– Film DCEU nyatanya juga pernah menimbulkan perdebatan di kalangan penggemar.
– Kegagalan Justice League membuat para penggemar marah!
Di saat popularitas film superhero semakin menanjak, Warner Bros. dan DC enggak mau ketinggalan membuat semesta film superhero mereka sendiri yang diberi nama DC Extended Universe (DCEU). Jika dibandingkan Marvel Cinematic Universe (MCU), langkah Warner Bros. membuat DCEU terbilang cukup terlambat. Mereka baru memulai semesta ini pada 2013 lewat perilisannya Man of Steel (2013).
Pembangunan DCEU tentunya sangat diterima dengan baik oleh penggemar DC. Namun selama tujuh tahun semesta ini berdiri, beberapa kontroversi nyatanya pernah menghantui film DCEU. Mulai dari pemilihan aktor yang enggak sesuai ekspektasi penggemar, jalan cerita yang mengecewakan, hingga pergantian sutradara.
Nah, apa saja kontroversi besar yang pernah menyelimuti film DCEU? Yuk, simak daftarnya!
1. Nuansa Film yang Gelap
Hadir beberapa tahun setelah MCU berdiri, DCEU tentunya harus punya hal lain yang membuat semestanya berbeda dari rivalnya. Itulah sebabnya, Zack Snyder menggarap Man of Steel dan Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dengan nuansa yang lebih gelap dan cerita yang jauh lebih berat dibandingkan MCU yang lebih berwarna dan lebih ramah untuk segala kalangan penonton.
Sayangnya, niatan ingin berbeda dari MCU malah membuat DCEU dikritik habis-habisan. Kritik yang datang pun kebanyakan berasal dari kritikus dan orang yang bukan penggemar DC. Bagi sebagian orang, nuansa yang gelap membuat filmnya jadi terlalu berat untuk dipahami dan akhirnya membosankan bagi orang awam.
Akibat kritik mengenai nuansa gelap, Warner Bros. akhirnya mulai membuat DCEU jadi lebih berwarna sejak Suicide Squad (2016). Bahkan, Shazam! (2019) dibuat menjadi film DCEU yang benar-benar ramah buat berbagai kalangan. Kalau kalian, apakah lebih suka DCEU yang gelap seperti di awal atau berwarna seperti saat ini?
2. Pemilihan Ben Affleck dan Gal Gadot
Saat Warner Bros. dan DC mengumumkan proyek Batman v Superman: Dawn of Justice, penggemar pun dibuat enggak sabar untuk mengetahui siapakah aktor yang bakal memerankan Batman, Wonder Woman, Aquaman, The Flash, dan Cyborg. Namun begitu Warner Bros. mengumumkan Ben Affleck dan Gal Gadot sebagai pemeran Batman dan Wonder Woman, penggemar langsung meradang.
Penggemar menganggap Affleck kurang mengintimidasi sebagai Batman. Parahnya lagi, penggemar sampai membuat petisi agar Warner Bros. menggantikan Affleck dengan aktor lain. Gadot juga dianggap enggak pantas memerankan Wonder Woman karena dianggap terlalu kurus. Nyatanya, penampilan Gadot di Batman v Superman: Dawn of Justice berhasil membungkam orang-orang yang mencibirnya.
Sayangnya, nasib baik Gadot enggak dirasakan oleh Affleck. Aktor tersebut sebenarnya tampil dengan baik sebagai Batman. Namun, masih ada sebagian penggemar yang merasa Affleck tetap enggak pantas memerankan superhero tersebut. Pada akhirnya, Affleck akhirnya mundur dari peran Batman dan digantikan oleh Robert Pattinson.
3. Jared Leto Sebagai Joker
Berbeda dengan Ben Affleck yang dihujat habis-habisan di awal pemilihan, Jared Leto malah diterima dengan cukup baik saat dia diumumkan akan memerankan Joker. Dengan pengalaman aktingnya yang enggak meragukan, Leto diharapkan bisa menyamai penampilan Heath Ledger saat berperan sebagai Joker di The Dark Knight (2008).
Namun, kontroversi mulai timbul saat penampilan perdana Leto sebagai Joker terungkap ke publik. Penampilan Joker versi Leto yang berbeda dengan Joker versi lainnya mulai menimbulkan perdebatan. Kontroversi pun semakin menjadi-jadi ketika Suicide Squad dirilis.
Penggemar kecewa karena Leto tampil sangat singkat di Suicide Squad. Padahal sebelum filmnya dirilis, Joker benar-benar dieksploitasi pada berbagai promosi filmnya. Jalan cerita yang enggak memuaskan membuat penampilan Leto sama sekali enggak bersinar di film tersebut. Setelah Suicide Squad, Leto pun enggak pernah muncul lagi sebagai Joker hingga saat ini.
4. Superman Membunuh General Zod
Penggemar Superman pastinya tahu bahwa superhero tersebut selalu berusaha untuk enggak membunuh lawannya. Padahal, Superman dianugerahi kekuatan luar biasa yang mampu menghabisi musuhnya dengan mudah. Namun di Man of Steel, Superman malah ditunjukkan membunuh di akhir film.
Sutradara Zack Snyder melakukan hal kontroversial dengan membuat Superman membunuh General Zod di film pertama DCEU. Jika diperhatikan, tindakan mengejutkan Superman tersebut sebenarnya cukup sesuai dengan nuansa filmnya yang gelap. Namun, penggemar tampaknya belum siap melihat superhero idolanya melakukan hal yang enggak sesuai dengan kebiasaannya.
5. Martha
Sebagai salah satu film yang dinantikan di 2016, Batman v Superman: Dawn of Justice malah mendapatkan penilaian yang kurang memuaskan dari kritikus dan orang yang awam dengan dunia DC. Nuansa gelap dan jalan cerita yang terlalu kompleks serta padat tampaknya kurang bisa diterima oleh orang awam.
Selain itu, ada adegan yang malah jadi bulan-bulanan netizen, yaitu adegan Martha. Di akhir pertarungan, Superman memohon agar Batman menyelamatkan ibunya, Martha Kent. Berhubung ibunya Batman juga bernama Martha, dia akhirnya batal menghabisi Superman.
Adegan tersebut seharusnya menjadi momen yang penting dan mengharukan. Namun, netizen malah menjadikan adegan tersebut sebagai lelucon dan meme. Zack Snyder pun membela adegan tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah momen saat Batman menyadari bahwa Superman jauh lebih manusia dari dirinya.
6. Pergantian Zack Snyder ke Joss Whedon
Di tengah proses produksi Justice League (2017), Zack Snyder tiba-tiba memutuskan mundur dari proyek tersebut karena kematian salah satu anaknya. Alhasil, Warner Bros. dan DC menunjuk sutradara dua film pertama Avengers, yaitu Joss Whedon, untuk menggantikan posisinya Snyder. Setelah itu, Whedon malah melakukan syuting ulang besar-besaran untuk Justice League.
Akibat syuting ulang besar-besaran, proyek Justice League sampai menghabiskan bujet hingga 300 juta dolar (sekitar Rp4,5 triliun). Sayangnya, Warner Bros. enggak mendapatkan untung besar setelah mengeluarkan bujet yang fantastis. Justice League hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 658 juta dolar (sekitar Rp9,7 triliun). Angka tersebut memang besar, namun sangat jauh dari ekspektasinya Warner Bros. dan DC.
Selain pendapatan yang lesu, Justice League versi Whedon juga enggak mendapatkan penilaian yang baik dari kritikus maupun penonton. Banyak penggemar yang mengaku kecewa dengan hasil akhir Justice League yang ditayangkan di bioskop.
7. Zack Snyder’s Justice League
Kekecewaan penggemar terhadap Justice League garapan Joss Whedon membuat mereka menciptakan gerakan baru di internet. Para penggemar pun bersatu untuk mendesak Warner Bros. merilis Justice League versi Snyder Cut enggak lama setelah versi bioskopnya dirilis. Ingin menunjukkan bahwa mereka serius, para penggemar pun konsisten meminta Justice League versi Snyder Cut selama bertahun-tahun.
Tiga tahun setelah mendesak Warner Bros., akhirnya permintaan penggemar pun didengarkan. Pada Mei lalu, Warner Bros. mengumumkan bahwa Justice League versi Snyder Cut atau yang memiliki nama resmi Zack Snyder’s Justice League bakal dirilis di HBO Max pada 2021. Namun, drama seputar Justice League ternyata enggak berhenti sampai di situ.
Pada Juli lalu, pemeran Cyborg, yaitu Ray Fisher, mengungkapkan bahwa Whedon berperilaku buruk selama menggarap proses syuting ulang Justice League. Menurut Fisher, Whedon bertingkah menjijikan, kasar, dan enggak profesional. Namun, Whedon tetap bungkam mengenai ucapannya Fisher hingga saat ini.
***
Itulah deretan kontroversi yang pernah menyelimuti berbagai film DCEU. Apakah kalian termasuk salah satu orang yang mempermasalahkan berbagai kontroversi film DCEU yang telah disebutkan di atas? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!