– Saking jeleknya, kalian mungkin enggak tahu bahwa film superhero berikut ini pernah dirilis.
– Seluruh film di bawah ini merugi ketika dirilis!
Era 2010-an hingga saat ini bisa dibilang sebagai era kejayaannya film superhero. Enggak bisa dimungkiri bahwa Marvel Cinematic Universe (MCU) punya peran besar dalam meningkatkan popularitas film superhero. Kini, semakin banyak penonton dari berbagai kalangan mulai menikmati film superhero, baik dari DC, Marvel, atau film superhero non-DC atau non-Marvel.
Di luar MCU dan DC Extended Universe (DCEU), sebenarnya ada cukup banyak judul film superhero yang telah dirilis. Sayangnya, enggak semua film superhero bisa berakhir sukses secara pendapatan maupun penilaian. Bahkan, ada beberapa judul film superhero yang eksistensinya seakan hilang begitu saja karena kegagalannya.
Nah, film superhero apa saja yang eksistensinya terlupakan begitu saja karena gagal total?
1. Max Steel (2016)
Film superhero enggak selalu harus diadaptasi dari komik. Hollywood juga bisa membuat film superhero yang diadaptasi dari mainan, salah satu contohnya adalah film Max Steel. Film yang disutradarai oleh Stewart Hendler ini diadaptasi dari salah satu koleksi mainan Max Steel yang diproduksi oleh Mattel. Max Steel berkisah tentang seorang remaja bernama Max McGrath dan teman aliennya yang bernama Steel, keduanya bisa menggabungkan kekuatan untuk menjelma menjadi superhero Max Steel.
Max Steel awalnya hendak digarap oleh Paramount Pictures pada 2009. Empat tahun enggak ada kepastian dari Paramount Pictures, proyek Max Steel akhirnya berpindah tangan ke Dolphin Entertainment pada 2013. Namun, di tengah kejayaan film MCU dan DCEU, Max Steel nyatanya enggak mampu menarik perhatian penonton ketika dirilis pada 2016.
Dengan bujet 10 juta dolar (sekitar Rp144 miliar), Max Steel pun merugi dengan pendapatan sebanyak 6,3 juta dolar (sekitar Rp90,6 miliar). Parahnya lagi, film ini mendapatkan skor 0% di Rotten Tomatoes, loh! Max Steel dianggap sebagai film yang hambar, mudah dilupakan, dan hanya buang-buang waktu untuk bersaing di tengah kerasnya persaingan film superhero.
2. Zoom (2006)
Film superhero komedi bisa dibilang cukup berjaya di era 2000-an. Mungkin enggak banyak dari kalian yang tahu bahwa Sony Pictures pernah merilis film yang berjudul Zoom. Film ini diadaptasi dari buku anak-anak yang berjudul Amazing Adventures from Zoom’s Academy. Zoom berkisah tentang seorang mantan superhero bernama Captain Zoom yang diseret untuk melatih empat anak muda yang memiliki kekuatan super.
Zoom memang dirilis saat MCU belum lahir. Namun, film ini nyatanya enggak mampu membuat orang tertarik untuk menontonnya. Dengan bujet 75 juta dolar (Sekitar Rp1,07 triliun), Zoom rugi besar dengan hanya memperoleh pendapatan sebanyak 12,6 juta dolar (sekitar Rp182 miliar)! Ditambah lagi, Zoom hanya mendapatkan skor 4% di Rotten Tomatoes.
Untuk ukuran film superhero komedi, Zoom dianggap kurang lucu dan membosankan, apalagi jika dibandingkan dengan Sky High (2005), film yang dirilis setahun sebelum Zoom. Saking jeleknya, film ini masuk nominasi “Worst Picture” Stinkers Bad Movie Awards 2007.
3. Son of the Mask (2005)
Masih ingat dengan film The Mask (1994) yang dibintangi oleh Jim Carrey? Siapa sangka ternyata New Line Cinema membuat sekuel dari film tersebut yang diberi judul Son of the Mask. Carrey seharusnya kembali lagi di sekuel The Mask. Namun karena pengalamannya di Ace Ventura: When Nature Calls (1995), Carrey enggan membintangi sekuel film dan akhirnya mundur dari proyek sekuel The Mask.
Berhubung Carrey enggak kembali lagi, New Line Cinema akhirnya memutuskan untuk membuat sekuel standalone, yaitu sekuel yang ceritanya enggak berhubungan dengan film sebelumnya. Son of the Mask berkisah tentang Tim Avery yang kini jadi pemegang topeng Loki. Setelah memiliki topeng tersebut, Tim kemudian dikaruniai seorang anak yang ternyata mewarisi kekuatan topeng Loki.
The Mask sukses besar secara pendapatan maupun penilaian. Sebaliknya, Son of the Mask malah dihujani kritikan hingga merugi. Dengan bujet 84 juta dolar (sekitar Rp1,2 triliun), Son of the Mask hanya memperoleh pendapatan sebanyak 60 juta dolar (sekitar Rp866 miliar). Film ini juga hanya mendapatkan skor 6% di Rotten Tomatoes.
4. Supergirl (1984)
Kalian mungkin pernah menonton serial Supergirl yang dibintangi oleh Melissa Benoist. Namun, tahukah kalian bahwa jauh sebelum diperankan oleh Benoist, Supergirl telah debut di layar lebar pada 1984? Yap, Supergirl versi live action pertama kali diperankan oleh Helen Slater lewat film Supergirl yang dirilis pada 1984.
Setelah kegagalan Superman III (1983), produser Alexander dan Ilya Salkind memutuskan untuk menggarap film Supergirl agar menjadi penyegaran di waralaba Superman. Niatnya mau menjadi penyegaran, eh, nasib Supergirl juga enggak lebih baik dari Superman III. Supergirl juga mendapatkan banyak kritikan dan gagal secara pendapatan.
Dengan bujet 35 juta dolar (sekitar Rp503 miliar), Supergirl hanya memperoleh pendapatan sebanyak 14,3 juta dolar (sekitar Rp206 miliar). Selain itu, film ini juga hanya mendapatkan skor 9% di Rotten Tomatoes. Gara-gara kegagalan Supergirl, produser Alexander dan Ilya Salkind sampai menjual hak cipta pembuatan film Superman ke Cannon Group pada 1986.
5. The Crow: City of Angels (1996)
The Crow (1994) jadi salah satu film yang memakan korban jiwa saat proses syutingnya. Buat kalian yang belum tahu, pemeran utama The Crow, yaitu Brandon Lee, enggak sengaja tertembak saat proses syuting dan nyawanya pun enggak tertolong. Di balik tragedi tersebut, The Crow mendapatkan banyak pujian dan filmnya pun sukses secara pendapatan.
Kesuksesan The Crow membuat Miramax Films percaya diri untuk membuat sekuelnya, walaupun sang bintang utama telah tiada. Untuk menghindari perbandingan dengan film pertamanya, sekuel yang diberi judul The Crow: City of Angels ini akhirnya menghadirkan karakter utama yang berbeda dari film pertamanya.
The Crow: City of Angels hanya mendapatkan skor 11% di Rotten Tomatoes. Film ini seakan dipaksakan untuk ada dan sama sekali enggak menampilkan energi yang ditampilkan dengan baik di film pertamanya.
6. Jonah Hex (2010)
Sebelum muncul sebagai Thanos di MCU, Josh Brolin terlebih dulu muncul di film DC yang berjudul Jonah Hex. Di film yang disutradarai oleh Jimmy Hayward ini, Brolin beradu akting bersama Megan Fox, Michael Fassbender, dan John Malkovich. Berbeda dengan film DC kebanyakan, Jonah Hex menampilkan kisah superhero yang berlatar waktu pada era koboi.
Bagi yang bukan penggemar DC Comics, banyak orang yang mungkin enggak menyangka bahwa Jonah Hex adalah salah satu filmnya DC, ditambah lagi dengan latar era koboinya. Mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa Jonah Hex akhirnya kurang diminati dan merugi besar.
Dengan bujet 47 juta dolar (sekitar Rp676 miliar), Jonah Hex hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 11 juta dolar (sekitar Rp159 miliar). Selain dari sisi pendapatan, Jonah Hex juga banjir kritikan dan hanya mendapatkan skor 12% di Rotten Tomatoes. Durasi filmnya yang terlalu pendek membuat jalan cerita Jonah Hex terasa terlalu diburu-buru.
7. Steel (1997)
Apakah kalian tahu bahwa pebasket Shaquille O’Neal pernah memerankan superhero DC di film yang berjudul Steel? Film yang disutradarai oleh Kenneth Johnson ini berkisah tentang John Henry Irons yang berhenti dari pekerjaannya karena terjadi kecelakaan di tempatnya bekerja yang disebabkan oleh Nathaniel Burke.
Setelah Irons berhenti dari pekerjaannya, Burke malah memproduksi senjata untuk dijual kepada penjahat. Untuk menghentikan aksi jahatnya Burke, Irons menciptakan sebuah armor dan menggunakan identitas Steel saat dia mengenakan armor tersebut. Sayangnya, kehadiran O’Neal di Steel sama sekali enggak membuat banyak orang tertarik untuk menontonnya.
Dengan bujet 16 juta dolar (sekitar Rp230 miliar), Steel rugi besar dengan hanya mendapatkan pemasukan sebanyak 1,8 juta dolar (sekitar Rp25,9 miliar). Ditambah lagi, film ini hanya mendapatkan skor 12% di Rotten Tomatoes. Kualitas akting dari para pemeran Steel menjadi sasaran kritikan dari para kritikus.
***
Itulah deretan film superhero yang eksistensinya terlupakan begitu saja karena kegagalannya. Di antara ketujuh film di atas, manakah yang baru kalian tahu keberadaannya?