5 Kenyataan dalam Film Imperfect yang Berhasil “Menampar”

*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film Imperfect yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton

Film memang salah satu media terbaik dalam menyebarkan hal-hal positif sekaligus mengkritik kondisi sosial masyarakat. Jadi, misinya memang bukan sekadar memberi hiburan semata, tapi juga ada kontrol sosial yang dilakukan, dalam film Imperfect, misalnya.

Selain kata-kata film Imperfect yang ngena, ada juga selipan adegan yang mengandung kritik sosial. Menariknya, Ernest menyelipkan di balik lelucon yang ada. Namun, bukan berarti kritik sosial dijadikan bahan tertawaan, Ernest justru menampilkan realita apa adanya.

Apa aja kritik sosial yang terkandung di film Imperfect? Kalian bisa baca rangkumannya di bawah ini.

1. Body Shaming yang Marak

Dok. Starvision

Kampanye untuk mengurangi tindakan body shaming gencar dilakukan meski belum sepenuhnya hilang. Sampai sekarang, dari yang tua maupun masih anak-anak, ledekan berbau fisik masih sering kita dengar. Nah, film Imperfect bukan termasuk kampanye tersebut, tapi jadi gerakan untuk menyadarkan soal penerimaan diri.

Di film ini, ada adegan ketika teman-teman sosialita ibu Debby mengomentari fisik Rara seenaknya. Bahkan, sambil membandingkan dengan fisik adiknya, Lulu. Selain itu, ada juga adegan ketika teman-teman kantor Rara mengatakan bahwa Rara harus belajar dandan.

Bukan hanya itu, komentar soal penampilan juga dilayangkan bos Rara saat ditawari naik jabatan. Tindakan-tindakan yang ada cukup menyakitkan. Yap, menilai seseorang hanya dari penampilan itu memang harus dibuang dari pemahaman siapa pun.

2. Membeda-bedakan Orang

Dok. Starvision

Perilaku ini juga sering terjadi di Indonesia. Sebenarnya, tindakan ini lebih parah dibandingkan body shaming, yakni soal membeda-bedakan orang hanya karena penampilan. Di film Imperfect, ketika Rara masih tubuh gemuk dengan rambut keriting dan kulit yang agak gelap, sulit baginya dan temannya dapat tempat duduk untuk makan.

Penampilan yang “biasa” membuatnya ditolak oleh banyak orang. Berbeda ketika geng cewek cantik yang datang, semua menyilakan tempat duduk untuk mereka.

Selain itu, adegan ketika salah satu rekan kerja Rara yang ingin ikut hangout bersama geng cewek cantik. Adegan ini bisa jadi tamparan buat banyak orang yang sering membedakan orang dari fisik.

3. “Sikut-sikutan” di Kantor

Dok. Starvision

Perkara “sikut-sikutan” di kantor memang bukan hal baru. Dari dulu, enggak sedikit kantor yang punya iklim organisasi enggak sehat, karena karyawannya saling berkonflik untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari atasan.

Dalam Imperfect, kita sering diperlihatkan rekan kerja Rara melakukan banyak hal yang menjatuhkan mental Rara. Bahkan ada satu adegan yang bikin nyesek, ketika Rara secara enggak langsung dijatuhkan oleh temannya ketika rapat penting.

4. Maraknya Persekusi

Dok. Starvision

Salah satu perkara yang saat ini kerap terjadi di Indonesia, yakni persekusi. Di media sosial, kita bisa melihat hal itu dengan mudah. Persekusi yang sudah mengakar ini “disentil” dengan baik oleh film Imperfect.

Seperti saat Lulu, adik Rara yang punya banyak tawaran endorse di Instagram-nya. Sayangnya, Lulu kerap mendapat persekusi oleh pengikutnya. Bahkan, sampai bikin sedih dan membuatnya kepikiran.

5. Menanggapi Toleransi

Dok. Starvision

Dalam film Ernest Prakasa ini, kita bisa lihat ada selipan bahwa toleransi di Indonesia sebetulnya jadi salah satu perekat. Hal ini terlihat dalam adegan ketika anak kos-kosan ibunya Dika (pacar Rara) terdiri dari berbagai suku, agama, dan bahasa. Mereka bersahabat dan enggak canggung bicara soal hal soal kesukuan dan agama.

Hal ini menyentil maraknya berita soal intoleransi di Indonesia. Film ini bukan hanya jadi gerakan soal penerimaan diri, tapi juga soal toleransi antara warga negara apa pun suku dan agamanya.

***

Beberapa kritik sosial dari film Imperfect di atas digarap secara total dan hati-hati sama Ernest Prakasa. Filmnya enggak hanya berhasil membahagiakan banyak orang, tapi juga menyadarkan kita semua atas realita sosial yang dianggap biasa.

Nah, buat yang udah nonton film Imperfect, bagaimana tanggapan kalian soal kenyataan yang ditampilkan? Bagikan di kolom komentar, ya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.