(REVIEW) Candyman (2021)

Candyman
Genre
  • horor
Actors
  • Teyonah Parris
  • Tony Todd
  • Yahya Abdul-Mateen II
Director
  • Nia DaCosta
Release Date
  • 27 October 2021
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Candyman yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.

Film Candyman merupakan salah satu film horor legenda urban fiksi. Film Hollywood terbaru ini sudah bisa kamu saksikan di bioskop mulai 27 Oktober 2021.

Sinopsis film Candyman bercerita tentang Anthony McCoy (Yahya Abdul-Mateen II), seniman yang baru aja pindah ke kota Chicago dan menyebarkan kisah soal Candyman melalui lukisan yang dibuatnya. Akhirnya, orang-orang mulai percaya dan mencoba memanggil namanya.

Namun, kisah Candyman yang dipercaya bertahun-tahun ternyata hadir dalam beberapa versi yang justru menyudutkan satu pihak tanpa diketahui kebenarannya. Dalam film ini, semua itu akan diungkap.

Sebagai film horor, Candyman patut diacungi jempol karena berhasil bikin penonton duduk tak nyaman. Banyak adegan intens yang menghadirkan isu sensitif dengan visual kreatif. Juga, banyak momen yang mencengangkan, sekaligus kritik sosial yang mengerikan.

Bagaimana keseruannya? Mari simak review film Candyman versi KINCIR di bawah ini.

Sinopsis dan Review Film Candyman

Legenda Urban tentang Candyman yang Saling Terkait

Sinopsis dan Review Film Candyman
Sinopsis dan Review Film Candyman Via Istimewa.

Sebelumnya, kita disajikan teror boogeyman dalam film Halloween Kills (2021). Nah, untuk menyambut Halloween pada 31 Oktober, industri Hollywood udah menyiapkan teror lelaki lebah dengan tangan kailnya yang juga siap bikin kamu enggak bisa duduk tenang di bioskop.

Sebagai informasi, Candyman merupakan kisah yang diadaptasi dari cerita pendek karya penulis Cliver Barker berjudul The Forbidden yang merupakan salah satu cerita dari koleksi dari Books of Blood. Sedangkan film orisinalnya berkisah tentang seorang mahasiswa bernama Helen Lyle yang sedang melakukan penelitian tentang legenda dan mitos lokal di Chicago.

Namun, penelitiannya menuntunnya bertemu dengan Anne-Marie McCoy yang bercerita tentang kisah sosok Candyman. Legenda kisah rakyat ini mengatakan bahwa dia akan muncul jika kalian mengucapkan namanya lima kali di depan cermin.

Familier? Yap, legenda ini layaknya gabungan kisah Bloody Mary (iblis yang bisa panggil namanya di depan cermin) dan The Hookman (pembunuh bertangan kail).

Remake atau Sekuel: Bagaimana Hubungan Film Ini dengan Terdahulunya?

Sinopsis dan Review Film Candyman
Sinopsis dan Review Film Candyman Via Istimewa.

Entah apakah film ini berdiri sebagai remake atau justru sekuel dari trilogi pertama, yakni Candyman (1992), Candyman: Farewell to the Flesh (1995), dan Candyman: Day of the Dead (1999). Namun, dari tiga film tersebut, sepertinya film versi 2021 ini lebih punya koneksi dengan Candyman versi 1992.

Film versi 2021 ini berlangsung di masa sekarang dan memperluas legenda Candyman menjadi sesuatu yang lebih besar dan lebih tragis. Anthony McCoy adalah koneksi terkuat antara versi 1992 dan 2021, karena karakternya muncul di keduanya.

Sinopsis dan Review Film Candyman
Sinopsis dan Review Film Candyman Via Istimewa.

Dalam versi orisinalnya, Candyman menculik Anthony yang masih bayi. Sementara, dalam film terbaru ini, Anthony sudah dewasa. Ketika mencari inspirasi untuk lukisannya, Anthony mengeksplorasi perumahan Cabrini-Green, tempat kelahirannya sekaligus tempat Daniel Robitaille diadili. Dia menemukan fakta bahwa dirinya berada dalam bagian legenda Candyman di masa lalu.

Versi 2021 ini memperluas mitologi aslinya, mengungkapkan bahwa Candyman merujuk lebih dari sekadar Daniel Robitaille. Ada kisah Sherman Fields, seorang pria yang dituduh memberikan permen kepada anak-anak dengan pisau silet di dalamnya. Setelah Fields dibunuh oleh polisi, ia menjadi Candyman.

Sinopsis dan Review Film Candyman
Sinopsis dan Review Film Candyman Via Istimewa.

Kemudian Helen Lyle, yang justru menjadi legenda sendiri, karena cerita yang tersebar jika dia adalah penjahat, padahal dia menyelamatkan Anthony saat bayi dari Candyman. Selanjutnya giliran Anthony. Dia menyebut nama “Candyman” lima kali. Meskipun sosok itu muncul dalam bayangannya, dia tidak membunuhnya. Sebaliknya, kewarasan Anthony mulai kacau saat dia berubah menjadi penjelmaan lain dari Candyman.

Jika dilihat dari keterikatannya, Candyman versi 2021 adalah sekuel dari film pertama (versi 1992) yang secara efektif menghapus sekuel kedua dan ketiga dari kanon. Film versi 2021 ini merupakan standalone terpisah dari trilogi aslinya, tetapi memiliki hubungan yang kuat dengan film pertama.

Kalau penasaran dengan sosok Daniel Robitaille, kamu bisa simak aksi terornya di Amazon Prime, sebelum atau sesudah nonton film ini di bioskop.

Jepretan Kreatif dengan Cermin

Via Istimewa

Film ini disutradarai oleh Nia DaCosta yang sekaligus menulis naskah bersama Jordan Peele. Seperti yang kita tahu, Peele juga sebelumnya menyutradarai film horor Get Out (2017) dan Us (2019). Sementara Nia DaCosta, selain Candyman, ada satu film lagi yang diantisipasi penonton, yakni The Marvels (2023) alias sekuel dari Captain Marvel (2019).

Melalui film ini, DaCosta menyajikan seri film horor terbaik dalam waralaba. Bukan hanya deskripsi legenda, tapi juga sajian visualnya yang kreatif tapi tetap mencekam.

Salah satu hal menarik adalah pemakaian wayang kulit sebagai media si tokoh bercerita tentang legenda dan benang merah film ini. Selain wayang kulit, pemandangan kota yang dingin dan brutal, juga jadi salah satu daya tarik.

Pengambilan gambar one shot, close-up, hingga slanted bisa kamu temui. Bahkan adanya cermin sebagai refleksi dan visualisasi adegan-adegan pembunuhan juga dirasa unik. Penonton enggak langsung melihat kesadisan –seperti yang dilakukan Michael Myers dalam Halloween Kills– tapi bisa merasakan kengerian dari teror, bahkan bisa bikin parno untuk lihat cermin, lho!

Nia DaCosta dan Jordan Peele juga menyajikan cerita deskriptif yang bahkan kamu bisa mengerti tanpa harus nonton film versi 1992. Namun, saking lengkapnya, film ini jadi terasa cukup berat, baik karena isu yang dihadirkan atau kilatan cahaya sebagai treatment jump scare.

Film Horor dengan Kritik Sosial

Sinopsis dan Review Film Candyman
Sinopsis dan Review Film Candyman Via Istimewa.

Film ini terasa familier buat kamu yang sudah nonton dua film Jordan Peele, Get Out dan Us. Seperti penggunaan cermin atau kaca, shoot gelap dengan wajah close-up karakter, bahkan sampai isu rasial yang dihadirkan. Harus diakui, Peele berhasil ciptakan subgenre horor terbaru dengan treatment tersebut.

Dilansir Digitalspy, selain Night of The Living Dead (1968), Peele mengatakan bahwa Candyman versi 1992 adalah inspirasinya menjadi sutradara. Bahkan, awalnya dia akan menulis dan mengarahkan film ini.

Namun, proyek ini diserahkan kepada DaCosta. Pada hari kedua perilisannya, film tersebut menggeser Free Guy (2021) dari puncak Box Office Hollywood dan menjadikan Nia DaCosta sebagai sutradara wanita kulit hitam pertama sebagai pemegang rekor Box Office.

Bicara soal kritik sosial, DaCosta mereformasi sosok Candyman. Mereka menggunakan latar belakang Candyman untuk mengungkapkan bagaimana institusi kulit putih melahirkan sosok boogeyman ini.

Deskripsi pemukulan yang dialami Daniel Robitaille di tangan orang kulit putih pada tahun 1890-an terdengar mirip dengan apa yang terjadi pada kasus Emmett Till, kasus pembunuhan di luar hukum yang menyasar warga kulit hitam atas dasar supremasi kulit putih (lynching).

Fenomena yang menjadi bagian kelam dalam sejarah Amerika Serikat ini dihadirkan kembali oleh sang sutradara. DaCosta telah mengubah Candyman, dari monster menjadi sosok yang kebenarannya patut diungkap dan diusut.

Via Istimewa

Reformasi Candyman dalam film ini mirip dengan The Blind Man dalam Don’t Breathe 2 (2021) yang mengubah sosok villain menjadi antihero yang kisahnya bikin simpati. Demikian pula, DaCosta juga mengubah monster menjadi sosok yang bikin iba.

Dengan begitu, rasanya film ini hanya tampil sebagai tontonan horor klasik yang jauh dari kata slasher. Dan karakter Candyman yang justru bikin prihatin, tidak pernah berhasil melangkah sejajar dengan orang-orang, seperti Jason Voorhees, Freddy Krueger, Michael Myers, dan sejenisnya.

Cast dan Trivia

Via Istimewa

Film ini memang memiliki ansambel aktor dan aktris yang bagus. Pertama, Tony Todd dan Vanessa Williams adalah pemeran dari trilogi yang kembali hadir di sini. Keduanya menjadi benang merah dari film yang berjarak hampir 30 tahun.

Lalu, ada Yahya Abdul-Mateen II sebagai Anthony McCoy, yang sebelumnya terkenal karena peran villain Aquaman (2018) sebagai Manta dan The Trial of the Chicago 7 (2020) sebagai Bobby Seale. Awalnya, LaKeith Stanfield dipertimbangkan untuk peran Anthony McCoy, tetapi dia menolaknya untuk film Judas and the Black Messiah (2021), yang membuatnya mendapatkan nominasi Oscar pertamanya.

Oh ya, KINCIR sebutkan beberapa trivia di balik syuting film ini. Pertama, para kru benar-benar mengalami serangan lebah selama pembuatan film. Kedua, film ini menggunakan kembali suara tangisan bayi yang sama dari film versi 1992.

Serba pertama. Ini adalah film Candyman pertama tanpa keterlibatan Clive Barker. Ini juga film pertama dalam franchise yang menampilkan karakter gay secara terbuka dan pasangan gay lintas ras. Kemudian, ini adalah Candyman pertama yang memiliki protagonis kulit hitam.

Berjalan hanya dalam 91 menit, ini adalah film Candyman terpendek. Meskipun kisahnya berjalan lambat dan cukup membosankan, tetapi setidaknya film ini lebih menarik daripada tiga film sebelumnya.

***

Secara garis besar, film ini bisa jadi rekomendasi tontonan buat kamu yang suka film horor dengan isu rasial di dalamnya. Siap bertemu Candyman? Tonton aja film ini di bioskop yang sudah tayang mulai 27 Oktober. Buat yang sudah nonton, bagaimana pendapatmu? Bagikan di kolom komentar, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.