– Melihat gaji para karakter ayah di kartun Jepang bikin kalian tercengang.
– Namun, apakah gajinya setara dengan gaya hidup mereka?
Serial kartun Jepang merupakan sesuatu yang udah enggak asing lagi buat anak-anak Indonesia, terutama mereka yang menikmati masa kecil pada dekade 1990-an. Tokoh bapak dalam setiap keluarga kartun Jepang cukup memorable alias gampang dikenang, karena meskipun mereka cuma tokoh pendukung, mereka menentukan nasib tokoh anak-anak di dalam kartun.
Dalam rumah tangga masyarakat Jepang, pria adalah pihak yang bekerja dan mencari nafkah buat keluarga. Semakin besar gaji pria, semakin makmur anak dan istrinya. Mereka pun bisa menyombongkan diri layaknya Nyonya Hanekawa dan Suneo di kartun Doraemon.
Nah, penasaran enggak, sih, sama pendapatan para bapak-bapak di tokoh kartun? Apakah pendapatan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga? Hitung-hitung di sini, yuk.
1. Hiroshi Nohara (Crayon Shinchan)
Hiroshi Nohara adalah seorang pekerja level menengah di bagian penjualan perusahaan Futaba. Sebagai seorang pria, seringkali dia merasa gagal karena uangnya selalu pas-pasan, bikin sang istri harus hemat dan mau enggak mau rumahnya baru lunas sekitar 32 tahun lagi.
Dalam komik dan film, sebetulnya enggak pernah disebutkan dengan jelas apa posisi Hiroshi. Namun, dia berada di bawah kepala bagian yang sering dijamu di rumah demi kenaikan jabatan. Melihat usia Hiroshi, lama waktu kerja, dan bagaimana dia bekerja, nampaknya Hiroshi adalah seorang pekerja di bagian penjualan kelas menengah.
Dia bukan sales door-to-door, tetapi sales yang melakukan kesepakatan tender dengan bos perusahaan besar –seperti yang pernah terjadi waktu dia bermain tenis dengan bos muda sombong, dan menang karena ketidaksengajaan Shinchan–.
Gaji sales kelas menengah di Jepang adalah sekitar 6,5 juta yen per tahun. Kisah Shinchan sendiri sudah ada sejak tahun 1992, jadi, kita enggak boleh melupakan aspek inflasi saat menghitung gaji Hiroshi.
Jika kita menghitung gaji Hiroshi pada 1992, ternyata jumlahnya enggak jauh beda, hanya berkurang 450.000 yen dari hitungan sebelumnya, karena persentase inflasi Jepang yang hanya berkisar 7,61% dari 1992—2020. Kebalikan dari Indonesia yang kerap mengalami masalah inflasi, Jepang justru sering resah karena sering mengalami deflasi, gara-gara tingkat konsumsi yang agak rendah.
Apabila dirupiahkan, gaji Hiroshi adalah sekitar 824 juta yen per tahun atau 68 juta yen per bulan (sekitar Rp9,4 miliar). Besar sekali untuk ukuran Indonesia, tetapi cuma kelas menengah aja buat ukuran daerah Saitama, Jepang. Namun, dibandingkan dengan ayah Nobita, ayah Bakabon, atau Kenichi, Hiroshi masih agak mending karena dia bisa menyicil rumah besar dan membeli mobil.
2. Kogoro Mouri (Detective Conan)
Kogoro Mouri adalah ayah Ran Mouri, mantan polisi yang keluar dari kesatuan demi memenuhi ambisi sebagai detektif. Sayangnya, nih, sebelum kedatangan Conan alias Shinichi, kantor detektifnya kerap kali sepi karena kebodohannya sendiri. Selain agak sombong, Mouri juga merupakan detektif yang ceroboh.
Profesi detektif memang agak asing di Indonesia, tetapi enggak di Jepang. Seenggaknya, di sana ada ketetapan rate bagi detektif, yakni sekitar 3.000 yen per jam. Bayangin aja kalau kalian meminta detektif untuk menguntit seseorang selama sepuluh jam per hari dalam satu minggu, berapa banyak uang yang dipanen oleh detektif.
Detektif Conan sudah ada sejak 1996. Dengan inflasi yang enggak ekstrem, bisa dibilang pendapatan Kogoro Mouri adalah sekitar 2.850 yen per jam (sekitar Rp400.000). Nah, karena Conan berhasil membuat Mouri jadi terkenal, otomatis tarif Mouri naik, bahkan bisa sampai level maksimal.
3. Kodai Ozora (Captain Tsubasa)
Berbeda dengan bapak-bapak di kartun Jepang pada umumnya, Kodai Ozora enggak bekerja dengan mengandalkan kereta. Profesi Ozora sendiri adalah kapten kapal laut, maka dari itu dia jarang pulang. Lalu, berapa, sih, gaji kapten kapal di Jepang?
Per tahunnya, kapten kapal akan mendapatkan 9,1 juta Yen atau sekitar 6,7 juta yen pada tahun 1983 saat Captain Tsubasa dirilis (dengan perhitungan inflasi total 26,4%). Setiap bulan, Kodai Ozora mendapatkan sekitar 558.133 yen (sekitar Rp77 juta).
4. Tuan Honekawa (Doraemon)
Dibandingkan sama bapak-bapak sebelumnya, Tuan Honekawa pastinya paling kaya. Lihat saja rumah Suneo dan koleksi mainannya!
Bukan cuma mampu memberikan kemewahan berupa tiket liburan, perhiasan, dan mainan kepada anak-istrinya, Tuan Honekawa juga rupanya bisa memberikan akses khusus buat ketemu selebritas bahkan main sebagai figuran film kepada keluarganya. Posisi Tuan Honekawa memang enggak main-main, kemungkinan dia adalah seorang Presiden Direktur atau CEO perusahaan yang bonafide.
Pada 2018, median penghasilan CEO di Jepang adalah 160 juta yen per tahun. Komik Doraemon sendiri pertama kali diterbitkan pada 1969, jadi, kita harus menghitung rate inflasi dari 1969 ke tahun 2018. Dengan menghitung rate inflasi yang mencapai 255%, maka pendapatan ayah Suneo adalah sekitar 119 juta yen per tahun alias 9,9 juta yen per bulan (sekitar Rp1,3 miliar)! Pantes aja kehidupan Suneo bak anak sultan.
5. Kentarou Mitsuba (Ninja Hattori)
Kenichi Mitsuba dalam Ninja Hattori sebenernya punya nasib yang agak sama dengan Nobita, hanya saja dia sedikit lebih lincah. Kondisi ekonomi keluarga Mitsuba juga selevel dengan keluarga Nobi. Persamaan karakter ini terjadi karena Ninja Hattori juga komik buatan Fujiko F. Fujio.
Ayah Kenichi, Kentarou, adalah pekerja kerah putih biasa yang sering pulang larut malam. Setiap pulang, dia selalu merokok untuk membuat tubuh dan badannya rileks. Dan seperti ayah Nobita, Kentarou juga doyan main golf, walapun hanya sesekali dan untuk urusan pekerjaan serta menyenangkan sang atasan.
Gaji pekerja biasa tingkat menengah adalah sekitar 4,7 juta yen per tahun di Jepang. Mengingat Ninja Hattori dirilis pada 1964, maka kita harus memperhatikan tingkat inflasi dari tahun 1964 ke tahun 2020 yang berjumlah 358%, gaji ayah Kenichi kurang lebih berjumlah 1,3 juta yen per tahun atau 110.000 yen (Rp15 juta) per bulan.
6. Papa Bakabon (The Genius Bakabon)
Papa Bakabon adalah seorang pekerja informal yang bodohnya luar biasa. Dulu, dia adalah orang yang cerdas, tetapi kabarnya, otak Papa tertukar dengan anak keduanya, Hajime, sehingga pikirannya seperti anak kecil dan Hajime menjadi cerdas.
Papa Bakabon pernah melakukan berbagai macam pekerjaan. Namun, pekerjaan terakhirnya adalah sebagai tukang kebun. Dia kerap terlihat merawat dan memangkas tanaman.
Gaji tukang kebun di Jepang adalah sekitar 157.000 yen per bulan. The Genius Bakabon dirilis pada 1999 dan tingkat inflasi dari tahun 1999—2020 adalah 1,89%. Jadi, gaji Papa Bakabon adalah sekitar 154.000 yen per bulan (sekitar Rp21 juta).
7. Fujitaka Kinomoto (Cardcaptor Sakura)
Inilah bapak-bapak favorit banyak orang. Fujitaka Kinomoto adalah ayah dari Sakura yang berprofesi sebagai dosen arkeologi. Selain pintar, dia juga memiliki paras tampan, perilaku yang begitu lembut, serta jago masak dan menjahit!
Gaji dosen di Jepang adalah sekitar 732.000 yen per bulan. Inflasi sejak tahun 1998 (tahun saat Cardcaptor Sakura tayang) adalah sekitar 2.51% dan membuat gajinya menjadi sekitar 713.000 yen (sekitar Rp98 juta).
***
Kalau dirupiahkan, gaji para ayah di atas memang sangat fantastis. Namun, Jepang terkenal sebagai salah satu negara dengan harga-harga barang yang mahal jika dilihat dari kacamata orang Indonesia. Jadi, gaji-gaji mereka semua memang standar, sih, kecuali gaji Tuan Honekawa.
Nah, setelah mengetahui gaji mereka semua, menurut kalian gaya hidup mereka wajar atau enggak, sih?