Film live action Mulan (2020) yang dibintangi oleh Liu Yifei akhirnya dirilis di layanan streaming Disney+ serta beberapa bioskop di segelintir negara pada 4 September lalu. Namun, film yang diproduksi oleh Disney tersebut lagi-lagi menuai kontroversi dan menimbulkan kecaman oleh banyak orang. Hal ini karena kabarnya Mulan mendukung pembantaian Muslim Uighur yang merupakan suku minoritas di wilayah Republik Rakyat Tiongkok.
Dugaan ini pertama kali muncul ketika aktivis Hong Kong dengan akun Twitter bernama @jeannette_ng mengunggah sebuah foto dari bagian kredit filmnya. Pada foto tersebut, tim produksi berterima kasih kepada sejumlah badan pemerintahan wilayah Xinjiang yang menjadi salah satu lokasi syuting filmnya. Hal ini kemudian menimbulkan masalah di media sosial karena Xinjiang merupakan wilayah tempat terjadinya genosida terhadap suku Uighur.
Mulan specifically thank the publicity department of CPC Xinjiang uyghur autonomous region committee in the credits.
You know, the place where the cultural genocide is happening.
They filmed extensively in Xinjiang, which the subtitles call “Northwest China”#BoycottMulan pic.twitter.com/mba3oMYDvV
— Jeannette Ng 吳志麗 (@jeannette_ng) September 7, 2020
Akibatnya, netizen pun banyak yang beranggapan kalau film ini juga secara enggak langsung mendukung pemerintahan Tiongkok yang telah melakukan pembantaian terhadap suku tersebut. Maka, enggak heran kalau Mulan kembali menuai kontroversi dan mengalami pemboikotan oleh sejumlah pihak. Sayangnya, hingga artikel ini ditulis, belum ada klarifikasi dari pihak Disney ataupun tim produksi filmnya berkaitan dengan kabar tersebut.
Namun, ini bukanlah pertama kalinya Mulan mengalami kontroversi dan menuai kecaman oleh publik. Sebelumnya, film tersebut juga sempat dikecam ketika Liu Yifei selaku pemeran utamanya menyatakan dukungan terhadap polisi Hong Kong yang melakukan tindakan brutal kepada sejumlah demonstran. Akibat satu kontroversi tersebut saja, film ini sampai diboikot oleh beberapa pihak di sejumlah negara, termasuk Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.
Selain kontroversi yang politis, Mulan juga sempat menuai kecaman ketika memutuskan untuk tayang secara streaming, bukan di bioskop seperti biasanya. Hal ini dilakukan oleh Asosiasi Bioskop Inggris karena dianggap sebagai kemunduran industri persinemaan di tengah masa pandemi Corona. Soalnya, perilisan film tersebut di bioskop dianggap akan membantu mereka memulihkan kondisi finansial pasca pandemi.
Nah, bagaimana tanggapan kalian dengan kontroversi Mulan terkait kaum Muslim Uighur tersebut? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR untuk kabar terbaru seputar film lainnya, ya!