan aksi ini pun berhasil menolong kualitas ceritanya yang cukup absurd sehingga tetap bisa penonton nikmati.
Saran KINCIR, ‘buang otak’ kamu jauh-jauh jika akan menonton film ini, layaknya saat menyaksikan beberapa film terakhir franchise Fast & Furious. Dengan begitu, kamu bisa menikmati keabsurdan cerita dan keseruan aksinya tanpa harus berpikir secara logis.
Harrison Ford yang tampil total
Usia 80 tahun tampaknya enggak menghentikan Harrison Ford dalam kembali memberikan performa karismatik sebagai Indiana Jones dalam film kelimanya. Meski pergerakannya sudah enggak luwes seperti dulu, Ford masih memberikan performa yang total sebagai Indy pada setiap adegannya. Orang yang mengikuti perjalanan Ford sebagai Indy kemungkinan akan merasa senang dengan performanya pada film ini.
Phoebe Waller-Bridge sebagai pendatang baru dalam franchise ini juga berhasil menyeimbangi performa Harrison Ford. Sosok Helena Shaw yang Waller-Bridge perankan juga berhasil memutus reputasi buruk karakter perempuan dalam franchise Indiana Jones yang sering terkesan menjadi beban terhadap sang karakter utama.
Film ini juga berhasil memberikan perasaan nostalgia dengan kembali menghadirkan John Rhys-Davies dan Karen Allen yang berperan lagi sebagai Sallah dan Marion Ravenwood. Meski enggak mendapat porsi peran yang banyak, kehadiran mereka berdua berhasil membuat penonton teringat kembali dengan beberapa momen ikonis pada film pertamanya.
Sinematografi yang bikin adegan aksi lebih seru dengan scoring non-stop
Berbeda dengan empat film pertamanya, Indiana Jones 5 enggak kembali disutradarai oleh Steven Spielberg, melainkan James Mangold yang sebelumnya menggarap Logan (2017). Keterlibatan Mangold inilah yang membuat adegan aksi pada Indiana Jones 5 berlangsung lebih seru ketimbang film-film sebelumnya. Sebab, sinematografi aksinya sudah seperti yang ada pada film aksi modern.
Meski begitu, ada satu kekurangan terkait visual dalam film ini, yaitu penggunaan CGI-nya yang terbilang masih kurang rapi. Momen CGI yang kurang rapi ini pun terjadi pada awal filmnya yang menampilkan Indiana Jones muda yang menggunakan teknologi de-aging pada wajah Harrison Ford. Wajah muda yang memakai CGI tersebut tampak kurang realistis pada beberapa adegannya.
Selain itu, hal mengganggu lainnya dari segi teknis juga terletak pada scoring filmnya. Pasalnya, hampir setiap adegan dalam film ini memiliki scoring sehingga cukup mengganggu karena telinga seolah tak punya jeda buat istirahat. Musik tema Indiana Jones yang ikonis juga terlalu sering terulang-ulang sehingga terasa cukup membosankan.
***
Terlepas dari jalan ceritanya yang absurd dan klise, Indiana Jones and the Dial of Destiny masih jadi film yang bisa dinikmati berkat adegan aksinya yang seru serta performa karismatik Harrison Ford. Jika kamu tertarik, film ini sudah tayang pada sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 28 Juni 2023.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!