*(SPOILER ALERT) Review film Inang ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Setelah sukses dengan Srimulat: Hil yang Mustahal (2022), Fajar Nugros siap kembali dengan film terbarunya pada Oktober 2022 ini, yaitu Inang. Namun, Inang memiliki genre yang terbilang sangat berbeda ketimbang sejumlah film garapan Fajar sebelumnya. Sebab, ini merupakan pertama kalinya Fajar menggarap sebuah film yang bergenre horor.
Sinopsis film Inang berkisah tentang pegawai supermarket bernama Wulan (Naysila Mirdad) yang ditinggal oleh kekasihnya saat sedang dalam kondisi hamil. Akibat tak punya banyak uang, Wulan akhirnya bersedia agar anaknya diadopsi oleh sepasang suami-istri. Namun, Wulan kerap mengalami kejadian aneh ketika tinggal bersama pasangan suami-istri tersebut sambil menunggu anaknya lahir.
Nah, sebelum kamu nonton film Inang pada sejumlah bioskop Indonesia, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film horor Inang (2022)
Horor berbeda yang dibangun cukup lamban
Inang memiliki tema cerita yang sangat kental dengan mitologi Jawa, khususnya Rebo Wekasan yang kabarnya adalahhari paling sial sepanjang tahun. Film ini kemudian mengemas mitologi tersebut menjadi sebuah cerita horor bertema sekte yang sangat lekat dengan budaya Jawa. Hal ini tentunya sudah cukup membuat Inang menjadi film horor yang berbeda ketimbang tontonan horor lokal lainnya.
Namun, menurut KINCIR pembangunan konflik dalam film ini berlangsung dengan sangat lamban dan mampu bikin penonton bosan. Memang, sih, hal ini mungkin sengaja agar penonton jadi lebih dekat dengan para karakternya. Akan tetapi, konflik dalam film ini sebenarnya sudah bisa terbaca sejak bagian awal filmnya sehingga proses pembangunannya tak perlu terlalu berputar-putar.
Selain itu, ada beberapa adegan dalam filmnya yang sebenarnya tak terlalu penting sehingga bisa mempersingkat durasi. Lagipula, adegan yang KINCIR maksud tersebut lebih menimbulkan pertanyaan atau menjadi sebuah plot hole yang jawabannya tak ada sampai akhir filmnya.
Penokohan dan akting yang sama-sama kuat
Meski mampu bikin bosan, gaya penceritaan Inang yang lamban terbilang berdampak positif bagi penokohan karakternya. Sebab, penokohan dalam film ini terbilang sangat mendalam, khususnya pada Wulan yang menjadi tokoh utamanya. Sejak awal, film ini sudah berhasil membuat penonton peduli dengan nasib Wulan dan seolah ingin melindungi ia agar tak mengalami hal buruk pada akhir filmnya.
Penokohan yang sangat mendalam tersebut pun terdukung dengan akting para pemain yang sangat berkualitas. Mulai dari Naysila Mirdad, Rukman Rosadi, Lydia Kandou, hingga pemeran pendukung sekalipun tampil dengan sangat total dalam film ini. Performa para pemain dalam film ini pun terbilang sukses memainkan emosi penonton sepanjang menyaksikan filmnya.
Satu-satunya hal mengganggu dari segi karakter film ini adalah sosok Bergas yang melibatkan Dimas Anggara sebagai pemainnya. Namun, hal mengganggu itu bukan karena akting sang aktor, melainkan karena gaya berbicara karakternya. Sebab, Bergas terlalu sering melakukan umpatan dalam bahasa Inggris yang bahkan tak wajar bagi orang Indonesia yang menghabiskan waktu di Singapura.
Bikin ngeri tanpa hadirkan sosok hantu
Fajar Nugros terbilang berhasil dalam debutnya menyutradarai sebuah film horor. Sebab, film ini benar-benar berhasil membangkitkan rasa takut penonton tanpa harus menghadirkan sosok hantu dengan penampilan yang menyeramkan. Bahkan, Inang secara tak langsung kembali menyadarkan penonton bahwa manusia pada dasarnya memang jauh lebih menakutkan ketimbang hantu.
Cara Fajar membangun rasa takut dalam film ini pun cukup banyak, termasuk angle kamera serta scoring-nya yang mampu bikin penonton tak nyaman. Elemen jumpscare yang ada pada film ini sebenarnya cukup minim, tapi selalu sukses bikin terkejut karena punya build-up yang baik. Sementara itu, hal yang jadi andalan buat menakuti penonton dari film ini adalah elemen gore-nya yang sukses bikin ngilu.
***
Secara garis besar, Inang berhasil memberikan nuansa yang baru bagi perfilman horor Indonesia, meski memiliki alur yang lamban. Jika kamu berminat, film ini sudah bisa kamu saksikan secara legal pada sejumlah bioskop Indonesia mulai 13 Oktober 2022.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film Inang tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!