Info 
*(SPOILER ALERT) Review film Doctor Strange in the Multiverse of Madness ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Setelah penantian yang cukup panjang, Doctor Strange in the Multiverse of Madness akhirnya rilis di bioskop Indonesia mulai 5 Mei 2022. Sekuel dari Doctor Strange (2016) ini menjadi salah satu film yang sangat ditunggu oleh banyak orang pada tahun ini. Sebab, film ini akan membuka babak multiverse sesungguhnya dalam MCU.
Sinopsis Doctor Strange in the Multiverse of Madness mengisahkan Stephen Strange yang kedatangan tamu dari semesta lain, yaitu America Chavez. Kehadiran America ke semesta Strange yang berada di universe utama MCU adalah untuk meminta bantuan sang superhero. Pasalnya, ada sesosok “iblis” yang memburu America Chavez demi bisa mendapatkan kekuatan berpindah multiverse milik sang cewek.
Nah, sebelum kamu menonton Doctor Strange in the Multiverse of Madness, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Doctor Strange in the Multiverse of Madness
Cerita yang terburu-buru dan kurang spesial
Film ini adalah sekuel dari beberapa proyek MCU sebelumnya, yaitu Doctor Strange (2016), serial WandaVision (2021), dan Spider-Man: No Way Home (2021). Jadi, pembangunan konflik dalam Multiverse of Madness sebenarnya sudah terjadi pada sejumlah proyek tersebut. Seharusnya hal ini membuat Multiverse of Madness bisa jadi lebih “santai” dalam bercerita dengan durasinya yang hanya 2 jam 6 menit.
Namun, kenyataannya proses penceritaan justru terkesan terburu-buru seolah mengejar durasinya yang terbilang cukup pendek untuk sebuah film MCU. Hal ini bisa kamu lihat dari konflik dari seolah tak ada jedanya sepanjang film. Bahkan, sejak 20 menit pertamanya, langsung ada dua adegan pertarungan yang berkaitan dengan konflik utama dari filmnya.
Pace yang terburu-buru jugalah yang kemudian membuat ceritanya menjadi kurang spesial. Hal ini karena elemen kejutan hanya terkesan numpang lewat saja, justru tak terlalu ikut terlibat dalam konflik utamanya. Terlebih, beberapa elemen kejutan tersebut sering kita lihat dalam trailer atau pun video promosi Doctor Strange in the Multiverse of Madness yang begitu gencar.
Masalah pace bercerita dalam film ini tentunya bisa selesai seandainya durasinya lebih panjang. Apalagi, kabarnya versi awal dari Doctor Strange in the Multiverse of Madness kabarnya memang memiliki durasi sekitar 2 jam 40 menit.
Gaya penyutradaraan khas Sam Raimi yang terasa kental
Pada 2020, Marvel Studios resmi menunjuk Sam Raimi sebagai sutradara Multiverse of Madness menggantikan Scott Derrickson. Raimi terkenal sebagai sutradara spesialis horor yang juga sempat menggarap trilogi Spider-Man versi Tobey Maguire. Raimi pun hampir selalu memasukkan elemen horor ke film garapannya, termasuk trilogi Spider-Man yang punya genre superhero.
Nah, elemen horor khas Sam Raimi juga sangat terasa di sepanjang film. Pasalnya, ada banyak momen yang cukup mengerikan untuk sebuah film MCU, dan bahkan ada beberapa adegan jumpscare pada film ini. Selain itu, Raimi juga menyelipkan ciri khas shot dan editing-nya yang terbilang cukup komikal, seperti momen close-up yang super dekat hingga montase adegan yang ditampilkan secara cepat.
Menurut KINCIR, hal ini terbilang menjadi sebuah warna baru bagi semesta MCU yang selama ini kurang menonjolkan ciri khas dari para sutradaranya. Namun, enggak heran juga kalau sebagian dari kamu menganggap Multiverse of Madness bernuansa sangat berbeda ketimbang sejumlah film lainnya karena gaya penyutradaraan Raimi tersebut.
Scarlet Witch yang berhasil tampil mengerikan
Seluruh pemain dalam film ini berhasil memberikan performa yang baik sebagai karakter masing-masing. Namun, ada satu pemain yang sukses mencuri perhatian penonton, yaitu Elizabeth Olsen sebagai Wanda Maximoff alias Scarlet Witch. Soalnya, dalam film ini kita akhirnya bisa melihat kengerian sesungguhnya dari sang Scarlet Witch.
Sosok Scarlet Witch yang kita lihat dalam film ini benar-benar berbeda ketimbang pada proyek MCU sebelumnya, karena lebih ganas dan mengancam. Scarlet Witch dalam film ini bahkan seharusnya membuat Avengers “bersyukur” karena memilikinya sebagai anggota. Elizabeth Olsen pun berhasil memberikan performa yang apik dalam menghadirkan Scarlet Witch dengan aura yang lebih mengerikan di film ini.
Banyaknya karakter yang disia-siakan
Multiverse of Madness tampaknya memang hanya berfokus pada tiga karakter yang punya peran besar pada konfliknya saja. Ketiga karakter itu adalah Stephen Strange, Scarlet Witch, dan juga America Chavez. Sementara itu, sejumlah karakter lainnya dalam film ini selain mereka bertiga seolah terasa disia-siakan.
Hal ini bahkan termasuk Wong yang sudah berstatus sebagai Sorcerer Supreme pada semesta MCU. Terlepas dari jabatannya tersebut, sepanjang filmnya Wong justru terkesan sebagai karakter yang kurang berguna dan punya kekuatan yang biasa saja, bahkan jauh di bawah Strange. Padahal, dalam sejumlah proyek MCU sebelumnya Wong terkesan sebagai Master of Mystic Arts yang cerdas.
Lalu, sejumlah karakter lainnya yang jadi elemen kejutan pada film ini juga terasa cuma menjadi fan service yang sia-sia saja. Memang, sih, kehadiran mereka cuma menjadi pengenalan saja dalam semesta MCU. Namun, seharusnya ada cara lain agar penampilan mereka dalam film ini setidaknya lebih berkesan.
***
Dengan gaya penyutradaraan Sam Raimi, Doctor Strange 2 sebenarnya berhasil memberikan nuansa baru ke MCU meski enggak terasa terlalu spesial. Film ini sudah bisa kamu saksikan pada sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 5 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan kamu dengan review film Doctor Strange in the Multiverse of Madness ini? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan seputar film lainnya, ya!
