– Rekomendasi film Jepang di bawah ini tak hanya yang rilis pada tahun ini.
– Terdapat total 27 film Jepang yang bisa kalian saksikan di rumah lewat situs JFF Plus: Online Festival pada 4 – 13 Desember 2020.
Japanese Film Festival (JFF) mungkin selalu kalian tunggu setiap tahunnya. Tahun ini, JFF akan tetap diselenggarakan, loh. Namun, JFF Plus: Online Festival memang hadir dengan format berbeda. Ya, sesuai namanya, penyelenggaraannya juga dilakukan secara online.
Japanese Film Festival 2020 pun resmi dibuka lewat acara live YouTube dan Instagram pada Kamis (3/12). Kalian bisa nonton lewat situs resminya di sini. Seluruh film Jepang yang ada di Japanese Film Festival 2020 bisa kalian tonton setiap pukul 10.00 WIB dan tersedia selama 24 jam sebelum diganti dengan film lain di hari berikutnya. Kalian bisa cek jadwal lengkap film di JFF 2020 di bawah ini.
Masih karena pandemi, banyak film yang harus ditunda perilisannya pada 2020. Oleh karena itu, banyak film-film lama yang ditayangkan di JFF. Meski begitu, bukan berarti film-film tersebut enggak layak tonton.
Nah, enggak usah bingung buat nonton film di JFF Plus: Online Festival. Yuk, simak 10 rekomendasi film yang enggak boleh kamu tinggalkan di JFF 2020.
1. Tokyo Marble Chocolate (2007)
Tokyo Marble Chocolate merupakan film animasi kolaborasi antara Production I.G dan BMG Japan yang dibuat untuk memperingati ulang tahun ke-20 kedua perusahan. Film ini juga berhasil meraih grand prize dalam kategori fitur film di Seoul International Cartoon & Animation (SICAF).
Kisahnya menceritakan Chizuru dan Yuudai yang saling suka, tapi sama-sama malu dan takut sakit hati akibat hubungan di masa lalu. Saat malam Natal, Yuudai yang mengetahui bahwa Chizuru suka binatang punya rencana untuk memberikan sebuah kelinci di dalam kotak.
Namun, binatang yang dikira kelinci itu adalah seekor keledai kecil? Loh, kok bisa? Chizuru mengejar keledai kecil dan hilang dari penglihatan Yuudai. Nah, lalu bagaimana kisah film animasi berdurasi satu jam ini? Coba nonton aja, deh!
2. Drawer Hobs (2011)
Belum lengkap rekomendasi film di JFF kalau enggak membahas film animasi. JFF kali ini akan menayangkan beberapa film produksi Production I.G Inc, yaitu studio animasi Jepang yang sudah berdiri semenjak 1987.
Drawer Hobs menceritakan seorang perempuan muda bernama Noeru. Dia tinggal di apartemen tua dengan pekerjaan yang tidak menarik sama sekali. Suatu hari, tanpa pemberitahuan, ibunya mengirimkan sebuah laci tua dan besar.
Sepulangnya bekerja, Noeru menemukan seorang anak laki-laki gemuk sedang duduk di lantai. Keesokan paginya, dia terbangun karena menghirup aroma sarapan yang lezat, tapi dia ingat kalau bukan dia yang memasak. Lalu, malah ada enam orang anak yang ada di kamarnya. Dengan durasi 24 menit, film ini cukup menarik buat ditonton bareng keluarga!
3. A Story of Yonosuke (2013)
Ini bukan kalinya pertama A Story of Yonosuke tayang di JFF. Sebelumnya, film ini sempat tayang pada 2013. Film yang menjadi langganan festival film internasional di Hong Kong, New York, Korea, Jerman, dan Hawaii ini kembali ditayangkan di JFF.
Film bergenre coming-of-age dengan durasi hampir tiga jam ini berkisah tentang Yonosuke Yokomichi (Kengo Kora) seorang anak muda 18 tahun yang melanjutkan kuliah ke Tokyo. Meskipun naif dan kurang percaya diri, dia berhasil dicintai dan berpengaruh pada hidup orang-orang yang ditemui.
4. Ecotherapy Getaway Holiday (2014)
Masih disutradarai oleh Shuichi Okita, film Ecotherapy Getaway Holiday punya skala yang lebih kecil dibandingkan dengan A Story of Yonosuke. Film dengan durasi 88 menit ini memiliki cerita dan latar yang berbeda. Film ini lebih terasa seperti reality show dengan tema tersesat di dalam hutan.
Menariknya, karakter yang muncul adalah tujuh perempuan lansia yang melakukan tur ke gunung. Keinginan mereka seperti layaknya peserta liburan pada umumnya, ingin melihat dedaunan musim gugur, mengunjungi sumber air panas dan air terjun. Sayangnya, pemandu wisata mereka hilang di perjalanan.
Pastinya enggak ada sinyal, dong, di dalam hutan. Namun, salah satu perempuan yang merupakan mantan penyanyi opera memanggil pemandu wisata mereka dengan suaranya yang menggelegar. Ide lucu para nenek ini dijamin bakal bikin kalian geleng-geleng kepala dan enggak akan nyesel nontonnya.
5. Pigtails (2015)
Film pendek berdurasi 28 menit berjudul Pigtails menandai debut Yoshimi Itazu sebagai sutradara di Production I.G Inc. Film ini didasarkan pada manga yang berjudul Mitsuami no Kamisama karya Machiko Kyo yang memenangkan Best New Artist di Annual Osamu Tezuka Cultural Prize pada tahun 2014.
Sejak peristiwa bersejarah itu seorang gadis yang dikenal sebagai Pigtails tinggal sendirian di sebuah rumah terpencil di sisi laut. Suatu hari ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya dan membuat hidup Pigtails pun berubah. Dia dihadapkan dengan pilihan yang enggap pernah terbayangkan sebelumnya.
Meski hanya film animasi, kisahnya cukup puitis dan menyentuh. Pigtails menggugah pikiran tentang bagaimana sebuah negara yang masyarakatnya terkena bencana. Tidak ada cerita eksplisit dalam film ini. Pigtails memberikan alur cerita misterius yang bikin kalian berimajinasi dan membuat interpretasi sendiri tentang bencana yang tak bernama itu.
6. Tsukiji Wonderland (2016)
Pembuatan film dokumenter garapan sutradara Naotaro Endo ini membutuhkan waktu 1 tahun 4 bulan. Enggak cuma dikemas dengan wawancara bersama narasumber, film ini juga memperlihatkan close-up makanan-makanan laut khas dunia. Proses pembuatan film ini berhasil mewawancarai sebanyak 141 orang dan menghasilkan 600 jam rekaman.
Sebanyak lebih dari 12.000 pekerja dan sekitar 30.000 pelanggan setiap harinya membuat Tsukiji menjadi pasar ikan terbesar di dunia. Pasar Ikan ini khusus memfasilitasi pengiriman dengan menggunakan kendaraan yang isinya berton-ton ikan untuk dikirim ke pelanggan lokal maupun internasional.
Dalam film Tsukiji Wonderland, kalian bakal menemukan sisi lain dari Pasar Tsukiji yang bukan sekedar pasar ikan, tapi juga sebuah kebanggaan bagi penduduk Jepang. Jadi, bukan proses jual beli ikan saja yang akan bisa disaksikan, loh. Kalian bahkan bisa memahami proses yang terjadi dengan sorotan santapan laut yang menggugah selera.
7. Stolen Identity (2018)
Untuk penggemar film thriller, kalian mungkin bakal suka sama plot twist di film Stolen Identity. Film ini menceritakan karakter Tomita Makoto (Tanaka Kei) yang kehilangan ponselnya di dalam taksi. Untungnya berhasil ditemukan dan akan dikembalikan kepadanya oleh kekasihnya, Asami Inaba (Kitagawa Keiko).
Namun, setelah ponsel itu dikembalikan, banyak hal aneh yang terjadi pada Asami. Dia malah menjadi target pembunuhan berantai! Film ini cukup berhasil bikin penonton tegang dan menebak-nebak apa yang akan terjadi pada Asami berikutnya. Enggak cuman itu, dalam film ini juga ada beberapa adegan action yang seru banget.
8. Little Nights, Little Love (2019)
Little Nights, Little Love adalah proyek ketiga dari Haruma Miura dan Mikako Tabe. Sebelumnya, mereka pernah beradu akting di film From Me to You dan drama televisi The Hours of My Life. Dari kesuksesan kedua proyek sebelumnya, enggak salah kalau sutradara Rikiya Imaizumi mempercayakan mereka untuk kembali memerankan pasangan kekasih.
Rikiya Imaizumi berhasil mengadaptasi cerita pendek karangan Kotaro Isaka yang berjudul Eine Kleine Nachtmusik ini dengan sangat baik dan memukau. Kalau kalian kangen sama akting mendiang Haruma Miura, drama Jepang romantis ini bisa jadi jawabannya. Kira-kira bagaimana perannya sebagai karakter yang sedang menanti jodoh? Nah, para jomlo mungkin bakal tertarik nonton, nih!
9. Project Dreams – How to Build Mazinger Z’s Hangar (2020)
Karakter manga dan anime klasik tahun 1970-an, Mazinger Z adalah peran anime dengan karakter yang luar biasa. Gundam raksasa ini mampu menginspirasi banyak karya-karya di Jepang. Salah satunya adalah ruang bawah tanah yang dibuat pekerja di perusahaan konstruksi Maeda yang membangun ruang bawah tanah untuk gundam kesayangan itu.
Project Dreams: How to Build Mazinger Z’s Hangar adalah film yang menyenangkan. Sutradara Tsutomu Hanabusa menawarkan banyak momen lucu dengan kombinasi kisah drama dan romansa yang alami. Tsutomu Hanabusa menyoroti bagaimana mimpi yang paling absurd pun bisa menjadi kenyataan, terutama jika dibayangkan di Jepang.
10. Our 30-Minute Sessions (2020)
Our 30-minute Sessions dibintangi oleh Mackenyu Arata, Takumi Kitamura, dan Sho Kiyohara yang sangat sedap dipandang. Namun, ekspektasi menyenangkan itu mungkin akan berbeda dengan jalan cerita di film ini. Mata para penonton mungkin akan berubah bengkak karena menangis.
Ini juga merupakan kali keempat Mackenyu Arata dan Takumi Kitamura berakting bersama. Keduanya pernah beradu akting di drama Brass Dreams, film Over Drive, dan 12 Suicidal Teens. Our 30-Minute Sessions bukan cuman tentang kisah sebuah band yang kehilangan teman, tapi juga tentang bagaimana melepaskan dan menjalani kehidupan.
Dengan latar cerita anak band, soundtrack di film ini juga bakal jadi koleksi playlist baru buat menemani hari kalian. Nah, Mackenyu Arata dan Takumi Kitamura juga turut menyumbang suara untuk original soundtrack film ini, loh! Buat yang penasaran, jangan sampai melewatkan penayangannya, ya!
***
Buat kalian yang tertarik nonton, JFF bakal diselenggarakan mulai 4 – 13 Desember 2020. Meskipun format festival tahun ini berbeda, kalian bisa mulai memilih mana yang mau ditonton dari 10 rekomendasi yang bisa ditonton di JFF Plus: Online Festival. Ikuti terus JFF dan KINCIR untuk kabar terbaru dari JFF Plus: Online Festival, ya!