4 Persamaan Pola Pikir Iron Man dan Thanos (Bagian 1)

Harus diakui, Iron Man telah jadi pertunjukan utama dalam kisah MCU. Sosoknya dianggap sebagai pionir kesuksesan Marvel sekaligus pahlawan yang dikagumi saat ini. Namun, setelah pertunjukan Thanos di Avengers: Infinity War (2018), sosok villain juga menarik perhatian. Kalau ditelaah lebih dalam, sebenarnya Iron Man dan Thanos punya kesamaan yang bikin mereka jadi sasaran favorit penggemar, loh!

Yap, keduanya sama-sama punya kepribadian yang bikin penggemar mengatakan bahwa mereka bisa jadi pahlawan sekaligus villain. Mereka juga punya kesamaan cara dalam meraih tujuannya. Keduanya pun jadi ikon jagoan populer di langit dan di Bumi.

Lalu, apa kesamaan Iron Man dan Thanos soal pola pikir? Berikut, empat hal yang jadi bukti persamaan tersebut. Yuk, simak!

 

1. Keduanya Bisa Kejam Jika Diperlukan

Aneh untuk dipertimbangkan kejahatan Thanos, karena dia hadir dengan sopan selama peristiwa Infinity War. Dia berbicara dengan mempertimbangkan perasaan orang lain, meski setelahnya harus membunuh.

Contohnya, pas dia menghibur Scarlet Witch sebelum membunuh Vision. Dia juga membiarkan musuh-musuhnya melarikan diri, jika memang mereka bukan tujuannya. Thanos mungkin kejam, tetapi sebenarnya enggak sekejam itu.

Sementara Tony Stark juga mirip seperti itu ketika melawan Hulk di Avengers: Age of Ultron (2015). Tony enggak punya alasan untuk menahan diri saat melawan raksasa hijau. Dia terus berusaha menghentikan pertarungan dan memanggil Bruce untuk mengambil kembali kendali atas pikirannya.

 Iron Man mungkin memiliki semua jenis senjata di dunia, tetapi dia enggak memiliki keinginan untuk menggunakannya, kecuali benar-benar diperlukan. Seperti Thanos, Tony terkadang bisa kejam, tapi dia jelas bukan karakter yang kejam.

 

2. Enggak Pernah Menyerah Apa pun yang Terjadi

Coba bayangkan berapa jam dalam sehari Iron Man harus bekerja untuk menjalankan bisnis multi-miliar dolar? Ditambah harus menjadi Avengers aktif, tapi masih menemukan waktu untuk membangun ribuan armor baru setiap tahun? Setiap kali dia berkomitmen untuk suatu tujuan, dia bertekad untuk membawanya, meski harus berakhir pahit.

Seperti saat dia bersedia pergi ke luar angkasa membawa alat peledak nuklir untuk menghancurkan pesawat ruang angkasa musuh. Dia tahu bahwa dia enggak akan bisa kembali, tapi dia enggak perenah menyerah, meski harus merelakan nyawanya.

Sedangkan Thanos selalu menunjukkan dedikasi total untuk tujuannya. Bahkan, kekuatan gabungan dari seluruh pahlawan MCU enggak bisa menghalangi jalannya. Bahkan, harus kehilangan orang yang paling berarti dalam hidupnya, tetap enggak bisa mencegahnya.

Segala sesuatu yang harus melibatkan fisik, mental, dan emosional Iron Man dan Thanos, tampaknya bisa mereka hadapi. Keduanya masih terus berjalan, sampai akhirnya mencapai tujuan. Sifat seperti ini enggak ada salahnya kalian tiru. Asalkan dilakukan dengan cara halal dan tujuannya positif, ya.

3. Mewujudkan Perdamaian Melalui Kekuatan

Tony adalah seorang pasifis alias orang yang enggak setuju kalau perang bisa mewujudkan perdamaian. Mungkin terdengar aneh, mengingat dia sering dituduh sebagai penghasut perang. Namun, seperti komentar Tony dalam film pertamanya, Iron Man (2008), yaitu “Damai berarti memegang tongkat yang lebih besar”.

Tony tidak berperang demi hal itu. Tujuannya adalah selalu menemukan cara untuk mengakhiri perang. Itu sebabnya dia berhenti membuat senjata. dan mengapa dia menjadi Iron Man. Namun, itu juga mengapa ia menciptakan Ultron. Game terakhir untuk Tony selalu untuk mewujudkan perdamaian dunia melalui kekuatan.

Thanos juga termasuk dalam aliran pemikiran ‘You need to break a few eggs to make an omelet’. Maksudnya, harus rela mengorbankan beberapa untuk bisa mendapat semuanya. Terbukti pas dia pengen menciptakan keseimbangan alam semesta.

Tujuan Thanos bukan untuk memerintah alam semesta. Menurutnya itu enggak perlu karena dia sudah memiliki kekuatan dan kekayaan luar biasa. Malah, tujuannya adalah memanfaatkan kekuatannya untuk menciptakan perdamaian abadi di alam semesta, meski jika separuh populasi harus mati untuk mencapai perdamaian itu.

 

4. Cuek Apa Kata Orang

Berapa kali Iron Man bertarung dengan Captain America dan para pahlawan lainnya karena mereka enggak mau mendukung keputusannya? Jawabannya, banyak. Tony bahkan berkelahi dengan pemerintah AS karena mereka berusaha mendikte kepemilikan baju besinya kepadanya.

Setiap kali Tony menyatakan pendapat yang bertentangan dengan orang lain, dia enggak mau mengalah. Bahkan, kalau Tony harus mengeluarkan usaha lebih agar pendapatnya didengar dan dilakukan semua orang, dia pasti melakukannya. Sang Iron Man enggak peduli berapa pun biaya yang harus dikeluarkan.

Begitu juga dengan Thanos yang memiliki keyakinan atas apa yang dilakukannya benar. Dia menolak untuk mendengarkan Gamora. Semua orang menginginkan dirinya berpaling dari jalan “nonhalal”. Karena keras kepalanya telah menjadi ciri khas sang Mad Titan, enggak bisa dilawan. Buktinya, pas dia harus pindah dari satu dunia ke dunia lain melintasi alam semesta untuk mencari Infinity Stone.

***

Itulah persamaan pola pikir Iron Man dan Thanos. Mereka seakan mewakili karakter terkuat di langit dan Bumi. Mereka bisa mengubah dunia dengan caranya sendiri. Sekali pun bukan cara yang dianggap baik, tapi tujuannya baik. Mirip seperti segelintir manusia yang menghalalkan segala cara demi kehidupan yang menurutnya baik.

Masih ada lagi persamaan keduanya. Baca bagian kedua dari artikel ini hanya di KINCIR, ya.  

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.