Pada 5 Maret lalu, para aktor sekaligus sineas Indonesia beramai-ramai menyampaikan surat kepada Presiden Joko Widodo. Surat yang diunggah lewat akun Instagram masing-masing para aktor dan sineas tersebut berisi tentang keresahan mereka atas kondisi industri perfilman Indonesia yang benar-benar terpuruk di tengah pandemi yang terjadi selama setahun ini.
Kabar baiknya, surat yang ramai-ramai dikirimkan oleh para aktor dan sineas tersebut telah diterima oleh Presiden Jokowi. Sang presiden menyambut baik permintaan para pelaku industri film untuk menyelamatkan sektor perfilman yang terkena dampak sangat besar akibat pandemi.
Para pelaku industri film, yang terdiri dari produser film, sutradara, aktor, pemilik bioskop, dan pengurus asosiasi atau Badan Perfilman Indonesia, mengajukan lima permintaan ke pemerintah, yaitu stimulus untuk distribusi film lewat dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kampanye “Kembali Menonton di Bioskop” yang berkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan dan Satgas Covid-19, keringanan pajak hiburan atas bisnis film Indonesia, langkah nyata memberantas pembajakan film, dan percepatan vaksinasi bagi para pekerja industri film.
Menjawab permintaan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan akan segera berkoordinasi dengan berbagai kementerian untuk menyusun paket stimulus. Lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, juga menyatakan bahwa kementeriannya akan melakukan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) untuk bioskop. Pemerintah pusat juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk pembukaan bioskop di area yang belum dibuka.
Untuk menangani pembajakan, presiden akan membuat satuan kerja yang merupakan gabungan antara Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Lalu untuk vaksinasi, Sandiaga sedang melakukan pendataan yang berkoordinasi dengan Badan Pefilman Indonesia (BPI). Rencananya, vaksinasi untuk pelaku industri perfilman bisa dimulai mulai pada awal April 2021.
Industri perfilman Indonesia yang sebelum pandemi menduduki peringkat ke-10 sebagai pasar film terbesar di dunia dengan nilai sebesar 500 juta dolar (sekitar Rp7,2 triliun) di akhir 2019, kini menderita penurunan sebesar 97% di kala pandemi sepanjang 2020. Dengan diterimanya permintaan para sineas oleh presiden, diharapkan industri perfilman Indonesia bisa semakin pulih.
Apa pendapat kalian mengenai permasalahan yang dihadapi industri perfilman Indonesia saat ini? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!