Banyak orang yang bereaksi cukup ekstrem pada saat menonton film. Bukan hanya terhibur atau terinspirasi, mereka terobsesi dengan apa yang disajikan film. Permasalahannya, enggak semua film menyajikan cerita yang membawa vibe positif.
Film horor misalnya. Film horor menyajikan banyak kengerian, tragedi, dan trauma. Maka dari itu, enggak semua orang layak menonton film horor. Karena, jika menonton film horor dengan usia di bawah umur dan mental yang enggak stabil, hal itu bisa berpengaruh pada perilaku seperti kisah-kisah tragis di bawah ini.
Beberapa orang melakukan pembunuhan yang disebabkan film horor! Seperti apa hal gila yang mereka lakukan? Mari cari tahu di sini.
Pembunuhan yang disebabkan film horor
Membunuh ibu sendiri karena terinspirasi film Scream
Terinspirasi oleh Scream (1996) dan Scream 2 (1997), seorang remaja berusia 17 tahun itu mengajsk sepupunya yang berusia 14 tahun, Samuel Ramirez, untuk melakukan hsl yang sama seperti yang mereka lihat dalam film Scream pada tahun 1998.
Remaja itu menikam ibunya Gina Castillo dibantu oleh sepupunya. Sempat menelepon 911, nyawa Castillo enggak bisa diselamatkan.
Pada persidangan, hakim melarang penyebutan film Scream. Namun, dua anak remaja itu mengakui bahwa mereka terinspirasi film Scream. Bahkan, sang remaja berusia 17 tahun sebelumnya sempat menargetkan teman sekelasnya yang mirip dengan Drew Barrymore, pemain Scream (1996)!
Membunuh dengan topeng Jason karena Friday the 13th
Sekilas enggak ada yang salah dari perilaku Mark Branch, pegawai toko kelontong yang menyewa film horor di waktu luangnya. Pada tahun 1980-an, aktivitas menyewa film horor adalah hal yang sangat biasa.
Namun, film horor yakni Friday The 13th (1980) dan sekuel-sekuelnya sangat memengaruhi Mark Branch dan prinsip kehidupannya. Sangat mengidolakan Jason, psikopat di sana, ia pun membuat topeng Jason dan membunuh serta memutilasi seorang mahasiswa berusia 18 tahun. Mahasiswi itu diduga kuat diincar karena memiliki profil yang “disukai” Branch, membuatnya puas untuk membunuh.
Saat rumahnya digerebek, ditemukan begitu banyak film dan buku-buku horor. Bagaimana dengan Branch? Ia ditemukan tergantung di pohon, diduga bunuh diri.
Walaupun statement dari kepolisian menyatakan bahwa Branch bunuh diri, tetapi banyak orang yang meyakini bahwa Branch dihukum oleh seorang vigilante karena pembunuhan yang disebabkan film horor ini membuat geram banyak orang.
Child’s Play 2 (1990) memengaruhi orang berkebutuhan khusus
Martin Bryant, seseorang dengan IQ 68 dan kebutuhan khusus dalam belajar, begitu terobsesi dengan Child’s Play (1990), diduga karena memuaskan “hasratnya” akan penyiksaan. Hal itu enggak bisa dilepaskan dari perundungan yang ia terima saat kecil, membuatnya menjadikan film horor sebagai pelarian, termasuk Child’s Play. Ia sangat menggandrungi boneka Chucky.
Masalahnya, ia enggak semampu itu membedakan antara khalayan dan kenyataan. Apa yang kemudian terjadi?
Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah khusus, Bryant bekerja sebagai tukang kebun di kediaman Helen Harvey berusia 59 tahun yang kaya pada tahun 1988. Wanita berusia 21 tahun itu pindah bersamanya dan mewarisi lebih dari $470.000 ketika dia meninggal dalam kecelakaan mobil, karena ia enggak punya keturunan. Pada tahun 1993, ayah Bryant ditemukan tenggelam secara misterius dengan sabuk pemberat. Bryant mendapatkan warisan lagi.
Martin Bryant diketahui sudsh membunuh 35 orang pada tanggal 28 dan 29 April 1996. Dikenal sebagai Pembantaian Port Arthur, tragedi itu adalah pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Australia. Ia ditangkap usai membunuh 35 orang dan melukai 23 orang.
The Exorcist (1973) jadi inspirasi ibu membunuh anaknya
The Exorcist diakui sebagai salah satu film horor yang paling mengerikan sepanjang masa. Bahkan, ada banyak rumor mengerikan seperti film itu penuh kutukan, horor, dan sebagainya. Namun, semua itu hanyalah gosip, dan inilah efek yang paling nyata dari The Exorcist: pembunuhan sang ibu atas anamnya sendiri.
Pada bulan Februari 1980, seorang perempuan bernama Patricia Ann Frazier membunuh anaknya sendiri yang berusia 4 tahun karena menganggap anaknya kerasukan. Bahkan, di persidangan, ia sendiri masih bersikeras dan mempercayai bahwa anaknya kerasukan sehingga enggak ada cara lain selain membunuhnya untuk mengusir setan tersebut.
Menganggap negara tanpa hukum karena The Purge (2013)
Film The Purge (2013) menggambarkan bagaimana jika Amerika Serikat memperbolehkan kriminalitas apa pun dilakukan selama dua belas jam dalam satu tahun. Event The Purge ini memang hanya ada di film dan Amerika Serikat enggak akan pernah menerapkannya.
Jonathan Cruz adalah orang yang terpengaruh akan film ini. Pada tahun 2016, ia menembak tiga orang secara random karena menyukai konsep negara tanpa hukum seperti The Purge. Atas kejahatannya, Cruz dihukum penjara seumur hidup.
Film-film di atas sebetulnya hanya dimaksudkan untuk hiburan belaka dan bukan untuk ditiru. Tentu saja kejahatan-kejahatan di atas terjadi bukan karena film, tetapi karena sebelumnya para pelakunya sudah ada masalah atau belum terlalu matang. Maka dari itu, selalu tonton film sesuai usiamu, ya agar tragedi pembunuhan yang disebabkan film horor di atas enggak terjadi!