*(SPOILER ALERT) Review film Perempuan Bergaun Merah ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Industri perfilman Indonesia kembali dibuka dengan film bergenre horor pada awal November 2022 ini. Yap, mulai 3 November ini, ada film horor baru yang meramaikan bioskop Indonesia, yaitu Perempuan Bergaun Merah. Film ini disutradarai oleh William Chandra dengan turut melibatkan Timo Tjahjanto, sineas spesialis genre horor, sebagai salah satu produsernya.
Sinopsis film horor Perempuan Bergaun Merah berkisah tentang Dinda (Tatjana Saphira) yang hidupnya jadi tak tenang usai sahabatnya yang bernama Kara hilang secara misterius. Dinda kerap mendapatkan teror dari hantu perempuan dengan gaun merah yang mengancam nyawanya. Dinda serta sejumlah temannya pun harus menemukan keberadaan Kara agar bisa lepas dari teror sang hantu.
Nah, sebelum kamu nonton film Perempuan Bergaun Merah pada bioskop Indonesia, simak dulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film horor Perempuan Bergaun Merah
Film horor yang “jenius”
Dari sinopsisnya, Perempuan Bergaun Merah memang terkesan seperti film bertema hantu korban kekerasan yang ingin balas dendam dan sudah sering ada dalam dunia horor. Padahal, sebenarnya film ini memiliki konsep cerita yang enggak sesimpel itu. Sosok hantu perempuan dengan gaun merah yang ada dalam film ini juga diangkat dari hantu mitologi Tiongkok, yaitu Nu Gu.
Namun, untuk mengerti teror sesungguhnya dari sang hantu bergaun merah memang tak mudah. Butuh diskusi mendalam atau bahkan bertanya langsung kepada pihak yang terlibat langsung dalam film ini supaya bisa mengerti konflik sesungguhnya. Bahkan, dalam sesi konferensi pers usai screening filmnya, William Chandra selaku sutradaranya mengatakan bahwa butuh dua kali nonton agar bisa memahami filmnya.
William mungkin sengaja membuat kebenaran teror hantu dalam film ini tak terungkap secara gamblang kepada penonton dan terkesan jadi misteri hingga akhir. Mungkin hal ini ia lakukan agar penonton jadi bertanya-tanya sehingga membicarakannya pada media sosial. Intinya, “plot hole” soal teror sang hantu kemungkinan jadi strategi promosi agar filmnya jadi perbincangan dan bikin orang jadi ingin nonton dua kali.
Makanya, pengemasan film ini jadi terkesan “jenius” karena membuat penonton secara tak langsung ikut mempromosikan filmnya. Namun, menurut KINCIR hal ini sebenarnya membuat filmnya terasa malas bercerita dengan detail sehingga menyisakan banyak pertanyaan. Hasilnya, penonton awam bukan merasakan kepuasan setelah menyaksikan filmnya, melainkan kebingungan dengan ceritanya.
Kengerian yang maksimal
Terlepas dari jalan cerita dan konfliknya yang terasa cukup bikin bingung, film ini tetap berhasil menebarkan kengerian sepanjang filmnya. Elemen horor dalam film ini benar-benar terasa sangat maksimal. Hal ini sebenarnya tak terlalu mengherankan, karena William Chandra serta Timo Tjahjanto memang sudah sangat pengalaman dalam membuat film bergenre horor.
Segalam macam elemen horor dalam film ini benar-benar ada dan berhasil tereksekusi dengan maksimal. Mulai dari jumpscare yang muncul dengan porsi yang pas, penampilan hantu yang sangat mengerikan, hingga unsur gore yang penuh darah. Bahkan, dalam salah satu adegannya, unsur gore-nya terasa sangat brutal sehingga kurang cocok dengan rating usia PG-13.
Bagi kamu yang lebih mengedepankan adegan penuh kengerian ketimbang jalan cerita yang tersusun dengan rapi ketika nonton film horor, maka Perempuan Bergaun Merah akan sangat cocok buat kamu. Sebab, kengerian dalam filmnya memang sangat terasa maksimal.
Akting sejumlah pemain yang terasa solid
Meski sebelumnya, sudah bermain dalam duologi Ghost Writer, Perempuan Bergaun Merah menjadi film horor murni pertama yang Tatjana Saphira bintangi. Tatjana berhasil menghadirkan performa yang solid sebagai perempuan yang mendapat teror bertubi-tubi dari sang hantu. Performa Tatjana pada adegan klimaks menjelang ending filmnya pun terbilang berhasil mencuri perhatian saking totalnya.
Selain Tatjana, performa yang tak kalah mencuri perhatian juga datang dari sosok Dayu Wijanto sebagai Ibu Kara. Peran Dayu dalam film ini memang terasa sangat kecil, tapi ia berhasil tampil sangat menonjol dan turut menebarkan rasa ngeri terhadap penonton. Selebihnya, para pemain dalam film ini berhasil menampilkan performa terbaik mereka, meski tak sekuat Tatjana dan Dayu.
***
Terlepas dari plotnya yang penuh pertanyaan, Perempuan Bergaun Merah masih berhasil mengeksekusi elemen horornya dengan maksimal sehingga sukses bikin penonton ngeri. Jika kamu berminat, film ini sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 3 November 2022.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film Perempuan Bergaun Merah tersebut? Share pendapat kamu, ya!