Tontonan seperti drama Korea Selatan memang lekat dengan kesan romantis. Kebanyakan drama Korea Selatan memang lekat dengan kisah-kisah cinta yang menggugah hati –apa pun temanya. Mulai dari drakor bertema bisnis, media, hingga wajib militer, semuanya memiliki kisah cinta yang mengesankan.
Namun, ada satu fakta pahit yang mungkin enggak bisa diterima oleh beberapa fans drama Korea. Selain punya deretan drama dengan premis inspiratif dan bikin hati meleleh, dunia perfilman Korea Selatan juga merilis berbagai tontonan film “semi”.
Film ‘semi’ adalah julukan untuk film erotis yang dipenuhi unsur ketelanjangan dan adegan seksual yang intens. Tentu ini bukan film porno, karena selain biasanya enggak ada penetrasi, bagian kelamin pun enggak diperlihatkan.
Ada banyak film “semi” Korea Selatan yang menggunakan premis anak lelaki atau anak muda yang menyukai seorang perempuan paruh baya, baik yang sudah menikah mau pun memiliki anak. Genre yang kerap dikaitkan dengan istilah MILF ini disukai oleh beberapa orang karena menampilkan sisi lain perempuan yang usianya sudah paruh baya. Tidak bisa menutup mata, genre ini kerap dikritik karena dianggap “merendahkan” perempuan di usia matang.
Yuk, kita lihat “sisi lain” drama Korea Selatan yang enggak cocok ditonton oleh remaja di sini, ya! Ingat, enggak semua hal di film ini patut dicontoh. Soalnya, ada banyak penyimpangan sosial yang disajikan di dalamnya.
Film semi Korea bertema perempuan paruh baya yang kontroversial
Young Mother 3 (2015)
Young Mother adalah franchise film erotis yang menampilkan adegan-adegan vulgar dengan sangat intens. Bahkan, bisa dibilang kurang berseni dibandingkan film erotis seperti Secret Love Affair misalnya.
Young Mother 3 sendiri menggunakan konsep MILF dengan sangat gamblang –seperti film porno– yang hanya minus ketiadaan penampakan penetrasi.
Dalam Young Mother 3, diceritakan mengenai Ki-Chan, seorang pria muda di usia 20an yang ayahnya menikah lagi. Istri barunya adalah seorang perempuan yang masih muda bernama Yoon-Seo.
Saat Yoon-Seo hadir di dalam kehidupannya, Ki-Chan kerap membayangkan hal-hal erotis terkait sosok ibu tirinya. Imajinasi ini divisualisasikan secara vulgar di dalam film, lebih vulgar daripada film erotis pada umumnya.
Setelah Yoon-Seo merasakan cinta yang sama, hubungan keduanya menjadi semakin intens dan semakin banyak adegan seksual di dalam film. Young Mother 3, secara kualitas cerita bisa dibilang kurang bagus, tetapi terbilang berani untuk ukuran film erotis.
Family Reconstruction (2017)
Family Reconstruction enggak cuma menyajikan adegan seks yang gila untuk ukuran film dirilis bukan sebagai film porno, tetapi kisah yang enggak kalah gila. Ini adalah cerita tentang keluarga disfungsional yang sebenar-benarnya.
Family Reconstruction bercerita tentang Gwang Sik —seorang duda dengan anak lelaki dan Hae Ra, — janda dengan anak perempuan. Mereka berdua kemudian menikah, tetapi yang terjadi pada saat liburan adalah pertukaran pasangan.
Saat Hae Ra berselingkuh dengan anak Gwang Sik saat liburan, Gwang Sik ternyata juga berselingkuh dengan anak Hae Ra. Perselingkuhan itu justru berakhir dengan swinger. Pada akhirnya, keduanya bertukar pasangan tetapi bertingkah seolah mereka seperti keluarga yang ideal dan baik-baik saja.
Dari segi plot, film erotis ini cukup bagus. Namun, tentu saja film ini bukan buat semua orang, dan adegan seksnya bisa mengintimidasi.
The Handmaiden (2016)
The Handmaiden membawa tema “MILF” ke arah yang lebih serius dan gelap. Ini bukan film erotis tentang hubungan pria muda dan wanita paruh baya. Ini rupanya film tentang hubungan panas antara seorang perempuan muda dan perempuan paruh baya.
Film ini berlatarkan Korea pada masa pendudukan Jepang, kendati diadaptasi dari novel Fingersmith karya Sarah Waters yang berasal dari Wales dan berlatarkan Inggris era Victoria. Berkisah tentang penipuan, film ini plotnya cukup membingungkan dan membutuhkan konsentrasi tinggi.
Seorang con man alias penipu dengan nama alias Count Fujiwara berniat menipu seorang perempuan Jepang yang kaya raya, Hideko, dengan menikahinya. Hideko sendiri memiliki paman dengan nama alias Kouzuki, seorang pria Korea Selatan yang menjadi pengkhianat dengan imbalan emas agar ia dapat mengoleksi buku-buku langka.
Fujiwara kemudian menyewa Seok-Hee, seorang pencopet perempuan untuk membantunya melancarkan rencana. Namun, ternyata Seok-Hee dan Hideko terlibat hubungan romansa. Nah, di sinilah adegan-adegan panas itu terlihat.
Siapa yang menipu siapa? Inilah nyawa dari film ini. Terdiri atas beberapa bagian, kamu enggak bisa langsung mengambil kesimpulan di pertengahan film. Tonton sampai selesai buat tahu siapa yang menang, siapa yang kalah.
Walaupun dipenuhi adegan panas, tetapi ini bukan sekadar film yang mengandalkan adegan seks belaka. Ceritanya matang dan berkualitas.
Café Mom (2018)
Café Mom mengambil latar tempat sebuah kafe. Romantis? Jangan bayangkan kafe ini kafe manis tempat orang jatuh cinta. Lebih dari itu, kafe ini seperti “warung remang-remang”, tempat para perempuan menjual diri dan bertransaksi.
Kisah utamanya adalah tentang seorang perempuan paruh baya yang bekerja sebagai PSK dan menjalin hubungan dengan salah satu pelanggan, yang notabene lebih muda. Hubungan ini begitu panas, penuh adegan seksual, tetapi pada akhirnya bermuara pada satu tujuan: bagaimana cara mengeluarkan sang perempuan dari jeratan prostitusi.
Dari segi sinematografi, film ini kurang baik. Plotnya juga kentang. Kamu juga akan sangat sulit menemukan sumber terkait sinopsis atau resensi film ini karena kualitasnya yang memang kurang baik dan mengandalkan adegan-adegan panas yang frontal saja. Bahkan, sejauh ini, untuk bisa menonton versi full-nya, kamu hanya dapat menggunakan file bajakan atau bahkan video di situs porno.
Secret Love Affair (2014)
Drama Korea Secret Love Affair bercerita tentang kisah antara perempuan dan lelaki dengan perbedaan usia yang cukup jauh. Hye Won merupakan perempuan berusia 40 tahun, direktur di Seohan Arts Foundation, dan menikahi Joon Hyung, dosen musik ternama.
Suatu hari, ia bertemu dengan kurir barang yang bernama Sun Jae yang berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi memiliki kemampuan dan bakat jenius dalam piano. Sang suami pun meminta Hye Won untuk mengangkatnya sebagai anak didik. Namun, pertemuan yang terlampau sering justru malah membuat Hye Won dan Sun Jae saling jatuh cinta dan berselingkuh.
Hubungan selingkuh antara dua orang yang berbeda usia ini terlihat panas dan penuh dengan cinta. Apalagi, mereka menjalankannya secara “diam-diam”. Film ini mampu mengadaptasi film Jepang Tokyo Tower (2006) dengan caranya sendiri yang unik.
Love Lesson (2013)
Ini adalah film semi Korea dengan aktor-aktor yang cukup berani menjalankan adegan intercourse intens. Kisahnya adalah tentang Hee Soo, guru sekaligus musisi paruh baya kesepian yang mengajar seorang pemuda bernama Byun Joon. Mereka berdua awalnya enggak sengaja bertemu, kemudian Byun Joon meminta Hee Soo menjadi guru pianonya.
Alih-alih cuma belajar piano, keduanya justru malah lebih banyak melakukan hubungan ranjang saat bertemu. Hubungan ini memang seperti “aneh”, tetapi justru setelah saling bertemu, Hee Soo justru mendapatkan inspirasi yang banyak untuk membuat musik.
***
Film semi Korea Selatan memang cukup berani mempertontonkan adegan intercourse dan ketelanjangan. Namun, bukan berarti semua film ini buruk kualitasnya. Beberapa film bahkan memang memiliki penokohan dan plot yang kuat.
Perlu diperhatikan bahwa adegan seks dan ketelanjangan dalam film-film di atas terlalu frontal dan enggak semua orang bisa atau cocok menontonnya.