Buat kalian penggemar Dwayne “The Rock” Johnson, tentu kalian enggak bakal melewatkan Jumanji: The Next Level yang saat ini udah memasuki minggu kedua tayang di bioskop Tanah Air. Film ketiga dalam waralaba Jumanji ini masih menghadirkan kisah sekelompok remaja yang tersedot ke dalam Jumanji yang kini berupa permainan game klasik.
Akan tetapi, memasuki level kedua, ternyata misi yang harus dilewati juga berbeda. Ada karakter baru dan kisah yang lebih gelap yang mesti diselesaikan untuk keluar dari game.
Meski saat ini belum mencetak Box Office karena baru bakal tayang serentak di Amerika Serikat pada 13 Desember 2019 nanti, Jumanji: The Next Level tampil cukup menjanjikan di Indonesia. Film ini tetap layak jadi tontonan wajib kalian Desember ini—sebelum Star Wars: The Rise of Skywalker tentunya—karena tetap menghadirkan petualangan seru yang enggak kalah kocak dengan film sebelumnya.
Ditambah lagi, Jumanji: The Next Level juga menyelipkan lima pelajaran berharga yang bisa jadi inspirasi buat kalian menjalani hidup. KINCIR bakal uraikan di bawah ini. Langsung simak dan catat di buku harian kalian!
1. Pikiran Negatif Membunuhmu
Dok. Sony Pictures
Tentunya, petualangan di sekuel ini enggak bakal dimulai kalau Spencer enggak punya pikiran negatif soal kehidupannya yang enggak sesuai ekspektasi. Spencer merasa kehidupannya sempurna tahun lalu. Dia mendapatkan kepercayaan dirinya kembali setelah berhasil menyelesaikan Jumanji. Dia punya banyak teman yang bisa ngertiin dia. Mereka sering nongkrong, jalan bareng, yah, bisa dibilang kehidupan yang membahagiakan.
Akan tetapi, sekarang dia mesti memulai semuanya lagi sebagai mahasiswa baru. Dia cukup struggle karena mesti ngekos di luar kota. Dia bekerja paruh waktu, tapi kepercayaan dirinya memudar lagi saat dia melihat foto-foto Martha di Instagram yang kelihatan bahagia banget. Dia merasa dirinya udah jauh banget dari Martha dan berpikir bahwa Martha mungkin enggak mau ketemu dia lagi. Akhirnya, dia memutuskan buat “rehat” sejenak dalam hubungan mereka.
Dok. Sony Pictures
Saat rehat itulah, berbagai pikiran negatif semakin menghantuinya dan, ketika udah enggak tahan lagi, Spencer pun akhirnya kembali ke Jumanji. Dan di Jumanji, kalian tentu tahu, para pemainnya bisa beneran mati kalau game over. Jadi, yap, bisa dibilang pikiran negatif bisa membunuh secara harfiah dalam Jumanji: The Next Level.
Padahal, nih, ketika dia kembali ke Jumanji, teman-temannya nyariin. Martha bahkan jadi yang paling khawatir dan yang langsung inisiatif buat nyusul Spencer. Jadi, semua kekhawatiran dan pikiran negatif itu cuma ada di kepala Spencer. Kalau aja dia mau terbuka buat mengemukakan semua yang ada di pikirannya alih-alih berpikiran negatif, tentu dia bakal lebih bahagia.
2. Teman Sejati Enggak Pernah Pergi
Dok. Sony Pictures
Saat Spencer lagi galau dan memutuskan kembali ke Jumanji, Martha, Bethany, dan Fridge lagi ngumpul di Nora’s, restoran tempat mereka sering nongkrong. Mereka ngobrol, seru-seruan, tapi tetap enggak ada kabar dari Spencer. Mereka pun memutuskan buat nyamperin Spencer dan enggak menemukannya di sana. Saat itulah mereka tahu bahwa Spencer ternyata balik lagi ke Jumanji dan memutuskan buat menyusulnya.
Ikatan persahabatan mereka berempat memang diuji banget di film sebelumnya. Dari tadinya enggak ada hubungan (mereka saling kenal, tapi enggak dekat), mereka akhirnya membentuk ikatan yang enggak mudah goyah.
Makanya, ketika Spencer menghilang, mereka langsung nyariin. Bethany pun, ketika dia ternyata enggak terbawa masuk ke Jumanji pada percobaan pertama, dia gusar dan memilih buat minta tolong Anthony balik lagi ke sana. Bukankah itu yang namanya teman sejati?
3. Memaafkan Itu Indah
Dok. Sony Pictures
Salah satu konflik yang jadi sorotan di Jumanji: The Next Level adalah hubungan Eddie Gilpin (kakek Spencer) dan Milo Walker. Eddie sakit hati dan membenci Milo selama 15 tahun karena dia mengambil keputusan sepihak buat menjual restoran mereka. Melihat kemarahan Eddie, Milo pun menghilang dan itu malah bikin Eddie makin benci sama dia.
Akan tetapi, Milo sebenarnya cuma mau pensiun dan menikmati hidup. Puluhan tahun mengurusi restoran buat Milo cukup menyita waktu. Dan dia enggak mau mati sebagai pengurus restoran. Dia mau mati sebagai si tua yang bahagia.
Makanya, selama di Jumanji, mereka banyak adu mulut: Eddie yang keras kepala melawan Milo yang lambat. Pada akhirnya, Eddie mengerti bahwa Milo cuma ingin pensiun. Dan Eddie pun akhirnya minta maaf Milo atau semua yang terjadi 15 tahun yang lalu. Milo pun memaafkan dan tetap menerima Eddie sebagai temannya.
Dok. Sony Pictures
Di sisi lain, Spencer pun cukup bikin Fridge kesal karena Jumanji buat Fridge adalah neraka. Jadi, ketika mereka balik ke Jumanji, Fridge sama sekali enggak bisa tenang. Paling enggak, dia enggak setenang Martha dan Bethany yang malah usaha banget buat nyusul. Martha dan pun sempat kesal ketika tahu bahwa Spencer balik ke Jumanji atas kemauannya sendiri. Akhirnya, mereka mengerti kesulitan yang Spencer lalui dan mencoba saling memahami.
Enggak ada yang salah dengan saling memaafkan. Minta maaf mungkin memang sulit, tapi memaafkan itu juga adalah sesuatu yang indah. Butuh hati yang besar buat memaafkan. Dan tentunya, banyak hal baik yang menanti setelah kalian saling memaafkan.
4. Jangan Terpesona dengan Kekuatan dan Kekuasaan
Dok. Sony Pictures
Spencer enggak bakal balik lagi ke Jumanji kalau dia enggak terpesona sama kekuatan dan kuasa Bravestone dalam game. Fridge juga enggak bakal gegabah buat bergerak tanpa pikir panjang saat dia mendapatkan tubuh Ruby Roundhouse. Jumanji membuktikan bahwa kekuatan dan kekuasaan yang berlebih bisa berbahaya. Jangan terpesona sama kekuatan dan kekuasaan yang sesungguhnya bukan milik kalian.
Soalnya, Spencer pun dapat getahnya dan kecewa ketika dia malah dapat avatar lain. Fridge pun sembrono karena kegirangan bisa merasakan avatar Ruby dengan berbagai kekuatannya. Justru, ketika kekuatan dan kekuasaan itu didapatkan bukan karena ambisi kalian menaklukkannya, kalian malah bakal lebih bijak menggunakannya.
5. Penerimaan Diri Adalah yang Terpenting
Dok. Sony Pictures
Nah, yang paling penting dari semua itu adalah penerimaan diri. Enggak ada salahnya jadi cowok nerd yang kikuk dan bukannya pria gagah perkasa kayak Dr. Bravestone.
Enggak ada salahnya juga menerima bahwa menjadi tua itu adalah anugerah. Daripada jadi penggerutu yang selalu mengumpat karena jadi tua atau enggak percaya diri karena diri kalian enggak sehebat orang lain, tentu kalian bakal lebih bahagia kalau menerima apa yang ada di diri kalian.
***
Dari Jumanji: The Next Level, kalian bisa belajar banyak hal. Bahkan, sebetulnya banyak banget hal yang bisa kalian dapatkan dari menonton film. Asalkan kalian bijak memilih film yang sesuai usia kalian, tentu kalian bakal mendapatkan banyak pelajaran dari karakter dan jalan cerita yang ditawarkan.